Rocky Gerung: Di Indonesia, Islam Distigma dengan Istilah Radikal dan Teroris

Rocky Gerung: Di Indonesia, Islam Distigma dengan Istilah Radikal dan Teroris
Pengamat politik, Rocky Gerung berbicara soal politik Islam dan proses hukum Habib Rizieq Shihab (HRS)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Pengamat Politik Rocky Gerung angkat bicara terkait adanya isu bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah berupaya untuk menyingkarkan Islam radikal dari perpolitikan Indonesia.

Rocky Gerung menilai, saat ini agama Islam di Indonesia mendapat stigma sebagai agama yang radikal. Padahal di dunia, Islam dianggap sebagai ideologi yang pro justice atau keadilan sosial.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Di Indonesia, Islam itu adalah stigma, tidak dipandang sebagai satu kekuatan politik yang membentuk the justice. Di dunia, Islam dianggap sebagai ideologi pro justice. Di kita, itu distigma, lalu disuntikkan dengan istilah radikal, istilah teroris,” kata Rocky Gerung, yang dikutip dari tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis, 25 Maret 2021.

Menurut Rocky Gerung, pemerintah Indonesia tengah memanipulasi Islam, yang kemudian disempitkan hingga ada upaya pembersihan HTI dan FPI.

“Jadi pemerintah kita sebetulnya memanipulasi Islam yang memang lagi tumbuh di dunia sebagai kekuatan alternatif, lalu disempitkan menjadi soal kepicikkan, pemerintah melihat secara picik, lalu ada pembersihan segala macam, sampai ada urusan HTI dan FPI,” tutur Rocky Gerung.

Meski demikian, Rocky Gerung menilai, saat ini publik sudah tidak lagi menganggap bahwa Islam itu teroris.

“Tapi bagi publik, bagian ini justru yang dianggap sebagai tantangan, karena publik tidak menganggap muslim itu teroris, publik tidak menganggap bahwa Islam itu membenci umat yang lain,” ujar Rocky Gerung.

Bahkan menurutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dulu sempat mendapat stigma, kini semakin melebarkan sayapnya dan merangkul orang-orang non muslim.

“Bahkan dulu stigmanya ada pada PKS, bahwa PKS adalah partai yang bakal terus menyempit karena sikapnya yang eksklusif. Sekarang justru PKS melebarkan spektrum sehingga merangkul yang non muslim,” kata Rocky Gerung.

Oleh karena itu, Rocky Gerung menilai, pemerintah telah gagal membaca teori bahwa sesungguhnya umat muslim semakin meluas justru karena ada ide keadilan sosial di dalamnya.

“Jadi pemerintah gagal melihat tesis bahwa muslim menjadi komprehensif justru karena ide justice-nya itu. Nah, Habib Rizieq ada di dalam upaya untuk memastikan bahwa justice adalah tuntutan utama dari politik Islam. Karena itu semua bersimpati pada Habib Rizieq,” kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung pun menilai bahwa saat ini masyarakat bisa memilah mana yang merupakan proyek pemerintah terhadap Islam yang disebut teroris radikal, dan mana yang sebetulnya politik Islam yang menuju pada Pancasila.

“Itu yang terlihat dalam upaya Habib Rizieq, karena yang mau dibantah oleh Habib Rizieq bukan soal kerumunan, tapi stigma bahwa dia itu radikal. Karena itu Habib Rizieq ingin berpidato untuk memperlihatkan bahwa politik Islam itu kebangsaan,” ujar Rocky Gerung.

Oleh karena itu, Rocky Gerung tak heran jika saat ini Habib Rizieq mendapatkan begitu banyak dukungan dan simpati dari masyarakat.

“Itu yang sebetulnya menjadi sinyal, mengapa kita membela Habib Rizieq, bukan karena sifat religiusnya tapi sifat sosiologisnya, sifat keadilan sosial, sifat kemanusian yang adil dan beradabnya,” kata Rocky Gerung

Sumber: pikiranrakyat

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *