Ledakan Covid 19 Memicu Perburuan Tabung Oksigen

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Ledakan kasus Covid-19 mengancam krisis pasokan oksigen dan tabung oksigen. Kasus baru virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah 20.575 orang, Kamis (24/6/2021) yang merupakan rekor tertinggi sejak pandemi.

Sepekan terakhir, perburuan masyarakat terhadap oksigen dan tabungnya meningkat tajam. Menurut pengakuan pedagang, permintaan melonjak sampai 2 kali lipat, belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan penelurusan CNBC Indonesia, para pedagang di DKI Jakarta mengakui ada yang sudah kehabisan stok bahkan kewalahan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Isi tabung abis dari jam 1, peningkatannya 20% dari hari biasa. Biasanya tiap hari normal 10 tabung sekarang bisa lebih dari 10 contoh 15, dari 4 hari lalu. Karena Covid semakin membeludak. Kebanyakan yang pesan karena Covid-19. Sebelum-sebelumnya normal,” kata Wafiq, pemilik Azam Oxygen yang berlokasi di Jl. Industri Raya No. 21, Gunung Sahari kepada CNBC Indonesia.

Ternyata kondisi di lapangan ini diakui oleh Menperin Agus Gumiwang. Ia mengaku sudah membahas dengan asosiasi terkait kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Produsen akan menyuplai dari pabrik-pabrik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Pemerintah memastikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan sudah disanggupi oleh asosiasi.

Ternyata salah satu penyebab terhambatnya produksi oksigen adalah kejadian mati listrik PLN. Kejadian mati listrik di industri menjadi kekhawatiran bagi pabrikan. Pasalnya, banyak kerugian yang harus ditanggung jika itu terjadi. Sayang, itu sempat terjadi baru-baru ini.

“Paling penting pasokan listrik, pasokan listrik ini sempat terganggu, contohnya minggu lalu di Gresik sempat padam,” kata Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, Rachmat Harsono kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (24/6/21).

Alhasil, target produksi sejak beberapa waktu sebelumnya bisa tidak tercapai. Pabrikan pun mau tidak mau menanggung kerugian tersebut.

“Kalau padam berapa detik saja itu bisa membuat pasokan kita harus mengulang dari awal proses produksi, karena kita running 24 jam. Jadi ada proses shutdown, lalu ada proses pendinginan sampai 8-10 jam, itu kita loss produk,” jelas Rachmat.

Pemerintah Jamin Aman

Pemerintah Indonesia sempat mengirimkan bantuan ribuan tabung oksigen ke India untuk membantu korban Covid-19 pada 10 Mei lalu. Namun, pemerintah menjamin kebutuhan tabung dan oksigen dalam menghadapi lonjakan kasus, sejauh ini aman.

“Saat melakukan persiapan bantuan oksigen ke India, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mengantisipasi dan menjamin kebutuhan dalam negeri terpenuhi kalau ada peningkatan kasus Covid-19. Bantuan yang diberikan sebanyak 3.400 tabung, atau hanya 0,05% dari stok tabung nasional. Jadi tabung oksigen cukup tersedia,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri.

Meski demikian, nyatanya sejumlah rumah sakit, utamanya di Jawa Tengah sempat mengalami kelangkaan. Industri pun mengaku lebih sibuk untuk mengirimkan tabung oksigen ke Jateng dalam beberapa hari terakhir. Namun, Pemerintah menyebut apabila kebutuhan tabung gas oksigen di rumah sakit terus meningkat bisa langsung dipergunakan dari para distributor.

“Intinya tidak ada kelangkaan tabung oksigen, karena tabung oksigen cukup dan tersedia mengantisipasi lonjakan permintaan akibat meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri,” ucap Febri.

Selain itu, guna memastikan jumlah kebutuhan di rumah sakit yang menangani Covid-19, Kemenperin juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait pemutakhiran data kebutuhan oksigen di daerah.

“Hal ini diharapkan bisa memastikan agar pasokan tabung gas oksigen untuk medis sesuai dengan kebutuhan daerah dan rumah sakit setempat dan tepat sasaran,” paparnya. (dbs).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *