Daftar Donatur Palestina
Oleh Firman Cecak
Hajinews.id – Pada 2018, semakin mahal sebuah mobil, semakin besar kemungkinan mobil tersebut mempunyai flares yang agak mencolok di sekeliling roda.
Flares ini lebih mudah dibuat daripada dulu (baja yang ditekuk oleh robot), tapi benda ini hanyalah sebuah penanda. Sebuah pesan tentang status mobil dan pengemudinya.
Flares tidak mempunyai fungsi apa-apa. Letaknya lebih dari enam inci dari roda. Namun, flares tetap ada.
Dan di pasar suku cadang, Anda harus membayar ekstra untuk flare yang lebih besar, ini semacam bedah plastik bagi mobil Anda.
Bila terlalu banyak melakukan hal seperti ini, status Anda akan turun di mata pengamat, bukan naik. Sama halnya seperti operasi plastik.
The Cadillac XTS malah lebih ekstrem lagi. Ada flare kecil di belakang masing-masing lampu belakang. Lagi lagi, tak ada fungsi yang jelas, selain untuk mengingatkan beberapa orang akan the Batmobile (atau Lincoln Futura 1955).
Bendera status ini ada di mana-mana.
Alex Pecks menyebutkan bahwa di bagian belakang sarung tangan pengemudi ada lubang besar. Mengapa? Mungkin itu adalah peninggalan dari masa ketika para lelaki mengemudi mobil sambil memakai arloji besar, dan sarung tangan membutuhkan lubang besar agar arlojinya bisa nongol keluar.
Setelah beberapa waktu, kita lupa dengan arloji besar tapi mempertahankan lubangnya. Ini adalah sebuah simbol.
Utilitas peninggalan ini telah menjadi simbol, dan begitu sebuah simbol dikenal luas (seperti detail kecil pada tas tangan Hermés), simbol tersebut secara seketika ditiru, dimanipulasi, dan disebarkan, sampai menjadi tidak langka lalu menjadi sekadar sebuah sinyal perubahan selera.
Apa bendera Anda? Untuk apa seseorang mengibarkannya?
Benderanya bukan untuk semua orang
Perlu ditegaskan kembali bahwa pasar terkecil yang memungkinkan memberi Anda kebebasan untuk memilih orang-orang yang ingin Anda layani. Dan orang-orang itu mencari simbo! tertentu. Mungkin, bila Anda sudah memilih pasarnya dengan baik, simbol yang mereka cari agak berbeda dari simbol yang memberi hasil bagi audiens yang lebih besar.
Ada paradoks di sini. Bila ingin membuat perubahan, kita harus menjadi yang pertama, menggantung pada satu sisi atau pada sisi yang lain. Namun, sering kali inovasi itu mengingatkan (beberapa) orang akan peristiwa masa lampau yang tidak berjalan sesuai harapan. Kita memulai dengan melayani audiens yang bisa menerimanya, karena ini adalah satu-satunya audiens yang akan memberi kita kesempatan dengan hal baru kita.
Kirimlah sinyal yang terasa seperti tanda yang sudah kita percayai, lalu ubahlah secukupnya sehingga kita tahu bahwa itu adalah sinyal baru, milik Anda.
