Jadilah Orang Yang Berisik

Jadilah Orang Yang Berisik
Jadilah Orang Yang Berisik. Foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



By. Satria hadi lubis

Hajinews.id – Yang saya maksud berisik disini adalah rajin memposting tulisan atau tayangan kebaikan bernilai dakwah di media sosial.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sediakan waktu sehari minimal setengah jam atau satu jam untuk memposting tulisan/tayangan kebaikan. Atau untuk meng-counter tulisan/tayangan lain yang menjelek-jelekkan Islam, ulama atau tulisan hoax lainnya.

Jika umat Islam di Indonesia jumlahnya 240 juta, sedang yang punya hp berinternet 100 juta maka di medsos semestinya yang berisik adalah tulisan atau tayangan dakwah bernada kebaikan. Namun kenyataannya yang berisik itu justru tulisan/tayangan nitizen Islamophobia dan para buzzer. Atau tayangan hedonis tanpa makna.

Jadi jangan malu disebut “raja copas.”
Jangan risau disebut “pejuang WA.”
Jangan minder dibilang “youtuber miskin viewer”
Tak perlu kecil hati disebut “aktivis medsos.”
Jangan pelit menulis komen atau meng-klik like pada tulisan/tayangan dari saudara-saudara kita sesama penebar kebaikan.
Jangan surut hanya karena cibiran dan bully-an para haters di medsos.

Ingatlah…umat Islam dan Indonesia butuh orang-orang berakal sehat dan punya nurani.
Butuh orang yang mau peduli, yang berani menunjukkan sikap membela kebaikan dan kebenaran.
Yang mau bergemuruh membakar semangat lewat sekecil apa pun tulisan/tayangan yang bisa kita share.

Jangan menjadi orang pendiam di medsos. Sebab di dunia maya, mana yang paling berisik maka itu yang akan viral dan trending.
Janganlah sibuk dengan diri sendiri, padahal akal sehat terancam dan agama dilecehkan.
Diamnya orang baik akan membuat medsos menjadi sarana untuk merusak pola pikir banyak orang dan anak keturunan kita.

Ingatlah…. dengan apa Indonesia merdeka?
Dengan tulisan-tulisan tajam Bung Karno dan Bung Hatta
Dengan selebaran dan pamflet-pamflet yang banyak disebarkan
Dengan pidato-pidato yang bersemangat, sehingga rakyat Indonesia pada waktu itu mau berjuang merebut kemerdekaan…

Ingatlah…kisah semut Ibrahim. Kisah seekor semut yang bolak balik membawa setetes air untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim as. Ketika semut itu ditanya mengapa melakukan hal demikian padahal tahu upayanya tidak sebanding dengan besarnya api. Semut menjawab, “Agar Allah dan semua makhluk di muka bumi ini tahu dimana aku berpihak”.

Ingatlah… sikap diam kita terhadap kemungkaran akan membuat kita mendapat gelar dari Rasulullah saw sebagai orang yang paling lemah imannya.

“Barangsiapa yang melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan hatinya, dan hal itu merupakan selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim).

Maka inginkah kita mengecewakan beliau dengan menjadi umatnya yang penakut dan egois karena diam saja ketika melihat kemungkaran? Padahal kelak syafa’at beliau lah yang kita dambakan?

Ingatlah….pena bisa lebih tajam daripada pedang…
Tulisan akan lebih mematikan dari peluru tajam…
Gerakan jari kita di ponsel akan mengubah keadaan…
Karena Allah tidak tidur dan akan selalu bersama pejuang kebaikan…
Maka…jadilah orang yang berisik menebar memposting kebaikan, dan melawan segala upaya yang menghina islam serta melemahkan kaum muslimin di media sosial.
Wa’alaikumussalaam wa rohmatullaaahi wa barokaatuh

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *