Hajinews – Jakarta – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu merespons kamus sejarah Indonesia yang tidak menyertakan nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari.
Dia menilai hal itu tidak bisa dianggap sepele karena penghilangan nama pahlawan Islam akan terus berulang jika hal tersebut dibiarkan. Said Didu mengumpakan penghilangan tersebut dengan seekor harimau dan seekor kerbau. Kerbau yang tak acuh terhadap kerbau lain yang menjadi mangsa harimau akan menjadi target berikutnya.
“Jika seekor harimau memakan seekor kerbau dan kerbau lainnya hanya diam, maka giliran berikutnya yang dimakan adalah kerbau yang diam menyaksikan temannya dimakan,” cuit Said Didu, Senin (19/4).
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga telah menyampaikan protes karena Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tengah menjadi sorotan publik lantaran tak memuat profil KH Hasyim Asyari. Namun, sejumlah nama tokoh komunis muncul dalam kamus yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.
“PKB protes keras karena KH Hasyim Asyari tidak tertulis dalam kamus sejarah Indonesia terbitan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud,” kata Sekretaris Jenderal DPP PKB, Hasanuddin Wahid.
Beberapa nama tokoh komunis diulas dalam kamus setebal 339 halaman itu. Beberapa di antaranya seperti Profil Henk Sneevliet dapat ditemukan dalam kamus di halaman 87. Sneevliet adalah pendiri Indische Social-Democratische Vereniging (ISDV), organisasi beraliran kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia.
Selain itu, ada pula profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirjo yang ditemukan pada halaman 51. Ia adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia pada 1920-1925.
Ada pula profil Semaoen ditemukan di halaman 262. Semaoen menjabat Ketua Partai Komunis Indonesia yang semula bernama ISDV. Ia juga dikelan sebagai aktivis komunis dan pimpinan aksi PKI 1926.
Selanjutnya ada profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai ketua Partai Komunis Indonesia. Profil DN Aidit ditemukan pada Kamus Sejarah Indonesia halaman 58. DN Aidit membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955 dan partai komunis ke-3 terbesar di dunia setelah Rusia dan China. (dbs).