Pengalaman Kocak Gus Baha Umroh Ketemu Orang Jogja di Depan Kabah: Ini Doa Apa?

Pengalaman Kocak Gus Baha Umroh Ketemu Orang Jogja di Depan Kabah
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam suatu majelis pengajian kitab bersama para santri menceritakan kisah-kisah lucu jamaah haji dan umroh asal Indonesia ketika sedang di Tanah Suci.

Berikut keterangan dari Gus Baha:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya pernah mengalami kisah nyata pada 2009 umroh ketemu orang Gunung Kidul Yogyakarta di depan Kabah.

Waktu itu dia gapruk’i (memukul) dinding Kabah sambil berkata, “Bah… Kabah, mulai cilik aku shalat madep kuwe kok lagi ketemu saiki… (Bah Kabah, dari kecil aku shalat menghadap kamu kok baru bertemu sekarang).”

Hehehe.. Ini doa apa.. Hehehe

Saat mendengar itu saya awalnya masih pikiran husnudhon, “Barangkali dia dapat ijazah doa khusus dari kiainya.”

Mungkin Kabahnya juga bingung, “Ini doa apa..” Hehehe

Haduh… Akhirnya, saya tertarik dan tidak sempat berdoa karena lucu (mendengar perkataan orang itu).

Kalau melihat peristiwa itu, dia tidak pantas masuk neraka sebab kangen Ka’bah sampai begitu, seperti kangen bertemu anak dan saudara.

Misalnya, orang begitu terus kita memberitahu, “Mbah, sampean wajib bayar Dam, sebab kiswah itu diminyaki.”Pasti dia bertanya, “Wong kangen megang kok nggak boleh.”

Malah ribet kan…

Muthowwif (pembimbing umrah) kadang bertanya, “Gus, ini bayar Dam apa tidak?”

“Tidak usah, aku saja yang matur (menyampaikan) ke Allah.”

Menghadapi ahli fikih ribet, mending matur ke Allah supaya dimaklumi. Lha bagaimana, wong menghadapi orang-orang begitu (awam).

“Ya Allah, misalnya hukum-hukum yang ketat biarlah untuk yang pernah ngaji. Untuk (kasus) yang satu ini pokoknya khusus Engkau maklumi.”

Cara Gus Baha Menyikapi Warung yang Penjualnya Wanita dengan Aurat Terbuka

Cara pengasuh Pesantren Tahfidz Qur’an LP3IA Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyikapi pedagang warung yang auratnya terbuka bisa dijadikan pelajaran agar tidak mudah menghukumi orang yang tampilan luarnya kelihatan buruk.

Dilansir dari Iqra.id, Jumat 18 Juni 2021, Gus Baha menceritakan pengalaman ayahnya yang suka marung (jajan di warung) dalam suatu pengajian kitab bersama para santri.

Berikut penjelasan Gus Baha:

Saya masih ingat kata-kata Bapak saya (KH Nursalim). Bapak itu suka marung (jajan di warung). Kadang penjual warungnya perempuan memakai rok begitu begitu. Lantas kebiasaan Bapak demikian ini kadang dikritik sama kiai-kiai lain, “ Kiai kok marung peremuan yang pake rok-an.”

Kata Bapak, “ Wes piro-piro gelem adol gedang goreng, nek adol barenge malah repot (syukur-syukur mau jualan pisang goreng, kalau jualan barangnya malah repot).”

Saya pernah dibilangin sama Bapak;

“ Menurutku, kalau sudah yakin orang tersebut tidak berzina menjual badannya, berarti baik. Bagaimana pun dia berjualan pisang goreng, teh, pecel, nasi goreng, itu menunjukkan tidak suka maling, ikut Nabi ingin berdagang dan mendapatkan rezeki halal. Soal dia memakai rok yang tidak begitu menutup aurat adalah masalah lain (??? ???). Jangan hanya karena auratnya tidak benar lalu mengharamkan dagangannya.”

Nanti bisa rusak semua bila berpikir, “ Kiai tidak ikhlas, tidak usah ngajar, berarti orang jadi bodoh semua. Kamu mau ngaji tapi nggak ikhlas, berarti nggak usah ngaji.” Kalau begitu ya agama bisa tutup!

Maksiat itu suatu perkara, cinta Allah dan Rasul itu juga perkara lain.

Kita tidak bisa menjadi sempurna, “ Kalau cinta Allah itu harus perfect atau sempurna. Tidak pernah maksiat, tidak pernah zina, tidak pernah maling, tidak pernah membicarakan orang, tidak pernah barang yang tidak halal.”

Satu-satu yang halal itu, membuka mulut terus menadah air hujan dari langit. Mau lewat wadah? Wadah dari mana? Wadah buatan China, berarti kamu membeli untuk menambah kekayaan orang nonmuslim.

“ Ini pedagangnya nonmuslim, berarti labanya kan dibuat membangun gereja, haram. Berarti kan kamu memberi kontribusi.”

Hayo contoh apa lagi? Sajadah? Buatan China juga. Baju? Kainnya buatan China.

Kalau pengen halal ya minum air langsung yang jatuh dari langit tanpa wadah…!! konsumsi itu saja, jangan yang lainnya.

Kamu kalau “ sok suci” kepengenen halal semua bagaimana caranya? Tidak bisa. Kata Imam Ghazali, satu-satunya barang halal itu air hujan yang jatuh dari langit lalu buka mulut.

Makanya, biasa saja…!!

Kata ulama mengutip ayat:

Katakanlah: “ Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar, ayat 53)

Maksudnya, orang yang disifati Allah sebagai orang israf (berlebihan) saja masih dipanggil “ Ya Ibadi” (hambaku) yang mengajak agar tidak putus asa dari Rahmat-Nya. Allah saja masih panggil-panggil, kamu kok malah jadi tukang mengusir.

“ Maulidan kok tatoan. Tidak boleh cinta Nabi. Kalau cinta Nabi harus pakai baju takwa dan minyak wangi.” Mana ada begitu! Kalau begitu ya nanti tidak ada Syekher Mania… Hehehe

Apalagi anak saya itu suka Habib Syekh. Jadi, saya ya mengantar anak saya kalau ada Syekher Mania.

Sumber: dream

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *