Memaafkan

Memaafkan
Memaafkan. foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ramadan #30

“Memaafkan, sumber mata air kesembuhan. Hulu dan hilirnya keteduhan dan kebahagiaan.”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews – Forgiveness dalam bahasa Inggris, digunakan untuk mengungkapkan kata memaafkan dan permaafan. Sedangkan dalam bahasa Arab, digunakan kata : ‘afa – ya’fu – ‘afwan. ‘Afa terambil dari akar kata yang berarti meninggalkan sesuatu atau memintanya. Dari sini, terbentuk kata ‘afwu, yang berarti meninggalkan sanksi yang seharusnya diterima oleh orang yang bersalah [memaafkan].

Afwu berarti pula terhapus dan habis tidak berbekas. Sementara yang terhapus dan habis tidak berbekas, pasti ditinggalkan. Terakhir, ‘afwu bermakna kelebihan. Karena yang berlebih, dengan mudah kita tinggalkan dan berikan kepada yang meminta.

Dalam seluruh makna tersebut, kita pahami kata memaafkan. Memaafkan berarti berupaya menghapuskan, melupakan, dan meninggalkan di belakang, kesalahan yang diperbuat orang. Karena berlimpah dan penuhnya cinta dan kasih sayang. Karena tindakan tersebut, lebih disukai Allah yang Maha Rahman.

Dalam melupakan dan meninggalkan, kita terbebas dari beban dan luka sayatan yang menyakitkan. Kesembuhan, keteduhan, dan kebahagiaan, lebih mudah kita dekap dan genggam. Langkah lebih ringan dalam mendaki puncak-puncak kesholehan dan ketaqwaan. Konon ada yang menggambarkan, dendam dan kebencian yang kita simpan. Seperti tas ransel yang berisi batu berat dan panas. Kita bawa di sepanjang perjalanan meniti kehidupan.

Tentu saja, sesekali, kita boleh melihat ke belakang. Hanya sekedar untuk mengingat pelajaran yang ditinggalkan. Agar di masa depan, kita tidak berbuat, persis seperti yang mereka lakukan. Tidak lebih dan tidak kurang.

Sementara itu, apa-apa yang Allah sukai, pasti mengandung kebaikan dan memuat keberkahan. Meskipun, awalnya berat kita rasakan. Walaupun, mulanya, enggan kita lakukan dan berikan. Dalam Al Quran Allah mengingatkan : “…Boleh jadi, yang kamu benci, itu baik bagi mu. Bisa saja, yang kamu sukai, itu buruk bagi diri mu. Allah-lah yang Maha Tahu. Sedangkan kamu, sama sekali tidak tahu. [QS. 2 : 216]

Esok lebaran datang, saling memaafkan berpendaran dan bertebaran. Kebiasaan baik yang para leluhur tinggalkan. Ini kesempatan. Ini peluang. Menguatkan apa yang kita latih sepanjang Ramadan. Sebab, meminta maaf dan memaafkan, hanya ada dalam kerendah hatian. Meminta maaf dan memaafkan, hanya ada dalam pengakuan, kita makhluk lemah yang tidak luput dari kesalahan. Ego merunduk jatuh dalam pangkuan. Tidak lagi menjadi junjungan dan penghalang. Dengannya, jiwa kita menjadi tenang. Bertambah dekat, bahkan terbang melayang, menuju Zat yang Maha Rahman.

“Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni.”

Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin.

Salam teduh,
Sujarwo

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *