Bule Argentina Penjual Nasi Kebuli di Kobar Ternyata Mualaf Bernama Umar

Bule Argentina Umar mengaji disela-sela berjualan kebab dan nasi kebuli di Kotawaringin Barat. (Foto: iNews/Sigit Dzakwan)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Sosok bule asal Argentina berjualan kebab dan nasi kebuli di pinggir Jalan Antasari, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng) ternyata seorang mualaf. Bule Argentina tersebut bernama Umar bin Abdullah (24) yang sudah memeluk agama Islam sejak 2013.

Di sela-sela berjualan, Umar juga selalu meluangkan waktu untuk mengaji dan tak lupa menjalankan salat lima waktu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ya pas tidak ada pembeli saya luangkan waktu untuk mengaji, kalau ada suara azan langsung salat di masjid. Ini bekal saya nanti di akhirat,” ucapnya, dilansir Inews, Senin (1/2/2021).

Umar pun menceritakan pertama kali ke Indonesia pada 2017. Berawal untuk memperdalam agama Islam. Sebab di Argentina warga yang beragama Islam sangat sedikit. Makanya dia memilih Indonesia untuk memperdalam agama Islam karena penduduknya mayoritas muslim.

“Saya seorang mualaf sejak 2013 saat masih di Argentina. Saya dulu seorang Katolik. Awal masuk Indonesia sekitar tahun 2017 untuk belajar agama Islam di Yogyakarta. Sebelumnya pernah ke Selandia Baru, Australia dan saya melihat Indonesia mayoritas beragama muslim. 2018 baru masuk Kalimantan,” kata Umar.

Selama di Pangkalan Bun Kalteng Umar banyak berkenalan dengan para ustaz dan ulama. Dari situ dia kenal dengan mertuanya.

“Pada 2018 bulan Febuari tiba di Pangkalan Bun, saya menikah Agustus 2018, istri saya asli Pangkalan Bun namanya Aulia (28), saya sudah diberi seorang anak perempuan bernama Maryam. Sampai sekarang saya masih warga negara Argentina. Tapi jika nanti semua syarat selesai saya pasti akan menjadi WNI,” tuturnya.

Istri Umar diketahui merupakan seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Pangkalan Bun. Umar kini tinggal di RT 24, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan bersama istri dan satu anaknya.

Umar mengaku sudah berjualan nasi kebuli dan kebab sejak Juli 2020 di pinggir jalan dengan motor.

“Awalnya dulu saya mangkal di depan masjid Sirajul Huhtadin dekat pasar. Baru satu bulan mangkal di sini (Jalan Antasari depan lapangan istana kuning),” ujar Umar.

Dia mengaku mempunyai ide berjualan kebab pinggir jalan setelah melihat penjual kebab di Pangkalan Bun belum banyak dan harganya juga mahal. Untuk itu ia mencoba berjualan kebab dan nasi kebuli dengan harga murah.

“Harga kebab mini Rp5.000, yang besar Rp10.000, nasi kebuli per bungkus Rp10.000. Semua bahannya ini saya buat sendiri,” katanya.

Dia mengaku tidak malu berjualan kebab di pinggir jalan menggunakan motor meski istrinya seorang dokter. Bahkan dia mengaku mertua dan istri mendukung atas usaha kulinernya ini.

“Ngapain malu, gengsi. Dari pada maling atau mencuri. Mertua saya dan istri mendukung. Yang penting halal dan barokah. Cita-cita saya nanti jika usaha saya laris akan membuat food truck. Semoga saja kesampaian.. bismilllah,” kata suami dokter Aulia ini.

Umar berjualan setiap hari mulai pukul 06.00 WIB sampai sore hari dan mangkal di depan lapangan tugu Istana Kuning.

“Sehari paling sepi 20 kebab terjual, kalau rame bisa 30 kebab. Nasi kebuli sekitar 20-25 bungkus,” ujar ayah Maryam yang berumur 1 tahun.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *