Sri Mulyani Sebut Ekonomi Syariah, Said Didu: Semoga Ibu Tidak Diberi Gelar Kadrun

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa ekonomi dan keuangan syariah bisa memulihkan kondisi Indonesia yang tertekan akibat krisis pandemi Covid-19.

Sri Mulyani pun menekankan agar ekonomi dan keuangan syariah harus turut berkontribusi agar secepatnya bisa memulihkan kondisi Indonesia baik dari sisi sosial dan ekonomi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ekonomi dan keuangan syariah itu penting tapi tidak terpisah pada keseluruhan ekonomi, tidak eksklusif. Harus dipikirkan bagaimana kontribusi ekonomi syariah dalam pemulihan kita,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, ia menuturkan banyak azas dalam ekonomi syariah yang dapat menjadi pendorong pemulihan seperti dalam Islam yang menjunjung tinggi azas keadilan, transparansi, tata kelola yang baik, dan ikhtiar yang maksimal.

Menurut Sri Mulyani, berbagai azas tersebut sangat cocok untuk mendorong pemulihan dan mengeluarkan Indonesia dari middle income trap seperti perbaikan tata kelola menjadi lebih baik.

Pernyataan Sri Mulyani itu pun kemudian ditanggapi oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu pada Kamis, 8 April 2021.

Said Didu lantas berharap agar Sri Mulyani tidak diberikan julukan kadrun. Pasalnya diketahui, bagi siapa pun yang mendukung sesuatu yang bernuansa Islam kerap disebut kadrun oleh pihak-pihak tertentu.

“Semoga Bu Sri tdk diberi gelar kadrun,” ujar Said Didu seperti dilansir dari laman Pikiranrakyat-Depok.com pada Kamis, 8 April 2021.

Sebagai informasi, Sri Mulyani juga menjelaskan azas ekonomi syariah yang menjunjung tinggi kepedulian dan dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Kalau masalah SDM kita diminta selalu caring kepada semua. Investasi SDM itu penting sekali, tidak boleh ada masyarakat yang tertinggal. Ini cocok di dalam middle income trap,” ujar dia menjelaskan.

Sementara itu, aspek ekonomi syariah lainnya seperti wakaf dan zakat juga mampu menjadi wadah sinergi untuk menyalurkan bantuan sosial sehingga dampaknya dalam membantu kelompok miskin menjadi lebih efektif.

“Itu menurut saya merupakan isu penting,” kata Sri Mulyani secara tegas.

Kemudian, ia menegaskan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia harus turut berkontribusi dalam memperbaiki berbagai kebijakan di Indonesia dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi.

“IAEI harus juga bisa melihat fenomena (pandemi) ini baik dari tantangan dan dampaknya ke kebijakan ekonomi yang memiliki implikasi bagi kita semua,” ucapnya. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *