Sinergi Pesantren Membangun Desa

Sinergi Pesantren Membangun Desa
ilustrasi: pondok pesantren
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Peran Pesantren

Meskipun sudah diistimewakan dengan UU dan glentoran anggaran triliunan rupiah, saya melihat, problem utama yang jadi kendala pembangunan desa adalah lemahnya kualifikasi sumber daya manusia. Dari aspek kompetensi, dan barangkali juga dari aspek moral. Bukan menegasi, tapi fakta bahwa SDM-SDM unggul dari desa banyak yang hijrah dan berkiprah di kota merupakan kenyataan yang banyak kita saksikan.

Dalam konteks inilah, saya mendorong pesantren didesain sebagai tulang punggung pembangunan desa. Terutama dalam menyuplai SDM. Seperti dikemukakan sebelumnya, desa dan pesantren adalah dua sub kultur yang punya interaksi panjang. Bahkan telah berasimilasi satu sama lain.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kedua entitas sosial ini, semestinya didorong untuk saling menopang berdasarkan kapasitas dan keunggulan masing-masing. Desa, sebagai ujung tombak administratif negara dan bisa menjangkau berbagai kebijakan pemerintah secara efektif. Sementara pesantren, menyandang peran sebagai iron stock sumber daya manusia. Menyuplai kebutuhan SDM unggul yang siap berkiprah membangun desa.

Pesantren tentu saja bukan tempat mencetak malaikat. Tapi, eksistensi dan peran pesantren serta pelibatan warga pesantren dalam agenda pembangunan desa dipastikan mempertebal benteng moral. Pesantren, adalah payung spiritual komunal. Memproteksi masyarakat desa di tengah gempuran budaya-budaya baru melalui penetrasi teknologi informasi di gawai hingga televisi.

Bukan cuma yang menyasar generasi muda. Namun juga nilai-nilai yang dapat menggerus kearifan dan nilai-nilai lokal atas nama perubahan zaman. Cultural shock ini, intens kita jumpai. Kadang, lebih mencemaskan daripada dekadensi moral yang terjadi di kota-kota yang masyarakatnya cenderung bisa diajak berdialog. Eksistensi pesantren di desa-desa, relatif punya pengaruh menjaga ketahanan spiritual, mewarnai moral dan memperkuat imunitas nilai-nilai.

Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang tengah digodok pemerintah berdasarkan amanat UU No.19 tahun 2019 tentang Pesantren, bahkan bakal memperbesar kontribusi lembaga pendidikan berusia ratusan tahun ini dalam pembangunan yang memang punya basis kultural mengakar di desa-desa. Rancang bangun kemandirian pesantren merupakan langkah maju, untuk melibatkan masyarakat pesantren dalam memberdayakan ekonomi desa. Selain sebagai institusi pendidikan, misi lain pesantren yang telah diterapkan selama ini adalah di bidang ekonomi.

Peta jalan ini, nantinya semakin mempertajam langkah pencapaian misi tersebut yang dapat disinergikan dengan program-program di desa. Misalnya kita mengenal ada pesantren agrokultural yang konsen di bidang pertanian. Ada pesantren berbasis peternakan, hingga pesantren berbasis perikanan.

Ringkasnya, SDM pesantren selain digembleng untuk belajar akademis, juga langsung diberdayakan. Turun ke lapangan melakukan praktik pertanian, perikanan hingga perkebunan. Kekayaan-kekayaan lokal di desa banyak yang belum tergarap optimal. Konsep pesantren mandiri ini, saya kembangkan di Insan Cendekia Madani (ICM) Pangkep. Pada akhirnya, tentu saja diharapkan memberikan manfaat luas bagi masyarakat. Sebagaimana puluhan ribu pesantren-pesantren lain yang tersebar di Sulsel.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *