Mencengangkan! Taliban Beri Amnesti Massal, Ajak Wanita Ikut Pemerintahan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews — Ada hal yang mengejutkan ketika kelompok Taliban yang berhasil menduduki pemerintahan Afghanistan pasca merebut Ibu Kota Kabul pada Minggu 15 Agustus 2021. Pasalnya, milisi Taliban memberikan amnesti bagi pejabat pemerintahan di Afghanistan.

Tak hanya itu, Taliban juga mengajak wanita untuk terlibat dalam pemerintahan baru mereka. Taliban sendiri mendeklarasikan amnesti atau pengampunan bagi pejabat pemerintahan di seluruh Afghanistan setelah mereka mengambil alih kekuasaan pada Minggu 15 Agustus 2021. Kelompok itu juga mengajak wanita untuk terlibat dalam pemerintahan baru mereka.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam pernyataan yang dikutip AFP via CNNIndonesia, Selasa 17 Agustus 2021, Taliban menyatakan amnesti tersebut diharapkan dapat membuat para pegawai pemerintahan Afghanistan sebelumnya dapat beraktivitas dengan tenang tanpa takut dihukum setelah kelompok itu berkuasa.

“Amnesti umum dideklarasikan untuk semua, jadi kalian dapat melanjutkan rutinitas kalian dengan tenang,” demikian pernyataan Taliban.

Selain itu, anggota komisi budaya Taliban, Enamullah Samangani juga mengumumkan kelompok itu tidak ingin wanita menjadi korban selama mereka berkuasa.

“Imarah Islam tidak ingin perempuan menjadi korban. Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah,” ungkapnya, seperti dilansir dari Associated Press.

Terkait struktur pemerintahan, Samangani belum dapat menjelaskan secara rinci. Kendati demikian, ia menyiratkan sistem pemerintahan tetap bernapas Islam.

“Struktur pemerintahan belum sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung,” imbuhnya.

Saat berkuasa di Afghanistan pada 1996 hingga 2001 silam, Taliban menerakan aturan Islam ultrakonservatif. Para wanita otomatis hidup dalam kekangan.

Saat ini, para wanita mengkhawatirkan masa depan di bawah pemerintahan Taliban, yang melucuti hampir semua hak mereka ketika memerintah negara itu.

Saat ini pula, Taliban terus menggaungkan kampanye jika pemerintahannya akan lebih moderat. Kendati begitu, kebanyakan warga Afghanistan masih skeptis.

Dalam pertempuran perebutan kekuasaan dalam beberapa bulan belakangan, memang sangat minim laporan mengenai kekerasan terhadap warga sipil. Akan tetapi, banyak penduduk mengurung diri di rumah lantaran takut melihat Taliban.

Generasi yang sempat hidup di masa pemerintahan Taliban, masih ingat betul betapa keras kelompok itu menerapkan hukum Islam. Pelanggar aturan dapat dirajam, amputasi, hingga eksekusi di depan umum.

Ribuan warga Afghanistan pun bergegas ke bandara utama Kabul untuk kabur ketika Taliban kembali menguasai Istana Kepresidenan pada Minggu lalu. Kini dunia pun masih menanti dinamika di Afghanistan ketika Taliban berkuasa.

“Dunia mengikuti peristiwa di Afghanistan dengan hati yang berat dan kegelisahan yang mendalam tentang apa yang ada di depan,” beber Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *