Pandemi, Rachmat Gobel: UMKM Jangan Hanya Jadi Agen Produk Luar Negeri

Rachmat Gobel. Foto: Bisnis
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id – Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel mengatakan salah satu peran DPR dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah menerapkan strategi dengan memanfaatkan momen pandemi Covid-19 untuk membangun dan merevitalisasi perekonomian Indonesia agar bisa tampil sebagai kekuatan besar, bukan hanya di tingkat Asean tetapi juga dunia internasional.

“Saya perhatikan bahwa sebetulnya kita punya kesempatan atau peluang untuk bisa menjadi negara besar,” ucap Rachmat Gobel dalam sambutan dan pembukaan Sosialisasi Kinerja DPR RI dengan Wartawan Koordinatoriat DPR RI di Tangerang, Banten, Jumat (18/6/2021).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melindungi dan mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa mendapat akses di pasar internasional. Langkah ini penting mengingatkan besarnya pelaku industri di level ini serta besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara.

Rachmat mengungkapkan pemerintah mengalokasikan APBN sebesar Rp 2 miliar untuk desa tiap tahunnya, maka pemberdayaan UMKM di pedesaan menjadi hal penting bagi DPR untuk terus dikembangkan. Produk lokal bisa menjadi produk nasional, dan dari produk nasional bisa menjadi produk internasional.

Oleh karena itu, UMKM jangan hanya diciptakan hanya sekedar agar menjadi wadah masyarakat di desa bisa memiliki pekerjaan, tetapi bagaimana menciptakan agar produk UMKM memiliki nilai jual lebih di dunia internasional.

“UMKM ini bisa kita dorong agar jangan sampai UMKM menjadi agennya produk luar negeri,” tegasnya.

Diakuinya, produk UMKM memang tumbuh dan mampu menjadi penopang perekonomian di desa tetapi ia berharap tujuannya lebih jauh dari itu. Oleh karena itu, semua potensi dan kekuatan seperti sumebr daya alam (SDA), hasil bumi laut, energi dna sebagainya harus benar-benar dimanfaatkan secara maksimal.

Ia mencontoh, seperti industri jamu yang banyak diproduksi pelaku UMKM. Juga handicraft (kerajinan tangan) dan mebel. Serta tekstil seperti kain songket, ikat tenun dan lainnya.

Dari tiga jenis produk ini saja, kalau bisa diproduksi dan dijual ke dunia internasional maka akan membuat perekonomian masyarakayt desa bisa lebih sejahtera dan makmur.

Sebab, banyak pasar di tiga jenis produk itu yang belum tergarap secara baik. Hal itu dapat dilihat dari nilai penjualan UMKM Indonesia yang masih kecil dalam merebut pasar internasional.

Seperti jamu, sebut Rachmat. Di pasar dunia nilainya mencapai Rp 900 triliun. Tetapi nilai transaksi jamu dari Indonesia di pasar internasional baru Rp 9 triliun saja.

Juga handy craft dan mebel. Kita hanya 2 miliar dollar, sedangkan vietnam yang baru bermain di produk ini sudah sampai 6 miliar dollar. Belum lagi tekstil, seperti songket, tenun ikat dan sebagainya. Di tiga produk yang ada di desa ini saja, belum tergarap secara maksimal oleh UMKM di desa.

“Kita ambil kekuatan apa yang kita miliki di Indonesia, yang ada di desa-desa untuk bisa menjadi produk global,” tegasnya.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *