Jakarta, Hajinews.id – Tidak menggubris komentar dan keluhan Dunia terkait efektivitas vaksin Sinovac buatan China, Indonesia justru terkesan ngotot tetap menggunkan vaksin Sinovac.
Sejak Juni lalu kekhawatiran terkait efektivitas vaksin Sinovac buatan China terus tumbuh salah satunya karena kondisi di Indonesia. Ledakan kasus Covid-19 terjadi ketika ratusan atenaga kesehatan (nakes) sudah mendapatkan vaksin Sinovac. Intisari-online.com menguraikan lebih dari 25 ribu infeksi dan 539 kematian tercatat hari Jumat kemarin. Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan masalah bukan di vaksin, melainkan mutasi virus Corona atau varian Delta.
Melansir Forbes, atas kondisi di Indonesia itu, Kosta Rika, negara di benua Amerika yang juga lumpuh akibat Covid-19, menolak menggunakan vaksin Sinovac karena takut vaksin tidak bekerja.
Sinopharm dan Sinovac dua vaksin tersebut memang sudah diberi izin penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tapi efikasi Sinovac senilai 51% hanya lebih 5% dari batas efikasi WHO untuk vaksin Covid-19 dan tidak ada publikasi data klinis untuk mendukung klaim produsen agar menerima vaksin mereka.
China terus-terusan membela kualitas vaksin mereka, yang sudah dijual jauh sebelum mereka menyelesaikan tahapan pengujian klinis. Namun tanpa data yang tersedia, efektivitas Sinovac melawan varian baru Covid-19 tidak akan diketahui.
Yang diketahui dari vaksin lain melawan varian Delta adalah penurunan proteksi yang nyata, dengan hanya satu dosisi dan penurunan yang lebih terbatas setelah diimunisasi penuh. Meski begitu, jika vaksin Sinovac juga mengalami penurunan kemanjuran maka Sinovac tidak akan melewati ambang bawah batas efikasi vaksin yang ditetapkan WHO. (intisari/dbs)