Kapan Covid-19 Selesai di Indonesia? Ini Prediksi Menkes Budi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Mata Najwa yang biasa dipandu Najwa Shihab, Rabu 23 Juni 2021, kemarin diambil alih para dokter, dengan tema Mata Najwa Take Over Blak-blakan.

Pada acara tersebut didatangkan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono yang belum lama ini viral.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Budhi Sarwono viral setelah memperbolehkan warga mengadakan hajatan di tengah situasi pandemi Covid-19.

Dr Tompi yang memandu acara Mata Najwa saat itu pun akhirnya menanyakan kebijakan tersebut langsung kepada Budhi Sarwono.

Dimana jawaban dari Budhi Sarwono cukup mengejutkan.

“Daripada kami larang,” begitu Budhi Sarwono menjawab melalui sambungan virtual.

Sebaiknya kegiatan warga kata Budhi diperbolehkan sebab jika dilarang justru akan dilakukan sembunyi-sembunyi. Hal itu tentu tidak bagus.

“Lebih baik transparan, biar pendampingannya jelas” kata Budhi Sarwono dilansir dari akun Twitter @MataNajwa.

Sebelumnya, pernyataan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono viral karena mengizinkan warganya menggelar hajatan di tengah melonjaknya kasus Covid-19.

 

Tompi bertanya pada Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin soal prediksi kapan Covid-19 di Indonesia akan berakhir.

“Jadi kapan prediksi pastinya pak (Covid-19) berakhir?,” tanya Tompi.

“Kita tidak bisa maju dengan saling menyalahkan. Kita yang menentukan kapan pandemi ini selesai,” jawab Menkes.

Budi Gunadi Sadikin juga menyebut, angka penambahan Covid-19 ditentukan dari pribadi masing-masing.

“Saya percaya pandemi ini akan berakhir. Kita yang bisa menentukan berapa banyak teman kita yang terpapar Covid-19,” tambah Budi Gunadi Sadikin.

Kebijakan Covid-19

Seperti diketahui, Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono mengambil kebijakan untuk tetap memberikan izin kepada masyarakat yang hendak menggelar keramaian seperti hajatan, pengajian hingga pesta kesenian dan olahraga.

Menurut Budhi, kebijakan yang dia ambil ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

“Saya berpegang pada Inpres Nomor 6 Tahun 2020 dan aturan tentang PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, red),” kata Budhi Sarwono, saat dikonfirmasi Sabtu (19/6/2021) dikutip dari Kompas.com.

Budhi Sarwono mengungkapkan, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat Kabupaten, selama desa tersebut tidak masuk dalam zona merah, maka tidak ada alasan untuk melarang warga menggelar keramaian.

“Gugus tugas pasti mengizinkan, pemerintah hadir bukan untuk membubarkan tapi untuk mengedukasi tentang protokol kesehatan. Tolong agak minggir ya, pakai masker ya, begitu,” ujar dia.

Budhi sendiri mengaku tidak tutup mata dengan fakta jika di Jawa Tengah sedang merebak virus corona varian baru.

Meski demikian, dia belum mengambil langkah agresif seperti work from home (WFH), jam malam atau penyekatan perbatasan.

“Ya kita harus waspada, sementara masih kami lihat perkembangannya, selama belum ada temuan (varian delta, red) ya masih berpegang pada aturan terkahir,” terang dia.

Dokter Dilema

Lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air akan menjadi tema di acara Mata Najwa malam ini yang, Rabu 23 Juni 2021, link live streaming tersedia di akhir artikel.

Berlangsung seru, Tompi yang mengambil alih Mata Najwa aktif melayangkan pertanyaan pada narasumber, baik kepala daerah, menteri kesehatan, maupun para dokter yang bertugas menangani Covid-19.

Covid-19 kembali menggila. Menyebabkan tingkat keterisian di rumah sakit juga meningkat.

Berikut cerita para dokter yang dirangkum dari tayangan Mata Najwa.

“Dilemanya adalah pasien mana yang harus kita dahulukan. Kalau banyak datang pasien, dan saturasi sama-sama buruk, sementara ICU hanya satu bed, kita harus milih. Pemilihannya ini gak mudah” kata dr Corona Rintawan, Dokter di RS Muhammadiyah Lamongan, dilansir dari Twitter @matanajwa.

“Kita udah kerja mati-matian, tolong menjaga kesehatan. Mau dibuat sebesar apapun RS dan puskesmas kalau masyarakat masih abai prokes, pemerintah tidak mencontoh prokes, percuma.” sambung dr. Corona Rintawan, Dokter di RS Muhammadiyah Lamongan.

Dokter di RS Universitas Indonesia juga menyebut bahwa pihaknya sempat kehabisan stok obat akibat lonjakan kasus.

“Di RS UI sempat ada kekosongan. Untuk saat ini mungkin masih bertahan, tapi kalau ada pasien terus-terusan ya kita kehabisan stok obat.” kata dr. Irandi Putra Pratomo, Dokter di RS UI

Tenaga Medis Kewalahan

Tenaga medis, termasuk Dokter pun dibuat kewalahan dengan melonjaknya Covid-19.

Di Jakarta, jajaran Anies Baswedan bahkan sudah melakukan simulasi mengangkut jenazah pasien Covid-19 menggunakan truk.

Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus kematian akibat Virus Corona.

Jangan lewatkan tayangan Mata Najwa nanti malam yang mengangkat Tema Takeover:Blak-blakan Dokter.

Saksikan tayangan tersebut via Link Live Streaming Trans 7 di akhir artikel ini.

Berikut unggahan lengkap Instagram Mata Najwa

Kenaikan kasus positif Covid-19 belum bisa ditekan dan makin mengerikan.

Virus terus menyerang siapapun yang abai dengan protokol kesehatan.

Daya tampung rumah sakit semakin melebihi kapasitas dan peralatan kesehatan juga semakin terbatas.

Saatnya dengarkan suara dari para dokter yang akan mengambil alih (takeover) tayangan Mata Najwa pekan ini.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *