Tipu-Tipu

Tipu-Tipu
Tipu-Tipu. foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Tere Liye, penulis novel ‘Negeri Para Bedebah’

Hajinews – Saya itu akuntan, lulusan Fakultas Ekonomi UI. Maka, saya kebal membaca biodata seseorang saat dia ditulis dengan narasi fantastis: ‘pemilik 20 perusahaan’, atau ‘pemilik perusahaan besar trilyunan’, atau ‘pemilik bank 30 buah’, atau ‘pemilik jaringan resto 100 buah’, dll, dan sebagainya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hari gini, kalian percaya saja dengan hal-hal seperti ini? Baik akan saya jelaskan dengan seksama.

  1. Jika pun betul dia pemilik jaringan resto 100 buah, pemilik 50 perusahaan, maka pastikan, itu jaringan restoran untung atau tidak? Ada fisiknya? Ada bisnisnya? Ada karyawannya? Karena hari ini, terlalu banyak orang-orang halu, bilang punya bisnis raksasa, tapi omset tokonya kalah dengan warteg di pojokan manalah. Itu warteg bisa 10-20 juta per hari. Real. Kongkrit ada bisnisnya. Itu ‘bisnis raksasa’, omsetnya mbuh.
  2. Termasuk saat ada yang bilang, dia pemilik perusahaan dengan nilai trilyunan. Sek, sek, sebentar. Lihat laporan keuangannya. Karena kacau, total aset memang 1 trilyun (misal), tapi itu isinya aset bodong semua. Piutang tidak jelas, persediaan sudah basi, aset tetapnya mangkrak, tidak bisa dijual, dll, dsbgnya. Sementara di sisi utang, angkanya 800 milyar. Alias rasio utang nyaris 80%. Dengan revenue hanya puluhan milyar. Mau nyicil bunga utang saja ngos-ngosan. Itu crazy, dik. Jika perusahaan ini go public, sahamnya bahkan tidak ada yang berani pegang, alias gocap saja, 50 perak. Kok bisa dia masih bergaya? Simpel: karena yang ngasih pinjaman sudah terlanjur dalam terjebak di sana, dipailitkan yang ngasih pinjaman rugi habis-habisan. Terlalu banyak di luar sana, orang-orang yang bergaya, tapi utangnya mengerikan.

Nah, kenapa hal-hal ini ditulis–dan saya membawa-bawa latar belakang pendidikan formal saya? Karena semakin ke sini, semakin banyak politisi yang jualan soal ini. Politisi-politisi yang besok lusa bermasalah. Korup. Suap-menyuap. Maling. Lagaknya sih paling suci, tapi ssst, mungkin belum ketangkap saja.

Mister A, adalah pengusaha sukses. Bisnisnya dimana-mana. Bejibun. Kamu percaya? Kok kalau dia pengusaha sukses, mau gitu terlibat korupsi ecek-ecek doang? Tuan B, hartanya 200 milyar, bisnisnya dimana-mana. Kamu percaya? Kok bisa dia malakin calon kepala dinas, camat, lurah, dan posisi lain? Ditangkap KPK, masuk penjara.

Ini kadang tidak nyambung sama sekali. Pun saat menemukan oknum PNS, aset dia lagi-lagi belasan milyar, kok mau dia jadi PNS dengan gaji hanya 6 juta per bulan? Oknum polisi, asetnya puluhan milyar, kok mau dia jadi polisi dengan gaji 20 juta per bulan? Ini lucu loh. Kan kalau memang aset, bisnisnya sudah 1000 kali dari gajinya, ngapain lagi dia tetap jadi PNS/polisi, mending bisnis saja? Kecuali. Nah ini yang menariknya. Kecuali posisinya sekarang adalah kuncian agar bisnisnya jalan terus.

Klaim-klaim bombastis, pelaporan harta benda bombastis, seolah pengusaha sukses, seolah akademisi bermutu, seolah keren sekali pernah tinggal di LN, dll, adalah modus lama dalam politik. Ini dijual kemana-mana, agar pemilih terpesona. Kombinasikan dengan seolah sederhana, seolah bersahaja, tidak ambisius, keluarganya sederhana, tidak ambisius, pun gabungkan dengan tampilan religius, anggota organisasi tertentu. Perfecto! Itu jualan kecap paling top. Kecap Bango saja kalah.

Tapi sorry, saya kebal beginian. Tidak akan tertipu.

Karena sejatinya, dik. Jika seseorang itu memang sudah sukses sekali dibidangnya, sudah punya aktivitas sosial luar biasa, diam-diam sudah membantu banyak hal di sekitarnya, ngapain dia harus repot-repot nyemplung ke tempat yang besok lusa, dia korupsi, dicokok oleh KPK. Atau boleh jadi, semua bombastis tadi kosong saja, dia sedang banting setir, mencari sumber penghasilan lain. Atau dalam kesimpulan lain, dia tidak sungguh-sungguh hendak mengabdi, dia hanya mencari kesempatan baru, usaha baru, senang dengan kekuasaan, jabatan, dipuji-puja, pun harta benda (meski hasil korup).

Paham? Maka adik-adik sekalian, banyak-banyaklah baca buku-buku terbaik. Tingkatkan kemampuan literasi kalian. Skill membaca dan menulis. Bukan agar kalian tidak ditipu orang lain, melainkan agar besok-besok, kalian bisa bahu-membahu menjaga penipu-penipu ini agar tidak menipu orang banyak.

Tabik.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *