LPEM UI Perkirakan Indonesia Keluar dari Resesi Ekonomi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 di kisaran 6,2 persen sampai 6,7 persen. Prediksi tersebut lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang mencapai 7 persen.

“Kami memperkirakan Indonesia akan keluar dari resesi pada kuartal II-2021,” kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam keterangan yang dikutip dari Antara, Rabu (4/8).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Teuku, aktivitas ekonomi meningkat pada April-Juni karena beberapa faktor seperti pelonggaran peraturan pembatasan sosial, stimulus pemerintah, serta periode Ramadhan dan Idulfitri.

Pemulihan juga tercermin dari kinerja kredit yang meningkat signifikan terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi.

Ia menilai pertumbuhan positif pada kredit konsumsi dan akselerasi inflasi inti menunjukkan daya beli mulai pulih meski konsumen masih enggan berbelanja.

Kemudian, Indonesia juga terus mencatatkan surplus perdagangan selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei tahun lalu.

Sementara itu, surplus transaksi berjalan diperkirakan masih berada di wilayah negatif yang tidak jauh dari angka kuartal I-2021 karena surplus perdagangan barang lebih kecil dan defisit perdagangan jasa masih berlanjut.

“Indonesia tidak lagi menikmati surplus sejak awal 2021 dengan berlanjutnya defisit transaksi berjalan sebesar 0,36 persen dari PDB pada kuartal I-2021,” ujarnya.

Teuku menyorot impor barang mentah dan barang modal mulai bangkit pada kuartal II sehingga berbeda dengan impor tahun lalu yang melemah akibat pandemi. Hal ini menandakan ekspansi industri yang tercermin dari angka Purchasing Manager’s Index (PMI) di atas 50.

Impor barang modal masih menjadi penyumbang utama total impor terutama yang terdiri dari produk mesin dan elektronika mencakup sekitar 25 persen dari total impor. Selain itu, impor produk kimia industri juga meningkat seiring tingginya permintaan.

Dari sisi ekspor, komoditas mentah masih mendominasi, terdiri dari sumber daya mineral, lemak nabati, dan logam mulia. Beberapa faktor pendorongnya adalah kenaikan harga komoditas yang cukup signifikan seiring permintaan yang mulai bangkit dari pandemi.

Pada kuartal III 2021, LPEM FEB UI memprediksi laju ekonomi Indonesia akan merosot. Hal itu disebabkan oleh lonjakan kasus covid-19 dan pembatasan sosial yang berkepanjangan.

Pemerintah, menurut Teuku, memang tidak bisa menghindari dampak negatif terhadap ekonomi ketika ada pengetatan penanganan kesehatan. Namun, pemerintah perlu mempercepat vaksinasi untuk menciptakan kekebalan komunal (herd immunity) yang saat ini masih relatif lambat.

Secara keseluruhan, LPEM FEB UI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ada di kisaran 3,2 persen sampai 3,9 persen atau lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang mencapai 3,7 persen hingga 4,5 persen.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *