Mengerikan! Ketua Umum PB IDI: Covid-19 Varian Delta Bisa Menular Lewat Aerosol

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, Hajinews — Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, banyak masyarakat tidak tahu kemampuan Covid-19 varian Delta, bahkan malah meremehkan

Padahal, varian virus ini punya kemampuan yang tak dimiliki varian sebelumnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yakni, mampu menular melalui aerosol atau partikel zat yang dapat menempel di udara.

“Ini dulu tidak dipercaya banyak orang, setelah hadir varian Delta, varian Delta ini dibawa partikel udara ukuran mikron.”

“Ini yang kemudian kecepatan penularan lebih tinggi karena bisa melalui aerosol,” ucapnya dalam diskusi daring, Jumat (2/7/2021).

Daeng mencontohkan, penularan varian Delta dapat melalui udara di ruang tertutup.

Sehingga, penularan bisa terjadi pada ruangan yang sudah memiliki aerosol yang terpapar virus.

Virus yang menempel pada aerosol disebut mampu bertahan selama 3 jam.

“Aerosol mungkin tidak sehebat airbond, kalau airbond itu bisa melayang lama, kalau aerosol itu 3 jam bisa bertahan.”

“Sehingga meskipun tidak jumpa orang, tapi masuk ke sebuah ruangan yang sudah ada aerosolnya itu bisa tertular,” jelasnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, banyak masyarakat tidak tahu kemampuan Covid-19 varian Delta, bahkan malah meremehkan

Daeng menegaskan, informasi ini tidak diberikan untuk tujuan menakut-nakuti.

Justru, agar membuat publik lebih berhati-hati dan menguatkan penerapan protokol kesehatan.

“Saya terus terang dikatakan nakut-nakutin enggak apa, supaya kita lebih hati-hati,” cetusnya.

Daeng menegaskan, varian Delta jauh lebih cepat menular dan berbahaya.

Sebab, varian ini menimbulkan gejala perburukan pada kondisi tubuh secara lebih cepat, ketimbang varian sebelumnya.

“Delta ini lebih cepat menular dan lebih berbahaya, karena menimbulkan gejala perburukan lebih cepat dari pada yang lain,” beber Daeng.

Kata dia, budaya masyarakat Indonesia yang suka nongkrong juga ikut berkontribusi pada peningkatan kasus Covid-19.

Alasan pertemanan karena saling kenal, sehingga protokol kesehatan terkait jaga jarak juga tidak sepenuhnya diterapkan.

Ditambah, penanganan terhadap kasus asymptomatic atau kasus positif tanpa gejala yang belum bisa dideteksi secara baik.

Sehingga, masih terjadi ketidaktahuan masyarakat terkait kasus positif tanpa gejala yang mungkin saja berada di sekitarnya.

“Kita secara budaya protokol kesehatan susah, karena kita sering nongkrong, sering ketemu, sering silaturahmi.”

“Kita belum pernah bisa melakukan penanganan terhadap asymptomatic atau OTG.”

“Kalau mau jujur, kita tidak pernah bisa mendeteksi secara baik kasus ini.”

“Kita enggak tahu istri kita, atau teman nongkrong kita, dia OTG atau bukan,” paparnya.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 1 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

 

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 551.009 (23.4%)

 

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 387.634 (17.2%)

 

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 256.563 (11.3%)

 

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 174.430 (8.3%)

 

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 77.831 (3.8%)

 

RIAU

Jumlah Kasus: 70.936 (3.4%)

 

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 64.485 (3.3%)

 

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 61.354 (2.6%)

 

BANTEN

Jumlah Kasus: 57.424 (2.7%)

 

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 51.735 (2.5%)

 

BALI

Jumlah Kasus: 50.528 (2.5%)

 

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 36.445 (1.7%)

 

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 36.200 (1.8%)

 

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 28.992 (1.4%)

 

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 26.321 (1.1%)

 

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 25.997 (1.2%)

 

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 21.878 (1.0%)

 

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 21.440 (1.0%)

 

PAPUA

Jumlah Kasus: 21.026 (1.1%)

 

ACEH

Jumlah Kasus: 19.338 (0.9%)

 

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 18.765 (0.9%)

 

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 16.303 (0.8%)

 

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 14.860 (0.6%)

 

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 13.723 (0.7%)

 

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 13.246 (0.7%)

 

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 13.138 (0.7%)

 

JAMBI

Jumlah Kasus: 12.962 (0.6%)

 

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 11.474 (0.6%)

 

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 10.890 (0.5%)

 

BENGKULU

Jumlah Kasus: 10.309 (0.5%)

 

MALUKU

Jumlah Kasus: 8.710 (0.4%)

 

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 5.933 (0.3%)

 

GORONTALO

Jumlah Kasus: 5.874 (0.3%)

 

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 5.355 (0.2%).(dbs)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *