Hikmah Siang :Kondisi Orang Tua di Alam Kubur Jika Punya Anak Hobi Maksiat

Foto: Antara
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. Menjadi kebahagiaan tersendiri jika memiliki anak-anak yang sholeh dan sholeha.

Sebab, anak akan selalu membahagiakan dan mendoakan orang tua untuk keselamatan dunia dan akhirat. Bahkan, ketika orang tua sudah meninggal dunia, anak masih bisa berbakti kepada orang tuanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Berbakti kepada orang tua merupakan hal yang wajib oleh setiap anak, di dalam Al-Qur’an perintah berbakti kepada orang tua dijelaskan setelah perintah beriman kepada Allah SWT.

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Israa:23-24)

Kewajiban berbakti kepada orang tua tidaklah gugur, bahkan ketika orang tua sudah meninggal dunia. Sebab, anak masih bisa berbakti dengan cara menghadiahi amal ibadah. Hal tersebut bisa dilakukan, karena anak adalah bagian dari usaha orang tua.

Dari Aisyah RA Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik rizki adalah yang kalian makan dari usaha (jerih payah) kalian sendiri. Dan sungguh nak-anak kalian itu termasuk dari usaha kalian.” (HR. Tirmidzi)

Orang tua yang meninggalkan anak yang sholeh dan sholehah merupakan salah satu pintu pahala jariyah. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seorang wafat, seluruh amalannya terputus kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR.Muslim)

Kehadiaran seorang anak dalam keluarga memang sebagai anugerah tersendiri. Sebagai generasi penerus, orang tua memiliki tanggung jawab mendidik anak agar berakhlak mulia.

Cara mendidik orang tua menjadi penentu pembentukan karakter anak. Begitupun sebaliknya, perbuatan anak yang melenceng dari ajaran agama bisa jadi karena faktor orang tua yang salah mendidik anak.

“Ingatlah, tidaklah seseorang berbuat kejahatan kecuali kejahatan itu ditanggungkan atas dirinya, kejahatan orang tua tidak bisa ditimpakan ke anaknya, dan kejahatan anak tidak bisa ditimpakan ke bapaknya.” (HR. Ibnu Majah)

Hadist tersebut menjelaskan bahwa dosa tidak ditimpakan kepada orang lain. Namun, sebagai orang tua tentu memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya semasa hidup.

Orang tua wajib memahamkan syariat dan menanamkan akhlak mulia, jika mereka melalaikan tanggung jawab tersebut maka mereka akan mendapatkan dosa atas maksiat anaknya karena kelalaiannya.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan mengenai kesedihan orang tua karena perbuatan dosa yang dilakukan sang anak. Hal tersebut sebagaimana tertulis dalam Al-Wadul Haq yang dikutip oleh Dr. Umar Abdul Kafi.

Ketika itu Rawabah bin Abdullah berkata:

“Setiap kali melakukan kebaikan, aku melihat ayahku tersenyum di dalam mimpiku.”

Ayahnya lantas berkata:

“Semoga Allah Ta’ala memuliakanmu dengan kebaikan. Engkau telah memuliakan aku di antara para penghuni kubur.”

Beberapa saat kemudian Rawabah absen dalam kebaikan dan justru lebih banyak melakukan perbuatan dosa. Rawabah pun melihat kondisi ayahnya dalam keadaan yang berbeda.

“Aku melihat ayahku menggigit jari-jemarinya.”

Sang ayah lalu bertutur yang berbeda.

“Engkau telah membuatku sedih, anakku. Jangan kau ulangi lagi, karena aku tidak berani bertemu dengan para penghuni kubur lainnya (lantaran rasa malu).”

Dosa yang diperbuat oleh sang anak bisa jadi karena kelalaian orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. Al-Tahrim:6)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *