Problem Ketidaksabaran Dalam Menjalankan Pancasila

Problem Ketidaksabaran Dalam Menjalankan Pancasila
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI, periode 2003-2005)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI, periode 2003-2005)

Hajinews – Jika ada yang bertanya kenapa nilai-nilai Pancasila tidak kunjung nampak manifestasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Saya kira jawabannya yang paling tepat adalah karena tidak adanya kesabaran berjalan dalam kerangka nilai-nilai Pancasila itu. Apa buktinya? Kita bisa menyebutkan banyak bukti, misalnya; kita tidak melihat adanya suatu rencana pembangunan jangka panjang yang tersusun melalui suatu Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), sebagaimana para pendahulu pernah merumuskannya. GBHN itu wajib ada jika Pancasila itu ingin diwujudkan atau ingin dilihat manifestasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. GBHN pada masa lampu, telah ditiadakan adalah bukti bahwa kita tidak sabar untuk mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila itu. Bisa jadi, ada saja isi dari GBHN masa lampau itu yang telah tidak sesuai dengan realitas kekinian, namun bukan berarti bahwa keberadaan Haluan Negara sebagai pedoman dari pengejawantahan nilai-nilai Pancasila itu tidak lagi dibutuhkan. Jika ada yang kurang relevan, tinggal diperbaiki saja. Mungkin sekali dalam dua puluh lima tahun. Tapi karena tidak adanya kesabaran, sehingga semua diserahkan kepada visi-misi seorang Presiden. Yang dalam prakteknya tidak pernah konsisten di jalankan, dan dapat diubah setiap saat mengikuti seleras oligharki. Semua serba tiba masa tiba akal. Dan itulah yang kita saksikan pasca reformasi. Sebenarnya, dalam tuntutan gerakan reformasi tahun 1998 itu, tidak poin tuntutan untuk menghapus keberadaan GBHN. Patut diduga penghapusan GBHN itu bagian dari agenda siluman yang membonceng dalam eforia reformasi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bukti yang kedua bahwa kita tidak sabar dalam menjalankan Pancasila adalah; menguatnya paham materialisme dalam segala aspek pembangunan. Bahkan yang paling dramatik akhir-akhir ini adalah menguatnya paham Islamophobia di kalangan elit politik kekuasaan. Sesuatu yang tentu akan memperhadap-hadapkan umat Islam dengan Pancasila. Disiisi lain, paham Nasakom (Nasionalis Beragama Komunis) nampak semakin memperoleh tempat istimewa dalam kebijakan pembangunan, terutama dalam urusan investasi. Demi memuluskan investasi ideologi Komunis yang nyata-nyata merupakan kontra atas ideologi Pancasila ini dibebaskan bergerak dan menancapkan cengkramannya atas nama investasi.

Di samping ketiadaan GBHN dalam pelaksanaan pembangunan sebagai mana dikemukakan diatas, masalah kedua yang nampak mengemuka dalam kehidupan kebangsaan kita adalah; ketidaksabaran dalam menjalani hukum-hukum perubahan. Segala aspek kehidupan semesta, pastilah mengalami perubahan. Perubahan yang bersifat alamiah itu, tidak dapat dipaksakan. Seperti tidak bisanya kita untuk memaksakan kapan bunga pohon menjadi buah, atau kapan seorang anak mencapai kedewasaannya, kapan suatu masyarakat dapat menerima demokrasi yang lebih liberal, atau kapan suatu masyarakat bisa bersaing dalam suatu sistem yang serta digital. Semua memerlukan proses, baik proses itu alamiah seperti yang terjadi pada tumbuhan, maupun proses itu disertai rekayasa teknology seperti yang terjadi dalam suatu masyarakat. Upaya mencapai tujuan bernegara, melalui program mencerdaskan kehidupan Bangsa, apalagi tanpa diserta GBHN, sebagai panduan, juga tanpa mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat alami maupun yang terjadi sebagai dampak dari rekayasa sosial, semakin memperburuk keadaan, jika diukur berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dalam hal keadaban, dan keadilan sosial misalnya; kita menyaksikan bagaimana prilaku korupsi masih semarak dilakukan para pejabat baik di pusat maupun di daerah. Korupsi ini suatu bentui prilaku yang di dalamnya terangkum multi karakter buruk, menunjukkan ketidakjujuran, ketidakadilan, kecenderungan kepada kesewenang-wenangan, ketiadaan rasa malu, kerusakan akhlaq dan moral, tega, tidak punya empaty terhadap kesulitan bersama, dan seterusnya. Jika korupsi ini tetap tinggi, itu cermin dari buruknya implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan para pejabat publik.

Politik dynasty

Salah satu faktor pendorong makin massifnya prilaku korupsi itu. Sebagaimana adagium Lord Acton, bahwa kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolute itu pasti korup. Politik dynasty itu gejala dari bergeraknya sistem politik menuju kekuasaan absolute. Jika dewasa ini muncul pandangan bahwa negara Komunis Tiongkok yang menerapkan absolutisme kekuasaan adalah baik, itu menunjukkan bahwa cara pandang tentang kekuasaan yang absolute itu sedang tumbuh dikalangan para politikus, dan itu tiada lain adalah proses pemikiran yang dihasilkan oleh politik dynasty. Politik dynasty sebab itu, tidak saja mengarah kepada absolutisme kekuasaan, namun juga muncul sebagai tantangan atas implementasi nilai-nilai Pancasila. Mereka yang mengusung dynasty politik dalam pola pikir mereka, sesungguhnya mereka adalah musuh Pancasila. Semua itu muncul sebagai akibat dari ketidaksabaran dalam menjalani sistem politik demokrasi yang seharusnya diterapkan secara bertahap, disesuaikan dengan tingkat perubahan budaya politik dalam masyarakat.

Banyak hal yang dapat kita uraikan dalam membuktikan bahwa ketidaksabaran dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila itulah salah satu faktor utama melengcengnya arah pergerakan kebangsaan kita, mmenjauh dari tujuan yang termaktub dalam pembukaan UUD NRI.

Upaya mengembalikan arah pembangunan ke rel yang tepat, sebagaimana dimaksud oleh UUD NRI itu sudah merupakan tantangan berat tersendiri, disaat politik kepartaian dikuasai tokoh-tokoh yang tidak memahami arah dan tujuan bernegara.

Semoga dapat menjadi renungan bagi kita semua, untuk selanjutnya mengambil langkah yang tepat untuk membenahi sistem tata kelola kehidupan kebangsaan kita berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Depok, Sabtu 13 Maret 2021

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *