Ruang Kosong Itu Bernama Nahi Munkar

Ruang Kosong Itu Bernama Nahi Munkar
ilustrasi: nahi munkar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ahmad Sastra

Hajinews – Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [QS Ali Imran : 110]

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Amar ma’ruf maknanya adalah mengajak kepada Islam. Mengajak kepada Islam maknanya mengajak manusia untuk memeluk agama Islam dalam arti tunduk dan patuh kepada perintah dan hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupannya. Allah dengan tegas mengabarkan bahwa diciptakannya jin dan manusia agar menjadi hamba-hamba Allah. Allah juga menegaskan agar seorang muslim memasuki Islam secara kaffah.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS Adh Dhariyat : 56). Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu (QS Al Baqarah : 208).

Dakwah amar ma’ruf hukumnya fardhu ‘ain, artinya setiap pribadi muslim berkewajiban mengajak manusia kepada Islam. Dakwah amar ma’ruf bisa dilakukan dengan menanamkan pemahaman tentang Islam, menyadarkan tentang hukum-hukum perbuatan, mewujudkan komitmen yakni mengamalkan ajaran Islam dengan landasan iman dan taqwa serta mewujudkan konsistensi atau istiqomah dalam keimanan dan ketaqwaan.

Ruang dakwah amar ma’ruf ini relatif telah banyak yang mengisinya, terutama para ulama, ustadz dan guru. Amar ma’ruf ini relative tidak memiliki resiko dan akan mudah diterima, sebab mengajak kepada kebaikan sejalan dengan naluri manusia pada umumnya. Meski demikian tetap ada ujian dan hambatan dalam setiap jalan dakwah.

Islam diturunkan Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama perdamaian. Kata Islam itu sendiri secara etimologi berarti keselamatan dan perdamaian. Sementara Islam dalam makna terminologi adalah sistem nilai dari Allah yang mengatur urusan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri serta manusia dengan sesama manusia. Makna terminologis ini memiliki arti bahwa sistem nilai Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik ritual maupun sosial.

Islam adalah agama dakwah dan perdamaian, sebagaimana dinyatakan oleh Allah dalam al Qur`an suci, ‘Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.’ (QS An Nahl : 125)

Rasulullah sendiri sebagai utusan Allah yang membawa risalah Islam adalah sosok yang berakhlak agung dan sangat mencintai perdamaian. Sejak Rasulullah belum diangkat menjadi Rasul, beliau adalah pemuda yang sangat peduli kepada nasib masyarakat kecil yang menjadi korban kezaliman. Setelah menjadi Rasul, beliau dengan semangat yang membara menebarkan dan menerapkan Islam  sebagai sistem nilai perdamaian dan kesejahteraan untuk umat manusia. Sebab dalam ditegaskan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta, tanpa memandang suku, ras, bangsa dan agama.

Selain amar ma’ruf, dakwah juga meliputi nahi munkar, yakni mencegah kemungkaran. Kemungkaran adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan Islam, baik berupa ucapan, pemikiran, perbuatan hingga sistem aturan. Jika ma’ruf maknanya adalah segala yang haq, maka kemungkaran maknanya adalah segala kebatilan. Jika amar ma’ruf relatih tidak beresiko, maka nahi munkar sebaliknya, penuh dengan resiko. Itulah mengapa tidak banyak yang mengisi ruang nahi munkar ini.

Jika di suatu negeri terjadi banyak kemunkaran, maka setiap individu umat Islam wajib mencegahnya dengan berbagai cara, baik dengan hati, lisan, tangan (kekuatan). Kemungkaran akan mendatangkan kemurkaan Allah. Jika tak ada nahi munkar, maka disaat datang musibah, semua akan menjadi korbannya, baik orang kafir maupun orang beriman. Sebab matinya nahi munkar adalah akar dari datangnya segala musibah.

Itulah mengapa, dalam pandangan Islam, masyarakat diibaratkan sebagai sekelompok penumpang kapal. Para penumpang itu berada di ruang bawah dan ruang atas kapal. Jika suatu saat penumpang yang berada di ruang bawah kapal menginginkan air dengan cara melubangi dinding kapal berharap mendapat kucuran air laut dengan asumsi agar tidak mengganggu penumpang yang di atas, maka apa yang akan terjadi.

Justru dengan perbuatan itu, jika tidak ada yang mencegahnya, maka kapal bisa tenggelam dan seluruh penumpang akan terkena dampaknya. Karena itu penumpang yang di atas harus mengingatkan dan mencegahnya untuk tidak melakukan tindakan itu, jika menginginkan keselamatan seluruh penumpang. Begitulan Islam, mengingatkan manusia agar tidak membuat lubang-lubang kezoliman dan kemaksiatan karena akan berdampak buruk kepada seluruh manusia.

Melubangi dinding kapal diibaratkan perbuatan munkar yang jika tak dicegah, maka kapal itu akan tenggelam dan membinasakan semua penumpang, meski di kapal itu banyak orang beriman sekalipun. Lihatlah jika terjadi kemungkaran seperti legalisasi miras, lantas tidak ada yang mencegahnya hingga tak ada lagi miras, maka disaat terjadi musibah, semua orang di daerah itu akan kena dampak musibah tersebut.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *