Banyak Saudara Kita Belum Bisa Membaca Al-Qur’an, Kenapa Malu Belajar Pada Usia Dewasa?

Banyak Saudara Kita Belum Bisa Membaca Al-Qur’an, Kenapa Malu Belajar Pada Usia Dewasa?
Banyak Saudara Kita Belum Bisa Membaca Al-Qur’an, Kenapa Malu Belajar Pada Usia Dewasa?
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Masrifan Djamil, ustadz / muballigh / khotib di beberapa masjid/majelis taklim di beberapa kab/kota di Jateng dan Majelis Taklim DAKWAH dari BANYUMANIK (MT DdB – online)

Hajinews.id – Muslim di negeri kita berasal dari berbagai kultur (budaya). Ada yang lahir di kampung yang banyak santri dan ustadznya (satu kecamatan biasanya ada kauman atau kelurahan/desa lain sejenis tetapi tanpa nama kauman), dimana budayanya amat kondusif untuk seorang muslim/muslimah secara naluriah bisa membaca Al-Qur’an. Bagaimana bisa? Ya, di kultur seperti ini, semua anak-anak datang ke TPQ belajar Al-Qur’an dari awal, secara berjamaah. Ortu memfasilitasi anak agar datang, dibelikan pakaian yang sejenis (koko dan pakaian muslimah), buku yang dipakai (misal UMMI, IQRO’, QIROATI dll).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Anak-anak saling mendorong, gembira untuk belajar Al-Qur’an, biasanya waktunya setelah ashar atau setelah maghrib. Seorang anak akan malu (dan juga diejek) kalau sampai besar belum bisa membaca Al-Qur’an. Ada event dimana kultur ini dikuatkan, misalnya lomba-lomba pada bulan tertentu (Maulud, Rajab, Muharrom atau Romadlon).

Ada juga anak-anak muslim yang lahir di kompleks yang tidak ada tradisi seperti diatas, tak ada TPQ di sekitar perumahannya, hanya mengandalkan pelajaran agama di sekolah umum atau jika ortunya sadar, diundangkan ustadz ke rumah untuk belajar membaca Al-Qur’an. Maka anak-anak muslim di komunitas ini tidak bisa lancar membaca Al-Qur’an seperti saudaranya yang di komunitas santri. Penyebabnya karena al tak ada kompetisi dan komunitas tidak mendorong ke arah itu. Bahkan ada anak muslim yang sama sekali tidak bisa membaca Al-Qur’an, maka di masa dewasa sampai tua, meskipun sudah sukses di berbagai bidang kehidupan, tetap buta huruf qur’an.

Ada juga anak muslim yang lahir di perumahan, tetapi ada aktivis muslim yang menggerakkan jamaah di masjid dan dibangun TPQ. Kultur ini lebih terpelajar karena komunitas berasal dari kelompok atau lapisan menengah ke atas dalam strata sosial ekonomi. Budaya kauman masih kuat, sehingga anak-anak terbiasa belajar membaca Al-Qur’an dan ada “fastabiqul khoirot” (berkompetisi sehat) di kalangan anak-anak.

Bagaimana status Anda sekarang terhadap Al-Qur’an?

Pertanyaan dasar: Wajibkah seorang muslim membaca Al-Qur’an? Untuk menjawab pertanyaan pokok itu, mari kita urutkan, agar kita paham, bukan “terpaksa” karena diwajibkan.

Islam adalah agama samawi, semua ajarannya didasari wahyu yang diberikan kepada manusia terpilih sebagai Rasul atau Nabi. Rasul menjabarkan Al-Qur’an secara praktik kerja hati, ucapan dan amalan. Maka Islam dibangun atas atau mendasari kepada Al-Qur’an dan Sunnah (diantaranya hadits). Wahyu yang turun kepada Nabi kita Muhammad ﷺ tentang fungsi Al-Qur’an amat banyak, namun kita sebut beberapa disini:

Al-Qur’an adalah petunjuk untuk orang yang bertaqwa

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (QS Al-Baqarah [2]: 2)

Obat hati, petunjuk, berita gembira dan rahmat bagi orang mukmin

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin. (QS Yunus [10]: 57)

هُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ

(sebagai) petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang mukmin (QS An-Naml [27]: 2)

وَاِنَّهٗ لَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin. (QS An-Naml [27]: 77)

Penjelas segala sesuatu, petunjuk bagi orang Islam

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ ࣖ

Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. (QS An-Nahl [16]: 89)

Jadi sebagai muslim kita wajib memahami Al-Qur’an. Maka langkah awal adalah belajar membaca (belum paham maknanya dan tafsirnya tak mengapa, karena membaca Al-Qur’an mendapat pahala 10 kebaikan setiap satu hurufnya). Dan selanjutnya untuk paham makna dan tafsirnya, seseorang pembelajar harus memiliki alat apa saja? Mari kita list di bawah ini.

  • Terjemah Al-Qur’an (Edisi Kemenag dll, sekarang luar biasa banyak terbitan Al-Qur’an lengkap dengan terjemah dan tajwid, kisah-kisah, asbabun nuzul dll)
  • Bahasa Arab beserta perangkat lainnya (ilmu nahwu dan shorof dll)
  • Kitab/Buku Tafsir bahasa Indonesia (HAMKA, Quraisy Shihab dll)
  • Kitab Tafsir bahasa Arab bagi yang mampu berbahasa Arab (kitab gundul atau kitab kuning)
  • Kitab Hadits, dll yang terkait dengan usaha memahami Al-Qur’an (balaghoh dll).

Ayo belajar Al-Qur’an (online) sebelum bertemu Allah SWT

Sekarang jaman maju, seseorang bisa belajar membaca Al-Qur’an melalui zoom, video off atau on, rename atau nama asli.

Pandemi COVID-19 memang memporak-porandakan tata kehidupan kita sebelumnya, banyak kisah kerugian dan kerusakan sampai kematian. Namun dibalik itu ada fadhilah yang luar biasa, yakni belajar secara ONLINE (daring).

Fasilitasnya juga luar biasa. Dari mana saja kita bisa join (se dunia), bisa ditutup videonya jika ada “rasa malu” wong sudah dikenal sebagai pengusaha hebat, pejabat tinggi, anggota DPR, guru besar, doktor dll kok belum bisa membaca Al-Qur’an. Atau malah join dengan menggunakan akun nama lain, agar tersamar. Ada juga fasilitas RENAME (ubah nama pada video Anda) sehingga Anda bisa nyaman mengikutinya.

Sungguh sedih dan menyesal kalau sampai ajal, dipanggil Yang Memiliki Petunjuk bagi kita, sebagai seorang muslim kita tak bisa sama sekali membaca kitab suci yang fungsinya sebagai pedoman hidup dan petunjuk bagi kita.

MMD, 16 September 2021

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *