Hajinews.id – Seumpama, ikan yang berada dalam kolam yang penuh airnya. Dan berenang tenang kesana kemari gembira. Cepat dan lincah kesana kemari tanpa kendala.
Begitulah mukmin dengan dzikrullah bersama. Bergerak kesana kemari dengan leluasa. Di sini berguna dan disana pun bermakna. Tenang, saat ada masalah menyapa. Tenang pula, saat semua lancar saja.
Mukmin, yang kurang dzikrullah menyapa. Layaknya ikan dengan sedikit air berenang dan berlaga. Berjalan miring dan nyaris kesulitan kekurangan udara. Tetap berjuang tapi dengan memaksa.
Hasilnya karya yang tak seberapa. Prestasi dan prasasti pahala yang sekedarnya. Menyusun sebaik mungkin narasi dalam pilihan diksi guna menutupi fakta. Dalam masalah mengelepar bingung berbuat apa.
Dalam keadaan normal, gampang terlena. Sebuah perumpamaan yang begitu bijaksana. Dari seorang Syaikh Ibnul Qoyyim Al Juzi yang ternama. Menjadi rambu agar kita waspada.
Dan hendaklah jangan lupa. Mukmin hanya dengan dzikrullah menjadi cerdas untuk berpahala. Memiliki berlebih tenaga. Dan haus akan manfaat dan kebaikan yang ada.
Semoga kita, dijadikan mukmin dengan dzikrullah yang setia.