Bu Mega, Pancasila Yok Opo Seh Yang Dimaksud ?

Bu Mega, Pancasila Yok Opo Seh Yang Dimaksud ?
Megawati soekarnoputri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

“Selain sebagai dasar dan ideologi negara kita, Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia, sehingga kalau menurut saya mata pelajaran Pancasila itu wajib masuk dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang,”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

[Megawati Soekarnoputri, 21/4/2021]

Hajinews – Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sowan ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputi. Beredar spekulasi, hal ini adalah manuver sang Menteri Pendidikan agar selamat dari isu reshuffle kabinet yang sedang hangat beberapa hari terakhir. Pasalnya, Nadhiem dianggap gagal dan sering membuat blunder, yang terakhir terkait hilangnya mata ajar Pancasila dan Bahasa Indonesia dari kurikulum pendidikan.

Pertemuan tidak berlangsung empat mata, turut hadir mendampingi : Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan juga Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto. Secara ketatanegaraan, pertemuan ini aneh dan tak sejalan dengan pakem komunikasi dan koordinasi bernegara.

Megawati meskipun Ketua Umum PDIP, dalam struktur ketatanegaraan bukanlah siapa-siapa. Megawati bukanlah atasan Mendikbud. Lebih menggelikan, sejumlah pejabat dari BPIP, Menkum HAM dan MPR turut menghadap Megawati.

Pertemuan itu jelas mengkonfirmasi atasan Nadiem secara de jure adalah Presiden Jokowi, namun secara de facto adalah Megawati. Pertemuan juga kembali menegaskan, bahwa Presiden Jokowi adalah bawahan PDIP, petugas PDIP. Wajarlah, dua menteri Jokowi sowan menghadap Megawati.

Namun yang menggelitik, adalah pernyataan Megawati.

Mega menyebut Pancasila selain sebagai dasar dan ideologi negara kita, juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia, sehingga kalau menurutnya mata pelajaran Pancasila itu wajib masuk dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang.

Pertanyaannya, benarkah Pancasila menjadi dasar dan ideologi negara ? Kepribadiannya Pancasila yang seperti apa yang dimaksud Ketum PDIP Megawati Soekarnoputi ?

Apakah, penguasaan tambang oleh asing dan aseng, privatisasi berbagai sektor publik, liberalisasi ekonomi, sekulerisasi pendidikan, kebudayaan yang super hedonis, sejalan dengan Pancasila ? Faktanya, Pancasila hanya utopia. Hanya berbusa dalam pidato tapi tak wujud dalam realita.

Kenyataannya, negara ini diatur berdasarkan liberalisme, sekulerisme, kapitalisme. Semua kekayaan alam dikuasai para kapitalis. Sementara pemerintahan, dikuasai oligarki.

Selanjutnya, kepribadian Pancasila apa yang dimaksud Megawati ? Apakah seperti Ganjar dan Puan yang dikabarkan terlibat korupsi E KTP ? Seperti kelakuan Juliari Peter Batubara yang korupsi dana bansos ditengah pandemi ? Seperti Ahok dan Risma yang doyan marah-marah tidak karuan ? Atau seperti petugas partainya yang bebas melanggar prokes, tetapi memenjarakan ulama berdalih prokes ?

Atau lebih spesifik, apakah kepribadian Pancasila itu yang membubarkan ormas Islam ? mencabut BHP HTI ? Membubarkan FPI ? Atau ‘melindungi’ pelaku pembantai 6 laskar FPI ? atau pura-pura diam terhadap kezaliman yang terjadi ditengah pandemi dan justru sibuk bagi bagi kekuasan melalui reshuflle kabinet ?

Sederhananya, kepribadian atau akhlak Pancasila itu seperti pribadi siapa ? Seperti Soekarno yang mengkhianati Piagam Jakarta dan membubarkan Masyumi ? Seperti Soeharto yang represif saat orde baru ? atau seperti Harun Masiku ?

Kalau kami umat Islam, mudah untuk menunjukkan siapa yang berkepribadian Islam dan menjadi teladan. Beliau adalah Rasulullah Muhammad Saw. Sementara, pribadi yang menjadi teladan Pancasila siapa ?

Sudahlah, kami bosan dengan ujaran Pancasila tetapi faktanya semua yang mengaku aku Pancasila terlibat korupsi. Ada yang korupsi E KTP, anggaran Kemenpora, di Kemenag, terlibat SKL BLBI, korupsi Jiwasraya, Asabri, dan masih banyak lagi.

Kami mencukupkan hanya dengan Islam, dan mengambil teladan kepribadian Rasulullah Muhammad Saw. Kami bosan dengan ujaran tanpa makna, hanya manis dibibir tapi pahit dalam kenyataannya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *