Beratnya Cobaan Sebagai Konsekuensi Bagi Konsistensi Dakwah Islam

Beratnya Cobaan Sebagai Konsekuensi Bagi Konsistensi Dakwah Islam
foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kesebelas, Pemboikotan.  Ibnu Sa’ad telah meriwayatkan dalam ath-Thabaqat dari al-Waqidi… dari Ibnu Abbas, dan Abû Bakar bin Abdurrahman bin al-Haris bin Hisyam, dan Utsman bin Abi Sulaiman bin Jubair bin Muth’im, hadits sebagian mereka masuk kepada sebagian yang lain: … Orang Quraisy telah menulis surat kepada Bani Hasyim agar mereka tidak menikah, berjual-beli dan bergaul dengan kaum Quraisy… Mereka telah memutuskan bantuan barang dagangan dari Bani Hasyim. Bani Hasyim tidak keluar kecuali dari satu musim ke musim yang lain hingga ditimpa kepayahan dan terdengar suara tangisan anak-anak mereka dari balik lembah. Di antara orang Quraisy ada yang senang melihat hal itu dan ada yang tidak senang… Mereka tinggal di lembah itu selama tiga tahun… Adz- Dzahabi dalam at-Tarikh telah menceritakan kabar pemboikotan ini dari Musa bin Uqbah dari Az-Zuhri.

Keduabelas, Mengolok-olok dan Mengejek.  Ibnu Hisyam berkata dalam Sirah, Ibnu Ishaq berkata; Aku telah dikabari Yazid bin Ziad dari Muhammad bin Ka’ab al-Karzi, setibanya di Thaif, Rasulullah saw. pergi menemui beberapa penduduk Tsaqif. Mereka adalah para pemimpin dan tokoh-tokoh Tsaqif. Mereka ada tiga orang bersaudara… Kemudian Rasulullah saw. duduk bersama mereka dan mengajak kepada agama Allah. Rasulullah saw. menyampaikan kepada mereka tentang tujuan kedatangannya, yaitu mencari orang yang siap menolongnya, dan berjuang bersama beliau menghadapi siapa saja di antara kaumnya yang menentang beliau. Salah seorang dari mereka berkata, “Aku siap mencabut kain Ka’bah dan membuangnya jika Allah memang mengutusmu sebagai Nabi.” Yang lain berkata, “Apakah Allah tidak mendapatkan yang lain untuk diutus selain engkau?” …Kemudian mereka memprovokasi orang-orang pandir dan hamba sahaya untuk mencaci-maki Rasulullah saw. Dan meneriakinya dengan kata-kata kotor…

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketigabelas, Memutuskan Hubungan antara Pimpinan dan Pengikut.  Imam Muslim telah meriwayatkan dari Sa’ad, ia berkata; kami pernah bersama Nabi saw., jumlah kami ada enam orang. Kemudian kaum Musyrik berkata kepada Nabi, “Usirlah mereka itu agar tidak lancang kepada kami.” Sa’ad berkata; Sahabat Rasul saw. pada saat itu adalah aku, Ibnu Mas’ud, seorang lelaki dari Hudzail, Bilal, dan dua orang lelaki yang tidak aku kenali namanya Kemudian ucapan kaum Musyrik itu mempengaruhi diri Nabi saw., dengan izin Allah. Sehingga Nabi saw. berbicara di dalam hatinya, kemudian turunlah Firman Allah : Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. (TQS. al-An’am[6]: 52)

Keempatbelas, Tawar-menawar antara Mabda (Ideologi) dengan Tahta, Harta, dan Wanita. Kemudian Utbah mendatangi Nabi saw., dan berkata, “Wahai Muhammad!, siapa yang lebih baik, apakah engkau atau kah Hasyim? Siapakah yang lebih baik, apakah engkau atau Abdul Muthalib? Siapakah yang lebih baik, apakah engkau atau Abdullah?” Maka Nabi tidak menjawabnya. Utbah berkata, “Lalu kenapa engkau mencaci tuhan-tuhan kami dan menyesatkan nenek moyang kami? Jika engkau melakukan hal itu karena ingin tahta, maka kami akan mengikat panji-panji kami kepada engkau sehingga engkau jadi pemimpin kami; jika engkau inginkan wanita maka kami akan menikahkan engkau dengan sepuluh wanita yang bisa engkau pilih dari wanita Quraisy sekehendakmu; dan jika engkau menginginkan harta, maka kami akan mengumpulkan harta-harta kami untukmu yang bisa mencukupimu dan keturunanmu.”

Rasulullah saw. diam tidak berbicara. Ketika Utbah selesai bicara, Rasulullah saw. membaca : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hâ Mîm. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. (TQS. Fushilat [41] : 1-3); hingga sampai ayat ketiga belas : Jika mereka berpaling maka katakanlah, “Aku telah memperingatkankamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum `Aad dan kaum Tsamud. (TQS. Fushilat [41]: 13)

Kelimabelas, mencaci-maki. Ibnu Abbas berkata ayat ini (QS Al Isra’ : 110) diturunkan ketika Rasulullah saw. sedang dakwah secara sembunyi-sembunyi di Makkah. Rasulullah saw. ketika shalat bersama para sahabat, suka mengeraskan suaranya ketika membaca al-Quran. Jika orang-orang musyrik mendengarnya, maka mereka akan mencaci maki al-Quran, mencaci maki yang menurunkannya dan yang membawanya. Allah berfirman kepada nabi-Nya : Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya (TQS. al-Isra’ [17]: 110).

Keenambelas, Mendustakan. Al-Bukhâri dan Muslim telah meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : Ketika orang-orang Quraisy mendustakanku (tentang berita Isra Mi’raj), aku berdiri di Hijr (Ismail), maka Allah menampakkan (Baitul Maqdis); (Dalam riwayat lain), maka Allah menampakkan Baitul Maqdis kepadaku. Maka aku mulai memberitahukan kepada mereka tentang tanda-tandanya, sambil melihatnya.”

Ketujuhbelas, Propaganda Negatif dan Perlawanan.  Ibnu Hibban telah meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Ibnu Abbas, ia berkata; Ketika Ka’ab bin al-Asyraf datang ke Makkah, mereka (kafir Makkah) mendatanginya dan berkata, “Kami adalah ahli Siqayah (pengelola minuman di Ka’bah, penj.) dan Sadanah (pemelihara Ka’bah, penj.) dan engkau adalah pemimpin penduduk Yatsrib. Siapakah yang lebih baik, kami atau orang yang hina ini, yang terpisah dari kaumnya (maksudnya Nabi Muhammad saw. penj.). Ia menganggap dirinya lebih baik dari kami.” Kemudian Ka’ab berkata, “Kalian lebih baik darinya.” Maka Allah menurunkan firman-Nya kepada Rasulullah saw.: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (TQS. al-Kautsar [108]: 3), Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang orang yang beriman. (TQS. an-Nisa [4]: 51).

Kedelapanbelas, Menghalangi Hijrah.  Al-Hâkim meriwayatkan dalam al-Mustadrak, ia berkata, “Hadits ini shahih isnadnya meski tidak dikeluarkan oleh al-Bukhâri Muslim.” Hadits ini disepakati adz-Dzahabi dari Suhaib, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda : Aku telah diperlihatkan pada tempat hijrah kalian yang subur di antara balik Harrah. Tempat itu bisa jadi Hajran atau Yatsrib. Suhaib berkata, Rasulullah saw. keluar menuju Madinah bersama Abû Bakar. Aku bermaksud keluar bersamanya, tapi dihalangi dua pemuda Quraisy, maka aku pun menjadikan malamku itu dengan terus-menerus berdiri, tidak duduk. Mereka berkata, “Allah telah menghalangi kalian darinya dengan kekuasan-Nya, dan aku pun tidak mengeluh.”

Keduapuluh, Berusaha Membunuh dan Mengancam Nabi.  Al-Bukhâri meriwayatkan dari Urwah bin Zubair, ia berkata Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amr tentang kekejian yang paling parah, yang dilakukan oleh kaum Musyrik kepada Nabi saw. Abdullah bin Amr berkata; Aku pernah melihat Uqbah bin Abi Mu’ith datang menuju Nabi saw. ketika beliau sedang shalat. Kemudian ia meletakkan selendangnya ke leher Rasulullah saw. dan mencekiknya. Kemudian datanglah Abû Bakar hingga ia melindungi Rasulullah saw. dari kekejian Uqbah, seraya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seorang manusia yang mengatakan bahwa Tuhanku adalah Allah? Padahal ia telah datang kepadamu dengan membawa penjelasan-penjelasan dari Tuhannya?”

Keseluruhan ujian dan cobaan itu akan berlangsung sampai akhir zaman. Maknanya setiap umat nabi Muhammad yang mengikuti jejak dakwah yang dicontohkan Rasulullah, maka akan mendapatkan ujian dan cobaan, dari mulai dicaci, didustakan, dihina, dikriminalisasi, dipenjara, dibubarkan, hingga dibunuh oleh kaum kafir dan munafik. Meski demikian, Allah dengan tegas agar para pembawa dakwah tetap istiqomah dan sabar menghadapi berbagai ujian dan cobaan di jalan perjuangan Islam ini. banyak ayat dan hadis tentang kesabaran :

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.(QS Ali Imran : 200). Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (TQS. az-Zumar [39] : 10). Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (TQS. al-Baqarah [2]: 153). Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (TQS. al-Baqarah [2]: 155)

Rasulullah bersabda : Seorang muslim yang diuji dengan rasa sakit karena duri atau yang lebih dari itu, maka Allah pasti akan menebus kesalahankesalahannya karena musibah itu, sebagaimana suatu pohon menggugurkan daunnya. (Mutafaq ‘alaih).

Hadits yang lain adalah dari ‘Aisyah, ia berkata; Rasulullah saw. Bersabda : Satu duri atau yang lebih dari itu, yang menimpa seorang mukmin, maka pasti dengan duri itu Allah akan mengurangi kesalahannya. Dalam satu riwayat dikatakan “naqushshu” artinya kami akan mengurangi. (Mutafaq ‘alaih).

Hadits dari Abû Hurairah dan Abû Sa’id, dari Nabi saw., bersabda: Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, berupa sakit yang berterusan, sakit yang biasa, kebingungan, kesedihan, kegundahan hingga duri yang menusuknya, maka pasti musibah itu akan menjadi penghapus bagi kesalahan-kesalahannya. (Mutafaq ‘alaih).

Akhirnya, marilah kita renungkan perkataan Imam Syafi’i berikut : jika kita telah yakin berjalan di atas jalan Allah, maka berlarilah. Jika tak mampu berlari, maka berjalan cepatlah. Jika tak mampu berjalan cepat, maka merangkaklah. Jangan pernah berhenti, apalagi balik arah.

Sumber: ahmadsastra

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *