Beratnya Cobaan Sebagai Konsekuensi Bagi Konsistensi Dakwah Islam

Beratnya Cobaan Sebagai Konsekuensi Bagi Konsistensi Dakwah Islam
foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ahmad telah mengeluarkan dengan jalan Mus’ab bin Sa’id dari ayahnya, ia berkata, Aku berkata, “Wahai Rasulullah saw., siapa manusia yang paling berat cobaannya?” Rasulullah saw. bersabda: Para Nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian generasi setelahnya, dan generasi setelahnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila ia kuat dalam agamanya, maka ujian akan semakin ditambah. Apabila agamanya tidak kuat, maka ujian akan diringankan darinya. Tidak henti-henti ujian menimpa seorang hamba hingga ia berjalan di muka bumi ini dengan tidak memiliki kesalahan sedikit pun.

Lihatlah bagaimana ujian dan cobaan yang diterima oleh para nabi dan Rasul sepanjang perjalanan menyampaikan Islam kepada umat dan pengauasa saat itu. Deraan sakit menahun yang dirasakan oleh Nabi Ayyub, godaan iblis yang dialami oleh nabi Adam, ujian ditelan ikan yang dialami nabi Yunus, celaan dan hinaan serta permusuhan  yang dialami oleh Nabi Nuh, penyiksaan berat yang dialami Nabi Ibrahim dan nabi Musa, perintah penyembelihan yang dialami oleh nabi Ismail, sementara Nabi Yusuf harus dipenjara oleh penguasa. Sementara Nabi Muhammad mengalami semua bentuk ujian dan cobaan itu. Semua bentuk cobaan itu tidak hanya dialami oleh para nabi, namun juga para pengikutnya yang setia dan istiqomah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Fase dakwah yang dijalani Rasulullah ada dua, yakni fase makkah yang belum ada daulah Islam dan fase madinah yang telah ada daulah Islam. Maknanya dakwah bisa jadi terjadi di darul kufr maupun darul Islam. Pengemban dakwah adakalanya berada di Dârul Islam (Daulah Islamiyah) dengan  aktif melaksanakan muhasabah (melakukan kritik dan koreksi) dan amar makruf nahyi munkar.

Muslim umumnya dan pengemban dakwah khususnya tengah hidup di negara kufur. Para pengemban dakwah yang akan melakukan perubahan mendasar saat ini, kondisinya serupa dengan kondisi kaum muslim yang ada di Makkah. Bahkan lebih dari itu, kaum Muslim saat ini juga harus terikat dengan hukum-hukum yang telah diturunkan setelah hijrah.

Kaum Kafir di Makkah telah memaksa kaum Muslim agar mengingkari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. dan keluar dari Islam menuju kekufuran. Mereka pun menuntut agar kaum Muslim saat itu meninggalkan aktivitas mengemban dakwah Islam, dan supaya mereka tidak menampakkan ibadahnya di hadapan orang banyak.

Tuntutan semacam ini dilakukan pula oleh para penguasa zalim saat ini. Bahkan lebih dari itu, para penguasa tersebut juga meminta para pengemban dakwah untuk bekerjasama dengan mereka, apakah menjadi intel (mata-mata) atau menjadi agen pemikiran (âmilan fikriyan) yang mempropagandakan berbagai pemikiran untuk melayani kepentingan penguasa bodoh. Pemikiran liberalisme, pluralisme dan sekulerisme hakikatnya adalah pemikiran jahiliah yang kini kembali disebarakan oleh kaum kafir dibantu oleh para pengkhianat agama dari kalangan muslim.

Berbagai bentuk cobaan yang dialami oleh Rasulullah telah banyak digambarkan dalam berbagai kabar sirah dan hadis. Inilah beberapa cobaan yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabat hanya karena istiqomah dalam keimanan dan dakwah Islam.

Pertama, pemukulan. Al-Hâkim dalam al-Mustadrak telah mengeluarkan sebuah hadits, ia berkata, “Hadits ini shahih isnadnya memenuhi syarat Muslim, dan Imam Muslim pun menyetujui hadits ini dalam al-Talkhîsh.” Dari Anas ra., ia berkata : Kafir Quraisy telah memukuli Rasullullah saw. hingga beliau pingsan. Kemudian Abû Bakar ra. berdiri dan berteriak, “Binasa kalian!, Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan, ‘Tuhanku adalah Allah?’” Mereka berkata, “Siapa orang ini?.” Mereka berkata lagi, “Orang ini adalah anak Abi Kuhafah yang gila.”

Kedua, mengikat. Al-Bukhâri meriwayatkan dari Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail dari Masjid Kufah, ia berkata : Demi Allah, aku melihat diriku sendiri, ketika Umar telah mengikatku karena keislamanku, sebelum dia masuk Islam. Andai saja gunung Uhud hilang dari tempatnya, disebabkan oleh apa yang kalian lakukan terhadap ‘Utsmân, pasti dia pun akan tetap konsisten seperti itu. Dalam riwayat al-Hâkim dikatakan, “Ia mengikatku dan ibuku.” Ia berkata, “Hadits ini shahih memenuhi syarat Muslim.”

Ketiga, tekanan dari ibu. Ibnu Hibban meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Mus’ab bin Sa’ad dari bapaknya, berkata, “…. Berkata Ummu Sa’ad, “Bukankah Allah telah memerintahkanmu untuk berbuat baik kepada orang tua? Demi Allah, aku tidak akan makan dan tidak akan minum hingga aku mati atau engkau kufur (dari agama Muhammad).” Sa’ad berkata, “Jika mereka hendak memberi  makan kepadanya, maka mereka membuka mulutnya dengan paksa.” Kemudian turunlah ayat : Dan Aku telah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuannya (TQS. al-Ankabut [29]: 8)

Keempat, dijemur di bawah terik matahari.  Dari Abdullah, ia berkata, “Sesunguhnya yang pertama kali menampakkan keislamannya ada tujuh orang, yaitu Rasulullah saw., maka Allah meberikan perlindungan kepada beliau dengan pamannya, Abû Thalib. Kemudian Abû Bakar, maka Allah melindunginya dengan kaumnya. Sedangkan yang lainnya, mereka disiksa oleh kaum Musyrik. Mereka dipaksa memakai baju besi, kemudian dijemur di bawah terik matahari. Maka tidak ada seorang pun kecuali melakukan apa yang diinginkan oleh kafir Quraisy, kecuali Bilal. Karena ia telah mampu menundukkan perasaannya karena Allah semata. Hingga ia menganggap sepele terhadap kaumnya. Akibatnya mereka semakin marah dan menyuruh anakanak untuk mengarak Bilal di lembah-lembah Makkah. Ketika itu Bilal mengatakan, ‘Ahad-Ahad.’” (HR. al-Hâkim dalam al- Mustadrak. Ia berkata, “Hadits ini shahih isnadnya, meski tidak dikeluarkan oleh al-Bukhâri Muslim.” Dalam at-Tarikh, adz-Dzahabi menyetujuinya).

Kelima, Melarang Tampil dan Menyerukan (Dakwah) secara Terbuka.  Al-Bukhâri telah mengeluarkan dari hadits yang cukup panjang, dari ‘Aisyah ra. Ia berkata: “…Mereka (kafir Quraisy) berkata, ‘Sesungguhnya kami menjamin Abu Bakar karena jaminanmu agar beribadah kepada Tuhannya di rumahnya saja, tapi ia telah melanggarnya. Ia membangun Masjid di halaman rumahnya, kemudian secara terang-terangan shalat dan membaca al-Quran di Masjidnya itu. Kami sangat khawatir istri-istri dan anak-anak kami tergoda olehnya. Cegahlah ia ! Jika ia memilih untuk menyembah Tuhannya di rumahnya, maka biarkan ia melakukannya. Tapi jika menolak dan ia tetap akan menyembah Tuhanya secara terang-terangan, maka mintalah kepadanya agar mengembalikan jaminanmu. Karena kami tidak ingin mempermalukanmu, dan kami tidak mengizinkan Abû Bakar beribadah secara terang-terangan….’”

Keenam, melempari dengan batu. Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah telah mengeluarkan hadits dalam kitab Shahih-nya dari Thariq al-Muharibi, ia berkata; Aku melihat Rasulullah saw. lewat pasar Dzil Majaz. Ia memakai jubah berwarna merah. Beliau bersabda : Wahai manusia, katakanlah Lâ Illâha Illallâh, niscaya kalian akan berbahagia.

Pada saat itu ada seorang laki-laki yang mengikuti Rasulullah saw. sambil melemparinya dengan batu. Akibatnya tumit dan betis beliau berdarah. Orang itu berkata, “Wahai manusia!, Jangan mengikutinya karena ia adalah pendusta.” Aku berkata, “Siapa orang itu?” Mereka berkata, “Ia adalah anak muda dari bani Abdil Muthalib.” Aku berkata lagi, “Lalu siapa orang yang mengikutinya sambil melemparinya dengan batu?” Mereka berkata, “Abdul Uzza”, Abû Lahab.

Ketujuh, dilempari kotoran hewan. Imam al-Bukhâri telah meriwayatkan dari Abdullah ra., ia berkata; Ketika Nabi saw. sedang sujud dan di sekitarnya terdapat sekelompok orang Quraisy, datanglah Uqbah bin Abi Mu’ith dengan membawa kotoran unta yang telah disembelih dan melemparkannya ke punggung Nabi saw; maka Nabi tidak mengangkat kepalanya. Kemudian Fatimah datang dan mengambil kotoran itu dari punggung Nabi saw. Beliau membiarkan apa yang dilakukan orang-orang Quraisy itu kemudian bersabda : Ya Allah, binasakanlah segolongan orang Quraisy, yaitu Abû Jahal bin Hisyam, Uthbah bin Rabî’ah, Syaibah Ibnu Rabî’ah, Umayah Bin Khalaf atau Ubay bin Khalaf, (dua nama yang terakhir merupakan keraguan dari perawi hadits ini).

Kedelapan, Berusaha Menginjak Leher dan Menaburkan Tanah ke Wajah.  Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abû Hurairah, ia berkata; Abû Jahal pernah berkata, “Apakah Muhammad ditaburi wajahnya dengan tanah di depan kalian?” Kemudian ada yang menjawab, “Benar.” Abû Jahal berkata, “Demi Latta dan Uzza, jika aku melihatnya melakukan hal itu, maka aku akan menginjak lehernya atau akan menaburkan tanah ke wajahnya.” Abû Hurairah berkata, “Kemudian Abû Jahal mendatangi Nabi saw., ketika beliau sedang shalat. Ia bermaksud menginjak leher Nabi saw. Maka, tidak ada yang mengagetkan mereka, kecuali saat dia berjalan di belakangnya dan menahan tangannya. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Apa yang terjadi padamu?’ Abû Jahal berkata, ‘Antara aku dan Muhammad benar-benar ada parit api, monster yang menakutkan, dipenuhi dengan sayap-sayap.’” Rasulullah saw. Bersabda : Andai kata (Abû Jahal) mendekatiku, maka pasti ia akan disambar anggota tubuhnya satu persatu oleh Malaikat.

Kesembilan, Penyiksaan Tanpa Diceritakan Uslubnya.  Adz-Dzahabi meriwayatkan dalam at-Tarikh, al-Baihaqi dalam asy-Sya’bi, Ibnu Hisyam dalam as-Sirah, dan Ahmad dalam Fadhail Shahabah dari Urwah, ia berkata; Ketika Bilal sedang disiksa dan mengatakan Ahad, Ahad, Waraqah Bin Naufal berjalan melewatinya, seraya berkata: Ahad, Ahad, Allah! wahai Bilal. Kemudian Waraqah menemui Umayah bin Khalaf dan orang-orang dari Bani Jamuh yang telah menyiksa Bilal. Ia berkata; Umayah berkata, “Aku bersumpah dengan nama Allah, jika kalian membunuhnya dalam keadaan seperti itu, maka aku akan menjadikannya sebagai orang yang senantiasa dikenal.”

Kesepuluh, Membuat Kelaparan.  Ibnu Hibban telah mengeluarkan dalam kitab Shahih-nya dari Anas, ia bekata; Rasulullah saw. Bersabda : Aku telah disiksa karena Allah, dan tidak ada seorang pun yang dianiaya. Aku telah ditakut-takuti karena Allah, dan tidak ada seorang pun yang ditakut-takuti. Aku telah diboikot selama tiga hari tiga malam, dan aku tidak melihat makanan sedikit pun kecuali yang tersembunyi di balik ketiak Bilal.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *