Lima Salat dalam Al-Qur’an

Lima Salat dalam Al-Qur’an
foto: salat / unsplash
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. Mohammad Nasih, Pengasuh Pondok Pesantren dan Sekolah Alam Nurul Furqon (Planet NUFO) Mlagen Rembang dan Rumah Perkaderan & Tahfidh al-Qur’an; Pengajar di FISIP UMJ & Pascasarjana Ilmu Politik UI ( Redaksi Ahli Hajinews.id ).

HajinewsSalat adalah cara beribadah kepada Allah secara langsung yang tata caranya ditentukan. Membuat karya tata cara sendiri dalam menjalankan ibadah Salat masuk dalam kategori bid’ah dlalalah. Kesadaran ini bahkan sudah dimiliki orang-orang hanif sebelum Islam datang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di antara yang memiliki kesadaran tersebut adalah Zaid bin Amr. Ketika ia melihat orang musyrik melakukan Salat di sekeliling Ka’bah dengan menyertakan ritual pemujaan kepada berhala-berhala, Zaid mengatakan secara tegas tentang kesesatan mereka.

Dalam satu riwayat, Asma’ binti Abu Bakr mengatakan: “Aku pernah melihat Zaid bin Amr menyandarkan punggungnya di Ka’bah dan berkata: ‘wahai kaum Quraisy, demi jiwa Zaid yang berada di genggaman-Nya, tidak ada seorang pun di antara kalian yang sesuai dengan agama Ibrahim selain aku.

Kemudian ia berdoa: ‘Yaa Allah, seandainya aku mengetahui cara beribadah yang paling Engkau cintai, niscaya pasti aku akan menyembah-Mu dengannya, akan tetapi aku tidak mengetahuinya.’ Kemudian ia bersujud di atas kendaraannya.”

Nabi Muhammad secara tegas mengatakan: “Salatlah kalian, sebagaimana kalian melihatku melakukannya”. Karena itulah, sampai kapan pun tidak akan terjadi inovasi baru dalam melaksanakan Salat . Sebab, tata caranya sudah selesai empat belas abad lalu, sepeninggal Rasulullah.

Ada empat, bahkan lima macam Salat yang disebut dalam al-Qur’an. Saya menyebut “bahkan lima” karena empat yang pertama adalah Salat yang dalam konteks tata cara formalnya dilakukan sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad. Sedangkan satu lagi, di dalam al-Qur’an disebut Salat, tetapi tata caranya tidak dengan tata cara Nabi Muhammad.

Pertama, Salat orang mukmin sejati. Salat mereka ini dilakukan sengan sangat khusyu’. Ayat-ayat yang mereka baca, atau dibacakan kepada mereka, membuat iman mereka senantiasa bertambah. Dan itu membuat mereka makin menyadari tentang kekuasaan Allah Swt.. Karena itulah, mereka kemudian bertawakkal kian total kepada Allah.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (al-Anfal: 2)

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.’ (al-Anfal: 3)

أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (al-Anfal: 4)

Salat mereka ini adalah Salat yang oleh Allah disebut sebagai Salat yang berat, kecuali bagi mereka yang benar-benar memiliki ketundukan total hanya kepada Allah, sehingga mereka memiliki kesabaran atau daya tahan tinggi.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,” (al-Baqarah: 45)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah: 153)

Kedua, Salat orang munafik. Salat ini dilakukan dengan perasaan sangat malas, karena hanya ingin dilihat orang mukmin lainnya agar tidak teridentifikasi kemunafikan mereka, dan karena itu tidak ingat kepada Allah. Jika pun ada ingat kepada Allah, itu hanya sedikit saja.

Baca Juga  Corona dan Obat Mujarab 1.400 Tahun Silam

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (al-Nisa’: 145)

وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ

“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (al-Taubah: 54)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *