Indonesia Terancam Defisit, LaNyalla: Harus Ada Skema Baru Datangkan Vaksin

Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti disambut Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah saat tiba di Bandara Fatmawati Soekarno, Kota Bengkulu/RMOL
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Indonesia terancam kehilangan 10 juta dosis vaksin AstraZeneca pasca embargo. Sebab dari target 30 juta dosis untuk periode Maret-April, Indonesia baru mendapatkan 20 juta dosis.

Defisit vaksin ini pun mendapat perhatian dari Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ini bukan hal yang mudah untuk diselesaikan. Pemerintah harus memberikan perhatian serius,” jelas LaNyalla di Bengkulu, dilansir idtoday, Jumat (9/4).

Pada dasarnya, LaNyalla mengaku defisit vaksin sudah terprediksi sebelumnya. Namun sayang, hal ini tidak segera diantisipasi Kementerian Kesehatan.

“Semestinya Kemenkes sudah memiliki roadmap yang jelas sehingga skema pemberian vaksin sesuai dengan jadwal. Atau, Kemenkes membuat skema opsi lain jika vaksin tidak dapat didatangkan,” katanya.

Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu meminta pemerintah memberikan skema lain yang lebih konkret jika ketidakpastian kedatangan vaksin sangat tinggi.

“Selain itu pemerintah perlu keterbukaan kepada publik agar dipahami keadaan yang sebenarnya, sehingga memunculkan kesadaran untuk mengubah perilaku masyarakat,” kata LaNyalla.

Ditambahkannya, Indonesia harus terus melobi negara-negara produsen

vaksin untuk mencukupi kebutuhan vaksinasi.

“Kita jangan menyerah, terus upayakan dengan mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki agar menjadi opsi lain dalam penyediaan vaksin, jika pun tidak berhasil kita telah belajar mengenai science vaksin yang sangat mahal,” tutupny.(dbs)

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *