Demi Keselamatan Jemaah, Menag Minta Persiapan Haji Harus Detil

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (foto: detik)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajaran Kemenag untuk mempersiapkan skenario penyelenggaraan haji di tengah pandemi COVID-19. Yaqut menekankan bahwa keselamatan warga harus diutamakan.

“Siapkan secara detail. Saya harap pelaksanaan haji benar-benar detail persiapannya. Jangan ada yang terlewat sedikit pun, karena terkait keselamatan jemaah,” kata Yaqut melalui keterangan tertulis di laman resmi Kemenag sebagaimana dilansir Detikcom, Selasa (20/3/2021).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Demi keselamatan jemaah, siapkan haji sedetail mungkin,” lanjutnya.

Yaqut mengatakan pandemi Corona membuat penyelenggaraan haji dan umrah dilakukan secara terbatas. Oleh sebab itu, dia meminta jajaran Kemenag mempersiapkan pelaksanaan haji jika dibuka untuk Indonesia tahun ini.

“Pembatasan juga terjadi dalam penyelenggaraan haji dan umroh sejak tahun lalu. Itu bisa menjadi pelajaran dalam persiapan, jika haji dibuka tahun ini,” ujar Yaqut.

Yaqut juga menyinggung kebiasaan jemaah selama ini yang mayoritas melaksanakan haji tamattu’ (umrah baru berhaji). Yaqut menyebut, jika jemaah haji Indonesia tahun ini diizinkan berangkat, dan ada skema karantina, akan ada opsi haji yang dilaksanakan adalah ifrad (haji dulu baru umrah).

“Hal ini harus dibahas bersama dalam muzakarah. Perlu kajian hukum, termasuk pola manasiknya agar bisa segera disosialisasikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yaqut meminta jajarannya menyiapkan mental jemaah, sebab dimungkinkan adanya perubahan skema penyelenggaraan haji di tengah pandemi ini. Untuk itu, Yaqut meminta seluruh jajaran di Kemenag bekerja maksimal supaya jemaah mendapat pengetahuan yang komprehensif dan mempersiapkan haji dengan matang.

“Jangan sampai beda-beda pemahaman. Tugas berat Pak Dirjen, selain menyiapkan mitigasi juga menata pemahaman. Selamat bermuzakarah. Saya harap ada rumusan solusi atas setiap potensi masalah yang ada,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ramadhan Harisman mengungkapkan penerapan protokol yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan haji di masa pandemi. Salah satunya terkait pemeriksaan swab PCR.

“Jika Saudi mengizinkan keberangkatan haji Indonesia, maka setidaknya jemaah akan melakukan tiga kali swab PCR,” jelas Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ramadhan Harisman dalam kesempatan yang sama.

Ramadhan mengatakan swab PCR pertama dilakukan paling lambat 2×24 jam sebelum terbang ke Arab Saudi. Swab PCR kedua, dilakukan saat tiba di Arab Saudi.

“Terakhir, swab PCR dilakukan lagi jelang pulang ke Tanah Air,” urai Ramadhan.

Ramadhan menjelaskan, selain swab PCR, jemaah harus melakukan swab antigen yang dilakukan jelang masuk asrama haji. Jemaah saat akan masuk asrama harus membawa bukti negatif hasil swab antigen.

Selain itu, Ramadhan menegaskan, semua jemaah dan petugas haji 2021 wajib divaksinasi. Kemenag, kata Ramadhan telah berkoordinasi dengan Kemenkes terkait vaksinasi jemaah haji yang sudah melunasi biaya haji 2020.

“Alhamdulillah, jemaah yang sudah melunasi biaya haji 2020 dan usianya di atas 60 tahun, sudah masuk prioritas vaksinasi untuk kategori lansia. Targetnya 31 Maret, dua kali dosis vaksin sudah disuntikkan ke jemaah,” ujarnya.

Ramadhan juga menjelaskan bahwa calon jemaah yang telah melunasi biaya haji 2020 dan usianya di bawah 60 tahun. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kemenkes, Ramadhan menyebut, mereka akan masuk kategori rentan.

“Insyaallah jemaah yang sudah melunasi biaya haji 2020, akan divaksin dan dijadwalkan pada akhir Mei semua sudah divaksinasi,” tuturnya.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *