Merasa Bersalah, Seorang Tentara Myanmar Memutuskan Membelot Dari Militer

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Seorang tentara Myanmar, Shing Ling, memutuskan untuk bergabung dengan gerakan antikudeta dan berhenti dari pekerjaannya. Dalam sebuah postingan media sosialnya, Ling yang berseragam tentara tampak memberikan hormat tiga jari sebagai bentuk dukungannya terhadap demokrasi.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021), tentara berusia 30 tahun itu memposting foto dirinya di Facebook minggu lalu, ketika pasukan keamanan terus melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Postingan itu dibagikan oleh lebih dari seribu akun sambil memuji keberaniannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Saya merasa sangat bersalah dan malu sejak 1 Februari,” kata Shing Ling kepada AFP dari tempat persembunyiannya di Yangon.

Kekerasan di kota Okkalapa Utara, Yangon pada awal Maret lalu menjadi pemicu Ling untuk bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil nasional.

“Saya ditempatkan sangat dekat dengan Okkalapa Utara, jadi senjata saya bisa menembak orang yang tidak bersenjata,” katanya. “Saya tidak bisa membiarkan itu terjadi. Itu sebabnya saya memutuskan untuk bergabung,” imbuhnya.

Di akun Instagram pribadinya, tentara etnis Chin itu memposting foto dirinya mengenakan seragam militer pada Oktober 2018. Dalam postingan terbarunya, dia membagikan foto dirinya yang memberikan hormat tiga jari setelah bergabung dengan gerakan mogok nasional, yang dilakukan para pegawai negeri karena menolak bekerja di bawah rezim junta militer.

Diketahui ada sejumlah laporan pembelotan polisi dan tentara, tetapi jarang dari mereka yang mengumumkan pembelotan karena takut akan konsekuensinya.

Menurut hukum militer Myanmar, bagi tentara yang membelot, mereka akan ditindak dengan hukuman mati.

Sementara itu, sekitar 200 petugas polisi dan keluarga mereka telah melarikan diri dari negara itu sejak kudeta – bagian dari arus pembelot yang menyeberang ke negara bagian Mizoram, India timur laut.

Diketahui Shing Ling bergabung dengan akademi militer saat remaja.

Sejak mengumumkan pembelotannya dari militer di Facebook, tentara muda itu memutuskan hubungan dengan batalionnya, mengubah penampilan dan kartu SIM selulernya, dan sekarang tinggal di lokasi rahasia di Yangon. Dia mengatakan junta akan menemukannya nanti.

Meski begitu, kesedihan mendalam yang dia rasakan ketika melihat tindakan keras terhadap warga sipil yang tidak bersenjata telah memperkuat tekadnya, dan dia ingin semua mantan rekannya menjawab pertanyaan: “Jika Anda harus memilih antara militer dan negara, Anda pilih yang mana?” (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *