Amalan Dzikir Pagi Petang, Agar Terhindar dari Mara Bahaya

Amalan Dzikir Pagi Petang, Agar Terhindar dari Mara Bahaya
Amalan Dzikir Pagi Petang, Agar Terhindar dari Mara Bahaya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Susunan dzikir pagi dan juga dzikir petang ini sebenarnya bebas. Boleh dibolak-balik kalau memang kita tidak hafal susunannya. Yang penting kita jangan lepas dari dzikir pagi dan dzikir petang, karena kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa berlindung kepada-Nya.

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS Al-A’raaf: 205)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Supaya kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang lalai, maka, kita sebut nama Allah. Kita berdzikir dengan doa, dengan dzikir-dzikir dari Al-Qur’an, hadis dan wirid-wirid dengan merendahkan hati kita dan diri kita di hadapan Allah dengan penuh rasa takut.

Dengan kita mendisiplinkan dzikir pagi dan petang, sesungguhnya kita berada di dalam siklus orang-orang yang tidak lalai karena kita senantiasa mengingat Allah. Begitu datang pagi, kita berdzikir. Datang sore, kita juga berdzikir.

Berikut dzikir pertama dari susunan dzikir pagi petang,

Pertama:

A’udzu bikalimatillahittammati min syarri maa khalaq.

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya”.

Kemudian:

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya: “Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam beberapa dzikir yang bukan termasuk ayat Qur’an, saya menggunakan dhamir atau kata ganti ‘saya’ dan ‘kami’. Sebagai contoh, Allahumma ajirnii minan naar, yang menggunakan kata ganti ‘saya’, kemudian, saya lebih suka memakai Allahumma ajirnaaminan naar, yang menggunakan kata ganti ‘kami’.

Sebenarnya saya memang lebih senang pake “ajirnaa” yang memakai dhamir nahnu, bukan “ajirnii” Kita bayangkan keluarga kita semuanya. Termasuk saya bilang, keluarga kita, keluarga muslimin-muslimat seluruh Indonesia, seluruh dunia. “Ajirnaa”-nya buat rame-rame.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *