Di Sekolah Rakyat Ancol Kita Bersama Menaklukan Kepasrahan

Di Sekolah Rakyat Ancol Kita Bersama Menaklukan Kepasrahan
Sekolah Rakyat Ancol
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Geisz Chalifah

Hajinews – Di Ancol ada banyak tempat untuk melakukan perubahan, apakah itu inovasi pelayanan tiket masuk, perubahan dalam birokrasi, perubahan dalam sarana wisata renovasi taman, resto dsbnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tapi ada yang tak mudah dilakukan, pelik dan butuh ikhtiar yang tak mengenal lelah yaitu; Melepaskan manusia dari jaring-jaring kemiskinan.

Salah satu eskalatornya adalah melalui pendidikan. Di Sekolah Rakyat Ancol ikhtiar tak kenal lelah tak mengenal kata menyerah. Mengajak berbagai lembaga lain berkolaborasipun dilakukan.

Cerita tentang Sekolah Rakyat Ancol bukanlah cerita drama yang diisi tangisan dan airmata sambil menjual kemiskinan.

Cerita tentang Sekolah Rakyat Ancol adalah soal keteguhan, soal kemauan bersama dan dikerjakan secara bersama, agar anak-anak itu yang melihat tayangan di Tv dengan menjual kehidupan kelas menengah, gaya hidup sultan dsb, sesuatu yang sangat jauh diluar jangkauan.

Bahkan untuk bermimpi tentang masa depanpun mereka tak memiliki keberanian.

Pasrah pada kehidupan, tak punya nyali untuk bersuara, tak dapat kesempatan, karna kesempatan mereka seringkali dirampas oleh mereka kelas menengah ngehe yang lebih diperhatikan suaranya oleh para pemangku kebijakan.

Pendidikan yang berfihak pada kaum borjuasi dengan beragam fasilitas yang sudah mereka miliki sejak dilahirkan.

Para Wakil Rakyat digedung ber ac itu hanya mengemis suara mereka disaat pemilu lalu berfihak pada kepentingan kelas menengah yang suaranya nyaring mengutamakan keegoisan atas kepentingan mereka sendirii.

Bahkan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) yang berfihak pada kesetaraan mereka teriaki habis2an, sesuai dengan aspirasi kaum yang tak memiliki kepedulian pada sesama warga negara.
Kaum miskin harus selalu Kalah. Titik!!!

Kaum miskin dimanapun adanya adalah manusia yang hanya memiliki setengah kehidupan, karena setengahnya lagi dikuasai oleh para pemilik akses, para pemilik modal bahkan untuk bersuara sekalipun.

Mereka antri paling panjang bila di rumah sakit, mereka antri paling panjang bila ingin mendapatkan anaknya disekolah negeri, karena sekolah negeri mendahukan ranking yang tentu saja dengan fasilitas yang dimiliki sangat terbatas mereka akan kalah dalam bersaing.

Mereka pasrah dan selalunya kalah. Hidup dalam Jaring-jaring kemiskinan itu seperti ikan berada dalam jala lalu menunggu untuk mati lemas.

Di sekolah Rakyat Ancol jaring itu harus diputus, Di Sekolah rakyat ancol optimisme harus dibangun dan disekolah itu pula kita bersama menyatakan: Bermimpi adalah hak setiap orang dan hak setiap warga negara menggapai mimpinya dan kita bersama saling bahu membahu untuk mewujudkan mimpi anak-anak bangsa yang tak tersapa.

Berungtung kini Jakarta memiliki Gubernur yang berfihak pada keadilan sosial hingga akses pada pendidikan bagus dan bermutu tak selalunya
dikuasai para pemilik “Megaphone” yang suaranya selalu lebih nyaring terdengar, menenggelamkan suara kaum miskin di gubug – gubug reot.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *