Cerita Gwen Aulia Jalani Hidup ditengah Lockdown Singapura

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Singapura,  Hajinews.id – Gwen Aulia,  warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura, memutuskan untuk tidak pulang dan merayakan hari raya idul fitri bersama keluarga di Indonesia karena terjebak dalam karantina wilayah (lockdown) yang diberlakukan di negara Singapura.

Singapura berada dalam status lockdown mulai hari ini Minggu (16/5/2021) hingga 13 Juni mendatang. Kebijakan ini diumumkan oleh Gugus Tugas Covid-19 setelah kasus harian komunal virus corona meroket tanpa henti sejak 27 April lalu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menjalani kehidupan yang serba terbatas akibat kebijakan lockdown tentu bukan perkara yang mudah,  bagaimana kisah Gwen Aulia menjalani kehidupan ditengah lockdown Singapura?  Berikut wawancara tim Hajinews.id bersama Gwen Aulia,  Warga negara Indonesia yang bekerja di Singapura

Apa yang terjadi saat Pemerintah Singapura mengumumkan akan memberlakukan lockdown?

Warga Singapura langsung memadati pusat belanja untuk membeli kebutuhan pokok. Antrean panjang warga dengan troli berisi makanan, kertas toilet, dan kebutuhan pokok lainnya, terjadi di beberapa supermarket. Bahkan kebutuhan pokok seperti beras habis di supermarket kemarin  (12/3/2021).

Untuk makanan langsung konsumsi apakah juga terbatas?

Sebenarnya kita tidak perlu terburu-buru untuk membeli bahan makanan atau kebutuhan lainnya karena makan dan minum cepat saji masih bisa kita beli dengan layanan pesan antar dan pengiriman diperbolehkan.  Maksudnya, restoran atau warung boleh melakukan transaksi dengan sistem bungkus dan tidak ada makan minum di tempat.

Babagaimana dengan ketersediaan obat,  vitamin dan masker?

Untuk kebutuhan obat dan vitamin masih aman,  stok masih mudah ditemukan di toko toko obat.

Apa lagi aturan yang diberlakukan selama lockdown di Singapura?

Jika sebelumnya interaksi kelompok diperbolehkan dengan jumlah maksimal lima orang, kini diperketat menjadi dua orang. Peraturan ini juga berlaku untuk kunjungan beda rumah, yakni maksimal dua kali menerima tamu. Aturan ini juga berlaku saat kita berbelanja.

Bagaimana dengan  aktivitas perkantoran,  apakah tetap tatap muka? Atau diliburkan?

Selama lockdown pemerintah Singapura kembali mengetatkan aturan. Perusahaan diminta melakukan kerja dari rumah. Jika ada perusahaan yang terpaksa bekerja di kantor demi kelancaran bisnis bisa melakukan pengajuan, akan tetapi dengan batasan yang ketat. Jam kerja dan jumlah aktivitas di kantor pun dibatasi.

Selain itu,  tempat ibadah, baik masjid, gereja, maupun wihara, boleh dibuka tetapi dengan batasan 50 orang. Hal yang sama juga diberlakukan di sekolah. Sekolah tetap diperkenankan tatap muka. Syaratnya ada dua, yakni tetap mengenakan masker sepanjang pembelajaran dan satu kelas maksimal diisi 50 orang.

Apa yang paling menyedihkan saat menjalani lockdown di sana?

Tidak bisa mudik,  tidak bisa merayakan lebaran bersama keluarga di Indonesia.  Sebenarnya bisa saja kami pulang ke Indonesia untuk lebaran,  namun pemerintah memberlakukan lockdown 2 hari setelah lebaran sehingga jika kita pulang kemungkinan tidak akan bisa kembali bekerja di Singapura.  Selain itu,  harga tiket untuk pulang juga mengalami kenaikan berkali-kali lipat mencapai 30 juta rupiah.  Peningkatan harga terjadi karena ada biaya rapid hingga karantina di Singapura dan Indonesia.

Apa yang dilakukan saat lebaran di Singapura apakah bisa berkumpul dengan teman teman WNI di sana?

Karena adanya peningkatan kasus Covid-19 dan adanya pembatasan maka kami tidak bisa berkumpul bersama teman teman di sini.  Pemerintah melarang kerumunan untuk menghindari penularan Covid-19.

Kehidupan sosial di bawah Lockdown semakin virtual. Beberapa orang memilih menggunakan layanan internet untuk mengontak teman atau kerabat di luar kota.

Data terbaru Jumat sore (14/5/2021) dari Kementerian Kesehatan (MOH) menunjukkan 52 kasus baru Covid-19 termasuk 24 kasus infeksi di masyarakat. Total kasus virus corona Singapura saat ini adalah 61.505 kasus. Peningkatan kasus tersebut dikarenakan tingginya aktivitas di berbagai tempat, termasuk bandara Changi. Bandara Changi merupakan klister terbesar dengan 46 kasus sejauh ini.
“Harap tetap di rumah, bepergian hanya untuk tugas penting saja dan ikuti permintaan pemerintah. Jika Anda keluar, ingat untuk melakukan tindakan jarak aman, seperti menggunakan Trace Together dan masker,” kata Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura pada akun Facebooknya. (sitha)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *