Muhammadiyah Sulap Tanah Wakaf Jadi Agro Wisata  

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – BAGI generasi metropolitan yang hidup di perkotaan, pemandangan kerbau dan pak tani sedang membajak sawah menjadi sesuatu yang wouw begitu. Tiap hari yang mereka saksikan lalu lalang kendaraan, kemacetan di jalan dan bangunan gedung bertingkat. Maka melihat sawah, kebun, ikan, sapi, kambing, ayam, itik, kelinci, buah-buahan dan sayur segar menjadi hiburan tersendiri.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi belakangan ini gencar mengembangkan potensi agro wisata di Kecamatan Mijen dan Gunungpati. Dua wilayah yang mempunyai alam dan pemandangan pedesaan hijau bak zamrud katulistiwa yang patut dipertahankan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Potensi tersebut ditangkap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dengan membuka lahan seluas 3,3 hektare di Desa Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Ketua PWM Jateng Dr KH Tafsir MAg didampingi Sekretaris Drs Wahyudi MPd menjelaskan, awalnya pihaknya menerima wakaf di Wonolopo, Kecamatan Mijen.

Kemudian Majelis Wakaf dan Kehartabendaan (MWK) PWM Jateng Herdiyanto dan Wahidin Hasan, Manajer Fundrising Lembaga Amal Zakat Infak dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) menyulap bagian depan tanah tersebut sebagai salah satu kampus Universitas Muhammadiyah (Unimus) Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Komunitas Unimus, sebagai pengembangan kampus induk yang ada di Jl. Kedungmundu No. 18 KecamatanTembalang, Kota Semarang.

“Di Musim pandemic Covid-19 kampus Wonolopo ini dijadikan salah satu titik isolasi mandiri terpusat,’’ kata pria asli Banjarnegara itu.

Sedang kawasan lahan di belakang kampus tersebut belum tergarap. Mereka kemudian menugaskan Judi Artho, pemuda lulusan Telekomunikasi tetapi mempunyai minat dan bakat di bidang pengelolaan lahan. Judi sempat berkerja di perusahaan telekomunikasi semacam Nesic Bukaka, Nokia dan lain-lain.

Terakhir dia menjadi senior Manager Network di Smartfren wilayah Jateng Yogya. ‘’Alhamdulillah 19 tahun saya pengalaman di dunia telekomunikasi,’’ kata Judi.

Dia kemudian mengajukan pensiun dini ke perusahaan dan dikabulkan setelah berjuang selama satu tahun.
‘’Dengan uang pesangon itu saya lanjut buat peternakan dan perikanan yang sudah saya lakukan sebelum pensiun,’’ tutur Judi.

Kopi Bersamamu

Untuk menarik minat warga Semarang datang ke tempat itu, dia kemudian membuat warung kopi atau kafe dengan nama ‘’Kopi Bersamamu’’. ‘’Maksudnya ngopi Bersama Muhammadiyah. Jadi Kopi Bersamamu,’’ kata Tafsir sambal tertawa.

Untuk sampai ke Kopi Bersamamu, kita harus mengambil rute memutar, dari Kampus Unimus Wonolopo kita jalan lurus kemudian belok ke kanan tepatnya di Krajan Utara No.14, Wonolopo, Mijen.

Di tempat itu anda akan menemui rumah joglo kuno dengan ornament kursi Jawa kuno. Menu yang disediakan selain aneka kopi dan minuman lainnya juga hidangan khas Semarang. Anda yang suka menikmati kopi dengan view alam bebas tersedia meja kursi di luar joglo. Atau yang ingin sekadar berswafoto dengan pemandangan alam bebas, di tempat tersebut, telah dibuat jalan setapak dari papan untuk spot foto.

Untuk menarik perhatian anak-anak muda, Judi Artho mendesain kawasan itu menjadi Wonolopo Integrated Farm (WQIF). ‘’Kami membuat edu wisata, agro wisata sekaligus untuk mereka yang ingin mengenal dunia pertanian, peternakan dan tumbuh-tumbuhan silakan datang. Sata juga siap merangkap tukang ngaduk kopi,’’ kata Judi sambal tertawa.

Suatu hari saya diundang Ketua PWM Dr KH Tafsir untuk makan siang di tempat itu. Di luar dugaan saya bertemu dengan guru-guru saya di UIN Walisongo dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang lama tidak bertemu. Misalnya Drs KH Musman Thalib. Prof Dr Soeparman Syukur, Dr KH Rozihan, Rektor Unimus Prof Dr KH Masrukhi, Dr dr KH Shofa Chasani, Drs KH Wahyudi dan lain-lain.

Di rumah joglo tersebut terpampang ‘’Cafe dan Pendopo Dahar’’ Kopi Bersamamu. Sebagian terdapat hamparan rumput untuk pakan ternak dan sawah yang hijau, kolam ikan dan kendang ternak. Mulai dari ayam petelur, bebek, kelinci, kambing dan sapi.

Di Wonolopo Integrated Farm ini juga membudidayakan magot untuk pakan ikan.
‘’Sebanyak 90% biaya adalah di peternakan. Jadi kita tanam pakannya atau sediakan pakannya, tanpa beli. Pertanian 80% biaya di pupuk dan obat-obatan. Kita punya pupuk sendiri dan buat obat sendiri,’’ kata Judi.

Konsep Warung Kopi Bersamamu, apa yang ada di kendang, kolam dan kebun dimasak di joglo yang berfungsi sebagai rumah makan. Sudah tiga bulan berjalan Kawasan seluas 3,3 hektare itu hanya dikelola oleh 6 orang karyawan.

‘’Mohon doa restu mudah-mudahan Kawasan ini kelak menjadi edu wisata dan agrowisata yang menarik utamanya untuk warga Kota Semarang,’’ kata Judi. (Nenden)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *