Kacau! PAN Bongkar Rencana Sri Mulyani, Tarik Utang Rp 515,1 Triliun, untuk Tutupi Ekonomi yang Karut-marut

Foto: Infografis/Sri Mulyani Jelaskan Soal Pajak Pulsa & Token Listrik/Arie Pratama
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jakarta, Hajinews.id – Rencana pemerintah untuk kembali menarik utang jumbo Rp 515,1 triliun semakin mempertegas kondisi perekonomian domestik yang masih karut-marut. Hal itu berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) tumbuh positif hingga 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Politikus PAN, Eddy Soeparno, ikut mengomentari rencana pemerintah menarik utang jumbo yang besarannya mencapai Rp 515,1 triliun, dan coba mengaitkannya dengan pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada kuartal II-2021 tersebut.

Dari perspektif ilmu ekonomi makro, Eddy memandang ekonomi kuartal II-2021 yang tumbuh 7,07 persen hanya bersifat sesaat. Karena ia melihat, hal itu lebih dominan ditopang oleh pengeluaran rumah tangga sebelum Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Memang di satu pihak (ekonomi) tumbuh, tapi kan pertumbuhan di kuartal kedua karena ada permintaan yang tertahan selama ini,” ujar Eddy dilansir dari RMOL, Selasa (10/8).

Konsumsi yang tertahan tersebut, dijelaskan Sekretaris Jenderal PAN ini, salah satu contohnya adalah rencana kegiatan masyarakat yang tertunda karena pandemi, dan baru terealisasi sebelum PPKM berlaku.

“Misalnya orang yang mau liburan dia nahan-nahan, ketika ekonominya mulai dibuka dia mulai pergi liburan. Jadi memang ada lonjakan (ekonomi) oleh pengeluaran rumah tangga yang memang selama ini tertahan,” jelasnya.

Pada sisi lainnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini menaksir pertumbuhan ekonomi yang tercapai cukup tinggi pada kuartal II akan kembali fluktuatif ke arah menurun, karena ada PPKM yang masih diberlakukan pemerintah.

“Meskipun demikian di kuartal ketiga proyeksinya akan turun pertumbuhan ini terkena PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat,” pungkas Eddy.

Renana penarikan utang baru disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang menyebutkan besaran utang baru pada semester II tahun 2021 diproyeksi mencapai Rp 515,1 triliun.

Dia mengklaim, proyeksi utang baru tersebut lebih kecil dari jumlah utang dalam UU APBN tahun 2021. Outlook utang sepanjang tahun ini, kata dia, hanya mencapai Rp 958,1 triliun dari semula Rp 1.177,4 triliun.

“Prognosa kita untuk semester II hanya akan mencapai Rp 515,1 triliun. Ini hal yang bagus, berarti kita mengurangi kenaikan utang yang tadinya Rp 1.177 triliun menjadi Rp 958 triliun atau turun 18,6 persen,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar), Senin (12/7).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *