9 Pola Upaya Peretasan Staf ICW dan Mantan Pimpinan KPK

Ilustrasi majalah Tempo
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Staf ICW dan beberapa mantan Pimpinan KPK mengalami upaya peretasan saat melakukan webinar pada Senin 17 Mei 2021. Indonesia Corruption Watch (ICW) bahkan mengungkap setidaknya ada 9 pola upaya peretasan yang dialami selama acara berlangsung.

ICW menyelenggarakan kegiatan konferensi pers dengan delapan mantan Pimpinan KPK guna menyikapi permasalahan pemberhentian 75 pegawai KPK akibat gagal melewati Tes Wawasan Kebangsaan. Adapun konferensi pers dilakukan menggunakan media zoom (khusus untuk narasumber dan panitia) dan ditayangkan melalui kanal youtube Sahabat ICW;

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pembicara yang hadir dalam ruangan zoom: 1) Busyro Muqoddas; 2) Adnan Pandu Praja; 3) Saut Situmorang; 4) Moch Jasin; 5) Busyro Muqoddas; 6) Agus Rahardjo; 7) Nisa Zonzoa (Peneliti ICW, Moderator); 8) Kurnia Ramadhana (Peneliti ICW); 9) Tamima (Peneliti ICW);

ICW mengungkap, sepanjang jalannya konferensi pers, setidaknya ada sembilan pola peretasan atau gangguan yang dialami.

 

Berikut upaya-upaya atau gangguan yang Hajinews kutip dari pernyataan pers ICW;

Pertama, menggunakan nama para pembicara untuk masuk ke media zoom.

Kedua, menggunakan nama para staf ICW untuk masuk ke media zoom.

Ketiga, menunjukkan foto dan video porno di dalam ruangan zoom.

Keempat, mematikan mic dan video para pembicara.

Kelima, membajak akun ojek online Nisa Rizkiah puluhan kali guna menganggu konsentrasinya sebagai moderator acara.

Keenam, mengambil alih akun whatsapp kurang lebih 8 orang staf ICW. Sebagian nomor ada yg di-take over, sebagian sudah berhasil dipulihkan, sedangkan beberapa orang lainnya mengalami percobaan.

Ketujuh, beberapa orang yang nomor whatsapp-nya diretas sempat mendapatkan telepon masuk menggunakan nomor luar negeri (Amerika Serikat) dan juga puluhan kali dari nomor asal provider Telkomsel.

Kedelapan, percobaan mengambil alih akun Telegram dan e-mail beberapa staf ICW. Namun, upaya pengambilalihan gagal.

Kesembilan, tautan yang diberikan kepada pembicara Abraham Samad tidak dapat diakses tanpa alasan yang jelas;

ICW menekankan akan pentingnya kejadian ini untuk diingat, bahwa upaya pembajakan tersebut bukan kali pertama terjadi pada aktivis masyarakat sipil. Yakni, pada kontroversi proses pemilihan Pimpinan KPK, revisi UU KPK tahun 2019, UU Minerba, serta UU Cipta Kerja praktik ini pernah terjadi;

Upaya peretasan pun bukan hanya dialami oleh ICW saja, tetapi anggota LBH Jakarta dan Lokataru pun mengalami hal yang serupa;

ICW menduga, pihak-pihak yang tidak sepakat dengan advokasi masyarakat sipil terkait penguatan pemberantasan korupsi ada di balik kejadian ini.

Menurut ICW Pembungkaman suara kritis warga melalui serangan digital merupakan cara baru yang anti demokrasi. Untuk itu ICW pun mengecam keras segala tindakan-tindakan tersebut dan mendesak agar penegak hukum menelusuri serta menindak pihak yang ingin berusaha untuk membatasi suara kritis warga negara. (Ingeu)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *