SEMARANG, Hajinews – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah mengajak pengurus takmir masjid dan mushala untuk memperketat pelaksanaan protokol kesehatan. Ajakan tersebut tertuang dalam tausiyah tentang kewaspadaan umat Islam menghadapi lonjakan penyebaran Cobid-19 terutama varian baru, kemarin. Tausiah tersebut ditandatangani Ketua Komisi Fatwa Dr KH Fadlolan Musyaffa’ Lc MA dan Sekretaris Komisi Fatwa Dr KH Ahmad Izzuddin MAg, Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi dan Sekretaris Umum Drs KH Muhyiddin MAg.
‘’Para pengelola masjid dan mushala wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat. MUI mendorong pemerintah lebih tegas dalam menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), termasuk mengawasi penerapan protokol kesehatan di mall, pasar, tempat wisata, kantor dan tempat-tempat lain yang menyebabkan kerumunan,’’ tegas Kiai Darodji di Kantor MUI Jateng, Jalan Pandanaran 126, Simpanglima Semarang, kemarin.
MUI Jateng mengimbau umat Islam untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt, dengan memperbanyak ibadah, sedekah, beristighfar, bertaubat dan berdoa agar Allah senantiasa melindungi kita dari marabahaya dan menghilangkan pandemi Covid-19.
‘’MUI mengimbau umat Islam untuk selalu membaca qunut nazilah setiap shalat fardhu. MUI juga mengajak kepada para pengasuh pondok pesantren, kepala sekolah/madrasah, guru, khatib, penceramah, dan tokoh-tokoh umat Islam agar dalam ceramah/pengajiannya selalu menyisipkan pesan agar umat Islam selalu menjaga protokol kesehatan dengan disiplin mengingat semakin tinggi lonjakan kasus Covid-19,’’ kata Kiai Darodji.
Jauh Lebih Tinggi
Ketua Komisi Fatwa Dr KH Fadlolan Musyaffa’ Lc MA didampingi Sekretaris Komisi Fatwa Dr KH Ahmad Izzuddin MAg kepada wartawan mengatakan, perkembangan kasus Covid-19 menunjukkan tren kenaikan sangat signifikan setelah lima pekan pascaliburan Idul Fitri 1442 H.
‘’Majelis Ulama Indonesia meyakini, angka riil kasus positif covid-19 di masyarakat jauh lebih tinggi dari pada angka kasus yang dilaporkan. Lebih-lebih dengan munculnya Covid-19 varian baru yang lebih mudah menular dan sangat membahayakan kesehatan masyarakat,’’ kata pengasuh pondok pesantren Fadlul Fadlan Mijen, Semarang itu.
Menurutnya, daya tampung (BOR) sejumlah RS di Jawa Tengah (Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Demak, Grobogan, Kota Semarang, Kota Tegal, Purwokwerto) sangat tinggi. Tenaga kesehatan kewalahan merawat dan mengusahakan kesembuhan pasien Covid-19.
Dr KH Ahmad Izzuddin MAg menambahkan, munculnya klaster-klaster baru berkaitan dengan kegiatan sosial keagamaan (mudik, silaturahim, ziarah, pendidikan) mendorong Komisi Fatwa MUI mengeluarkan tausiah tersebut.
‘’Yang lebih mengherankan lagi, masih berkembang berita-berita hoaks (tidak percaya adanya Covid-19/ Covid-19 dianggap rekayasa) yang menyebabkan sebagian masyarakat tidak mau menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas),’’ kata Kiai Izzuddin yang juga pengasuh pondok pesantren Life Skill Daarun Najah, Ngalian Semarang itu.(ingeu/B13-)