Bawahan Menteri Teten Ungkap 70 Persen Koperasi Simpan Pinjam Kesulitan Keuangan dan Terancam Ambruk

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan mengatakan, 70% koperasi khususnya koperasi simpan pinjam di masa pandemi mengalami gangguan. Hal tersebut dikarenakan adanya pengambilan simpanan anggota menjelang hari raya dan juga meningkatnya kredit macet (NPL) karena keuangan anggota terganggu.

“Untung saat itu ada kebijakan di mana Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dikhususkan untuk menyalurkan dana untuk koperasi, kucuran yang mencapai Rp2 triliun dari dana PEN dan dana internal, sedikit membantu koperasi,” ujar Rully dikutip dari Kontan.co.id, Senin (12/7/2021).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rully juga menyampaikan, kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, kontribusi koperasi terhadap PDB sebesar 5,2% dan ditargetkan bisa menjadi 5,3% di tahun 2022. “Jumlah koperasi modern juga diharapkan menjadi 100 koperasi di 2021 dan 150 koperasi pada 2022,” tambah Rully.

Sementara itu, ada kekhawatiran baru yang munculnya masalah baru bagi koperasi di paruh kedua tahun ini. Hal ini mengingat adanya kebijakan PPKM darurat yang bisa mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat khususnya usaha yang dijalankan anggota.

Rully menambahkan, persoalan pembiayaan koperasi juga akan menjadi masalah di tahun ini, karena meskipun sudah dilayani oleh LPDB, masih membutuhkan dukungan pembiayaan pinjaman perbankan. “Jumlah koperasi sebanyak 123.000 unit kurang lebih membutuhkan sokongan pembiayaan kredit sekurang-kurangnya Rp100 triliun. Total kredit perbankan untuk saat ini ditaksir masih di bawah angka 1%,” ungkap Rully.

Meski pandemi sangat menganggu, Ketua Koperasi Benteng Mikro Kamaruddin Batubara mengaku, masih mengalami pertumbuhan dana tabungan anggota yang saat ini mencapai Rp500 juta dengan imbal hasil setara 8,5%-12% per tahun. Hanya saja, Kamaruddin enggan menyampaikan berapa pertumbuhan dana tabungan yang dialami.

Kamaruddin bilang, kalau pertumbuhan tabungan tersebut dikarenakan semakin bertambahnya anggota dari Koperasi Benteng Mikro. Asal tahu saja, jumlah anggota koperasi tersebut mencapai 192.934 orang. “Tahun ini, kami akan buka juga di Kota Bogor dan Kota Depok. Hal tersebut dilakukan untuk membuka kesempatan bagi masyarakat dalam mengakses simpanan, pinjaman/pembiayaan yang mudah dan menguntungkan,” kata Kamaruddin.

 

Gagal Bayar

Selain kinerja yang mengalami gangguan, koperasi di Indonesia juga masih dibayang-bayangi oleh beberapa oknum koperasi yang mengalami gagal bayar atau justru adanya koperasi bodong. Kasus-kasus yang dialami oleh beberapa koperasi ini diakui ikut mencoreng nama koperasi secara umum.

Salah seorang yang mengakuinya ialah Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera Bersama Vini Noviani yang bilang kalau citra koperasi diperburuk oleh beberapa masalah tersebut. Ia mengatakan, nama koperasi ikut tercoreng ketika ada lembaga keuangan lainnya yang bermasalah, seperti asuransi.

Menurutnya, hal tersebut dapat memperburuk citra lembaga keuangan secara keseluruhan. Vini berharap, pemerintah khususnya melalui Kementerian Koperasi dan UMKM dapat terus terlibat dalam memperbaiki citra koperasi terlebih dalam hal mengedukasi masyarakat tentang koperasi. “Saat ini juga hujan viral tentang penipuan pinjol yang banyak mengatasnamakan koperasi, dan sangat merusak nama baik koperasi, mohon kerja sama kementerian dengan pihak terkait khususnya kepolisian untuk menangani penipuan pinjol,” ujar Vini.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *