Melihat dan Mendengar Ceramah Buya Gusrizal Gazahar

Melihat dan Mendengar Ceramah Buya Gusrizal Gazahar
Melihat dan Mendengar Ceramah Buya Gusrizal Gazahar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : A.R Maturi

Salam Saudara Seiman di Ranah Minangkabau maupun di Rantau.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews.id – Karena di Bukittinggi tidak ada salat Idul Adha di Lapangan Kantin, lapangan luas yang mempertemukan para perantau dengan handai taulannya di kampuang halaman, jadi pada hari raya Idul Adha 1422 H ini, kami mencari dimana ada masjid yang menyelenggarakan Salat Idul Adha di lapangan, akhirnya dapatlah informasi bahwa di Surau Buya Gusrizal Gazahar ada dilaksanakan di lapangan.

Jamaah datang, disambut dengan protokol kesehatan yang ketat, walaupun salat di lapangan terbuka, tetap ada jalur masuk ke lapangan dari satu arah, untuk bisa masuk ke jalur itu, terlebih dahulu sebelumnya sudah disambut oleh petugas yang memberikan masker dan mengarahkan jamaah untuk mengecek suhu tubuh terlebih dahulu. Dudukpun dijarakkan, selang seling. Ketika Salat saja diarapatkan shaf, dengan surah pendek Al – A’la dan Al – Ghasiah, suara Buya Gusrizal ternyata aslinya bernada rendah namun lembut ditelinga.

Beberapa point khutbah Buya Guzrizal jadi catatan penting bagi saya, terutama soal PPKM dan ibadah di Masjid.

Saya mendengar sekali bahwa Beliau mengatakan ” Saya tidak akan menyuruh orang berbondong bondong ke Masjid, karena pada dasarnya sebelum ada Covid 19 ini, masjid masjid yang rata – rata berkapasitas ratusan bahkan ribuan jamaah tidak ada yang pernah terisi 25% “.

Mendengar itu, saya jadi teringat dalam beberapa perjalanan, saat singgah di beberapa Masjid mewah, megah, satu shaf saja kadang tak terisi. Hal lebih jelas kemudian disampaikan Buya Gusrizal ” Justru kami ( MUI Sumbar ) menganjurkan bagi yang dalam keadaan kurang sehat untuk salat dirumah saja, bagi yang ingin meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah ini, juga boleh silahkan dirumah saja, ada Rukhsah ( Kemudahaan ). Sampai disini, saya tidak melihat dan mendengar bahwa upaya MUI Sumatera Barat mempersulit proses penanganan covid di Sumatera Barat.

Buya Gusrizal hanya tidak setuju menutup Masjid dan membiarkan masjid tak berkegiatan ibadah, adapun bagi masyarakat yang sehat dan mampu melangkah ke Masjid, beliau tegaskan untuk jangan menganggap remeh wabah ini, dan tegas meminta jamaah dan pengurus pengurus masjid mematuhi protokol kesehatan saat beribadah, beliau juga jelaskan hukum memakai masker yang dibolehkan ketika sujud.

Terakahir beliau menegaskan, jikalau semua publik area dan fasilitas publik lainnya sudah harus ditutup dan wabah ini masih tidak terkendali, barulah Masjid ditutup, tegas beliau. Lalu dimana salahnya MUI Sumbar yang bagi sebagian media dan beberapa tokoh bangsa dianggap tidak mau bekerjasama mengentaskan covid 19?

Sumber: haluan

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *