Jam’iyyatul Qurraa wal Huffaaz (JQH) NU Jawa Tengah, Mengkader Ahli Qur’an Dengan Watak Cinta Tanah Air

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Semarang – Dr H Ali Imron Hasan SAg SH MAg dan Dr H Andi Purwono terpilih menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurraa wal Huffaaz (JQH) NU Jawa Tengah periode 2021-2026.  Pemilihan tersebut berlangsung dalam konferensi wilayah (Konferwil) yang berlangsung di Kampus Aswaja Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Jalan Menoreh Tengah, Sampangan, Semarang, kemarin.

Konferensi organisasi para qari dan hafiz-hafizah (penghafal Al- Qur’an) tersebut dilaksanakan secara daring dan luring, dibuka oleh Ketua Umum Pengurus Pusat JQH Drs KH Saifulloh Ma’shum SQ MSi. Konferwil juga memilih Drs KH Amdjad MPd dan Dr KH Nanang Nurkholis MA sebagai Ketua dan Katib Majelis Ilmi PW JQH NU Jateng.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dr Ali Imron adalah alumnus Pondok Pesantren Raudlatul Hufazh, Kodran, Kediri. Kini dia mengasuh Pondok Pesantren Ulumul Quran, Mangkang Kulon Semarang, sekaligus dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Sedang Dr Andi Purwono, pria kelahiran Purbalingga kini menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. Ali Imron dan Andi Purwono bersama tim formatur terdiri KH Amdjad, KH Baduhun Kendal, Hj Amalia Hamdanah dari pengurus wilayah serta empat pengurus cabang yaitu KH Hasyim Asy’ari AH dari Demak, KH Khoiron AH dari Brebes, KH dari Niamulloh AH dari Jepara, dan KHM Faqih AH dari Magelang ditugaskan untuk melengkapi pengurus.

Cinta Tanah Air

Ketua Umum Pengurus Pusat JQH NU Drs KH Saifulloh Ma’shum, dalam sambutannya mengatakan, tantangan JQH ke depan sangat berat terutama di era yang penuh ketidakpastian akibat pandemi.

‘’Kekuatan Jam’iyyatul Quraa wal Hufaaz terbukti oleh sejarah sejak didirikan KH Abdul Wahid Hasyim dalam mengkader ahli Qur’an dengan watak cinta tanah air dan dengan kompetensi mumpuni dan sanad ilmu yang tersambung hingga nabi,’’ katanya.

Menurut  dosen Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta itu, dalam aspek bacaan dan hafalan, saat ini di Indonesia sudah ada 120 metode membaca dan menghafal Al-Qur’an yang terus berkembang. Karena itu konsorsium di bidang ini tengah digagas JQH NU. Di bidang pengajaran dan pengamalan tantangan juga tidak mudah

Ada kelompok yang bukan ahli Qur’an memahami ayat suci secara tekstual dan sepotong- sepotong tanpa pemahaman utuh.
Akibatnya tantangan radikalisme dan terorisme masih saja sebagaimana kejadian bom Makasar dan serangan lone wolf ke Mabes Polri beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu menurut Saifulloh,  tidak hanya pengajaran klasikal namun pemanfaatan teknologi informasi juga sangat diperlukan agar dakwah dari para ahli Qur’an kompeten ini bisa mengisi ruang media sosial. ‘’Jika tidak, ruang maya informasi justru dipenuhi oleh orang yang justru tidak memiliki kompetensi memadai,’’ katanya.

Ketua Yayasan Wahid Hasyim Semarang Prof Dr KH Noor Achmad MA dalam sambutan virtual mengatakan, JQH sebagai organisasi dalam mendidik generasi qurani agar bisa menghadapi kompleksitas tantangan zaman.

‘’Optimalisasi peran JQH harus terus dilakukan melalui penguatan organisasi dan peningkatan efektivitas program kerja. Secara khusus,  Unwahas memberi apresiasi kepada para hamilul Qur’an melalui beasiswa di lembaga pendidikan ini,’’ kata Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI itu.

Hadir dalam upacara pembukaan Wakil Ketua PWNU Jateng Drs KH Aufarul Marom, Direktur Pascasarjana Unwahas Prof Dr KH Mudzakkir Ali MA dan para pengurus wilayah JQH NU. Para pengurus cabang se-Jawa Tengah hadir secara daring dari kabupaten/ kota masing- masing. (Nenden).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *