Namun beredar isu makanan yang dibeli dari luar bisa menjadi media penularan Covid-19. Ini membuat masyarkat cemas. Apakah benar?
Epidemiolog Griffith University Australia, dr Dicky Budiman menyatakan isu tersebut tidak benar. “Enggak ada itu, salah. Covid-19 itu bukan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Sejauh ini belum ada data yang bisa memperkuat hal tersebut,” ujarnya, saat dihubungi, Kamis (8/8/2021).
“Misal di CHina, mohon maaf di sana orang itu ngomong kenceng banget kalau lagi makan, jadi bukan karena dari makanannya tapi dari bicaranya. Seperti di Australia, bernaPas saja dekat (dengan orang yang positif) apalagi kalau sambil bicara, ya itu yang menularkan. Jadi bukan dari makanannya, enggak ada hal seperti itu,” kata Dicky.
Dicky melanjutkan, infeksi Covid-19 termasuk virus varian Delta sebagai infeksius dari aspek airbone (udara).
“Artinya lebih pada airbone, ketemu orang yang positif. Varian Delta infeksius dari masalah airbonenya, dari udaranya jadi gampang tertular. Misal pedagangnya enggak pakai masker ya wajar (tertular) karena Anda berdekatan dan ada droplet. Bukan ke makanan, tapi droplet ke orang, itu yang terjadi. Bukan dari makanan dan minuman, bukan dari air juga. Jadi enggak ada yang seperti itu,” ujarnya.
Hal senada disampaikan pakar kesehatan Profesor Ari Fahrial Syam. Dia menjelaskan virus corona masuk lewat saluran napas bukan lewat saluran cerna.
“Virus masuk melalui saluran napas dan tidak melalui saluran cerna. Tapi virus yang masuk lewat saluran napas bisa menempel pada saluran cerna,” kata Prof Ari.
Profesor Ari menambahkan, cara penularan Covid-19 tetap bersifat person to person alias dari orang ke orang. “Betul, bisa juga seperti ini di mana droplet nempel ke meja lalu meja itu terpegang oleh tangan. Dari tangan kita itu menyentuh ke hidung, bisa menular,” kata Profesor Ari.
Sumber: inews