Daftar Donatur Palestina
Oleh Firman Cecak
Hajinews.id – Perusahaan media, perusahaan telekomunikasi, dan layanan pengiriman, semuanya menghasilkan uang dengan melakukan hal yang sama: menjual perhatian orang-orang yang ceritanya mereka layani.
Anda bisa membeli iklan di sebuah majalah, dalam jaringan, atau dengan prangko. Dalam ketiga kasus tersebut, Anda akan mampu menjangkau/menginterupsi/mendidik/terlibat dengan semua orang yang dijanjikan oleh perantara. Siapa pun yang punya prangko bisa mengirim surat.
Anda tidak perlu mendapatkan perhatian ini, karena Anda bisa membelinya.
Anda bukan orang luar lagi; kini Anda adalah pelanggannya. Anda mempunyai uang tunai dan bisa menggunakannya untuk membeli perhatian, kapan pun Anda mau, sebanyak yang Anda sanggup.
Ini kabar baiknya: ketika Anda menemukan pendekatan iklan yang memberi hasil, Anda bisa memperbesarnya. Anda bisa memperbesarnya dengan cepat dan tepat.
Dan Anda mungkin sudah menebak kabar buruknya: tidak mudah menemukan pendekatan iklan yang memberi hasil.
Itu bukan berarti Anda tidak perlu mencoba, tapi Anda harus tahu jelas tentang apa yang Anda lakukan dan mengapa Anda melakukannya.
Sebuah iklan, yang tidak diperhatikan, tidak ada.
Sebuah iklan yang diperhatikan hanya diperhatikan oleh beberapa orang, tidak semua orang. Dan, bila diperhatikan oleh orang yang tepat, akan tercipta ketegangan. Ketegangan karena tidak tahu dan perlu mengetahui lebih jauh. Ketegangan karena tidak diikutsertakan. Ketegangan bahwa segala sesuatu bisa menjadi lebih baik (atau lebih buruk).
Hampir semua iklan TV adalah sekadar kebisingan semiotik. Mencoba meyakinkan pemirsa (“Seperti yang terlihat di TV’) bahwa ini adalah merek yang aman, merek yang Anda dan rekan Anda kenal, merek yang bisa masuk ke dalam kotak ini.
Itu adalah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan besar di pasar kompetitif. Namun, itu bukan jenis pemasaran yang realistis untuk dipertimbangkan orang lain.
