Hal ini lantaran saat berpuasa, tubuh tidak mengonsumsi makanan dan minuman.
Alhasil, tubuh bisa mengistirahatkan sistem pencernaan dan organ tubuh lainnya.
Nah, sebentar lagi umat Muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadan.
Selain bagus untuk pencernaan dan metabolisme tubuh, banyak yang percaya jika puasa juga bagus untuk kesehatan ginjal.
Kondisi ini dikaitkan dengan berkurangnya konsumsi air putih, sehingga berkurang juga produksi urine dari tubuh.
Namun, benarkah demikian?
Benarkah puasa bagus untuk kesehatan ginjal?
Simak faktanya secara medis berikut ini.
Puasa bagi ginjal
Melansir Halodoc, setiap harinya ginjal memiliki berbagai tugas bagi tubuh, tapi ketika berpuasa, organ ini justru diberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak.
Kondisi ini menyebabkan volume urine seseorang berkurang.
Nah, dengan berkurangnya volume urine ini, manfaat puasa bagi pengidap gangguan ginjal dapat membantu memberikan perlindungan khusus terhadap fungsi ginjal.
Tak cuma itu, turunnya volume air pada darah juga bisa memicu meningkatnya fungsi dan kerja sel darah merah dalam tubuh pengidap gangguan ginjal.
Menariknya lagi, kondisi ini juga bisa menambah prostaglandin.
Zat inilah yang dapat meningkatkan fungsi dan kerja sel darah merah.
Di samping itu, penghentian konsumsi air ketika berpuasa pada pengidap gangguan ginjal, seperti gagal ginjal, terbukti efektif untuk meningkatkan konsentrasi urine pada ginjalnya.
Bahkan, bisa meningkatkan kekuatan osmosis pada urine antara 1.000–12.000 mililiter osmosis per kg air.
Dalam kondisi tertentu, hal ini bisa memberikan perlindungan khusus terhadap ginjal.
Yang perlu ditegaskan, meski puasa memiliki manfaat bagi pengidap gangguan ginjal pengidapnya harus selalu memperhatikan kondisi kesehatannya.
Selain itu, penderita penyakit ginjal juga harus senantiasa mengonsumsi obat yang dianjurkan.
Nah, berikut beberapa hal yang mesti dipertimbangkan bagi pengidap ginjal kronis selama menjalani ibadah puasa:
- Tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter ketika sahur dan berbuka.
- Hindari makanan yang mengandung kalium dan fosfor tinggi. Contohnya, aprikot, kurma, teh, gorengan, soda, kopi, dan keju.
- Air yang sebaiknya dikonsumsi adalah air mineral. Hindari berbagai macam minuman yang bisa memberatkan kerja ginjal, seperti kopi atau teh.
- Pengidapnya harus memenuhi cairan tubuhnya dengan cara banyak minum pada waktu berbuka dan sahur. Pengidapnya dianjurkan untuk mengonsumsi sekitar 1–2 liter untuk menghindari dehidrasi.
- Bila muncul gejala, seperti bengkak di beberapa bagian tubuh, susah bernapas, kelelahan, dan merasa pusing, maka batalkan puasa dan langsung temui dokter.
Makanan penyebab batu ginjal
Berikut ini adalah ragam makanan penyebab batu ginjal yang patut diwaspadai:
1. Makanan tinggi oksalat
Melansir WebMD, banyak tanaman mengandung oksalat, sehingga sulit untuk menghindari sepenuhnya asupan senyawa tersebut.
Tetapi, beberapa makanan memiliki oksalat lebih dari yang lain.
Jadi, batasi konsumsi beberapa makanan yang mengandung kalsium oksalat tinggi berikut:
- Bayam
- Kacang almond dan kacang mete
- Bubur jagung
- Kentang panggang dengan kulit
- Bit
- Bubuk cokelat
- Okra
- Sereal gandum
- Kentang goreng
- Raspberi
- Ubi jalar
Apabila urine terlalu banyak mengandung oksalat daripada cairannya, kondisi ini dapat membentuk batu ginjal.
2. Makanan tinggi sodium
Konsumsi banyak sodium yang merupakan bahan dalam garam dapat meningkatkan jumlah kalsium yang harus diolah oleh ginjal.
Kondisi ini dapat memicu terbentuknya kristal atau batu ginjal yang dapat menyumbat saluran kemih.
Jadi, batasi konsumsi makanan yang mengandung garam.
Selain itu, batasi pula konsumsi makanan kemasan karena rata-rata juga mengandung sodium tinggi, seperti:
- Makanan kaleng
- Daging olahan, semacam sosis dan nugget
- Makanan cepat saji
- Bumbu praktis seperti kecap dan saus
3. Sumber protein hewani
Daging merah, daging unggas, dan kerang-kerangan adalah makanan yang tinggi protein hewani.
Ragam makanan ini dapat melakukan dua hal pada tubuh yang bisa memicu batu ginjal.
Pertama, makanan protein hewani dapat membuat tubuh membuat lebih banyak asam urat.
Kedua, makanan ini bisa merampas sistem sitrat, suatu zat yang membantu menjauhkan batu ginjal dan mencegah batu yang sudah ada tumbuh.
Jadi, batasi konsumsi makanan protein hewani demi kesehatan yang lebih baik lagi.
Untuk mendapatkan asupan protein yang cukup, sekali waktu tukar daging merah, unggas, atau kering dengan beberapa makanan berikut:
- Kacang-kacangan
- Kacang polong
- Susu kedelai
- Tahu, tempe
- Minuman jeruk, lemon, jeruk nipis atau yang mengandung sitat untuk membantu melawan batu ginjal
4. Makanan tinggi purin
Melansir Health Line, mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi dapat menyebabkan asam urat.
Salah satu komplikasi asam urat adalah terbentuknya batu ginjal.
Kristal urat yang menyebabkan gejala nyeri asam urat pada kenyataannya dapat terbentuk juga di ginjal.
Kristal ini dapat menumpuk dan membuat batu ginjal yang menyakitkan.
Sementara, batu ginjal dengan konsentrasi tinggi dalam mengganggu fungsi ginjal. Untuk itu, penting untuk membatasi asupan makanan tinggi purin.
Melansir Buku Makanan Sehat Atasi Berbagai Penyakit (2013) oleh Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., berikut ini adalah makanan yang mangandung tinggi purin (100-1.000 mg purin per 100 gram bahan):
- Semua makanan dan minuman yang mengandung alkohol, seperti arak, bir, wiski, anggur, tape ketan, tuak, dan makanan yang beragi
- Bebek, angsa
- Ikan kecil (herring), ikan sarden, ikan makarel, telur ikan
- Remis, kerang
- Kepiting, lobster
Makanan yang diawetkan dalam kaleng, seperti kornet dan sarden Jeroan, seperti otak, lidah, jantung, hati, limpa, ginjal, dan usus baik sapi maupun ayam
- Kaldu daging dalam sup kental, soto ayam, opor ayam
- Buah-buahan yang dapat berubah menjadi alkohol di usus, seperti durian, alpukat, kelapa kopyor, air kelapa.
Buah-buahan ini dapat menjadi alkohol jika dikonsumsi dalam jumlah besar
5. Suplemen Vitamin C
Melansir dari Medical News Today, konsumsi vitamin C dalam jumlah tinggi secara terus menerus dapat menimbulkan batu ginjal.
Ketika seseorang membebani tubuh dengan dosis vitamin C yang lebih besar dari batas anjuran, kelebihan vitamin itu akan mulai menumpuk pada ginjal.
Jadi, jangan mengonsumsi lebih dari 500 mg sehari.
6. Makanan manis
Konsumsi makanan manis atau tinggi karbohidrat dan rendah serat yang terlalu banyak atau terlalu sering dapat memicu terjadinya diabetes mellitus (DM).
Pada gilirannya, diabetes dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, salah satunya berupa batu ginjal.
Jika menderita diabetes tipe 2, seseorang mungkin memiliki kandungan urine yang asam.
Kondisi tersebut disebabkan amonium yang dihasilkan oleh tubuh yang seharusnya bertugas menetralisir asam di urine akan menurun pada orang dengan resistensi insulin.
Inilah yang bisa meningkatkan risiko penyakit komplikasi diabetes berupa batu ginjal.
Sumber: tribun