Haedar Nashir: Implementasi Gerakan Literasi Muhammadiyah, Langkah Cerah Bangun Peradaban Bangsa

Haedar Nashir: Implementasi Gerakan Literasi Muhammadiyah, Langkah Cerah Bangun Peradaban Bangsa
Haedar Nashir: Implementasi Gerakan Literasi Muhammadiyah, Langkah Cerah Bangun Peradaban Bangsa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id –  Muhammadiyah telah menjadi pelopor lahirnya gerakan literasi seperti gerakan untuk membaca, menulis dan menyebarluaskan pikiran-pikiran yang bersifat dakwah dan tajdid. Karena sejak tahun 1915, KH Ahmad Dahlan bersama para kolega terutama Fakhruddin muda telah memulai lahirnya majalah bernama ‘Suara Muhammadiyah‘ sebagai media Islam yang tertua dan pertama yang memperkenalkan bahasa Indonesia sejak tahun 1921 sebagai bahasa resmi.

Padahal pada saat itu bahasa Indonesia belum memiliki komitmen untuk menggunakan bahasa Indonesia, sampai kemudian sumpah pemuda pada tahun 1928. Muhammadiyah melalui Aisyah pada tahun 1926 juga telah melahirkan ‘Suara Aisyah’ sebagai media untuk kaum perempuan Islam yang sekaligus merupakan perintis pelopor media perempuan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ulasan sejarah tersebut disampaikan Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyyah Haedar Nashir, dalam tayangan ‘Gerakan Literasi Muhammadiyah‘ yang diunggah melalui channel YouTube tvMu Channel, Rabu (23/9/2021).

Haedar menambahkan, sejak saat itu perjalanan Muhammadiyah selalu lekat dengan gerakan literasi. Bagaimana mendidik, mengedukasi, melatih anak-anak bangsa dan kaum muslimin untuk melek membaca, melek huruf dan melek menulis. Tradisi ini merupakan lompatan saat itu ketika kaum muslimin belum terbiasa dengan literasi media modern.

Langkah Cerah bagi Anak Bangsa

Muhammadiyah melakukan gerakan literasi karena di dalamnya terdapat api Islam berkemajuan, yaitu ada api Islam yang ingin mencerdaskan kehidupan yang merujuk kepada iqra’. Seperti wahyu pertama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-‘Alaq yang mengandung tentang perintah iqra’.

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ – ١

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,”

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ – ٢

Artinya: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ – ٣

Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,”

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ – ٤

Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena”

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ – ٥

Artinya: “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Haedar menjelaskan, arti iqra’ disini adalah iqra’ dalam makna yang luas, membaca literal, secara verbal, secara teks, maupun membaca dalam makna mengkaji, mengeksplorasi melakukan studi bahkan membaca ayat-ayat semesta sebagai bagian dari jiwa iqra’. Tetapi juga tidak sembarang iqra’. Iqra’ yang bersifat yang lahir dari perintah Ilahi untuk membaca Al-Qur’an, membaca semua ilmu pengetahuan, membaca ayat-ayat alam semesta

“Dan inilah yang menjadi rujukan iqra’ yang bersifat kerisalahan Nabi. Dan dari iqra’ inilah yang terintegrasi dengan ayat-ayat aqidah, imam, ibadah serta seluruh dimensi muamalah duniawi,” ujar Haedar.

Dari Iqra’ untuk Literasi

Haedar mengungkapkan, bahwa Islam hadir menjadi pembangun peradaban yang mengeluarkan umat manusia dari era jahiliyah yang saat itu dalam kebodohan segala hal menjadi era baru Madinah Al Munawwarah yaitu era peradaban yang cerah dan mencerahkan yang lahir dari agama, yang lahir dari nilai-nilai Ilahi, yang lahir dari nilai-nilai kerisalahan. Karena di dalam Al-Qur’an bertebaran ayat tentang manusia disuruh berfikir juga dalam tradisi literasi.

Seperti dalam Al-Qur’an Surah Al-Qalam ayat 1 yang berbunyi:

نٓ‌ ۚ وَالۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُوۡنَۙ

Artinya: “Demi pena dan apa yang mereka tuliskan,”

Muhammadiyah dengan merujuk pada tradisi iqra’ yang bersifat melintas sehingga melahirkan gerakan literasi agar kaum muslimin cerdas berilmu, berkeadaban, dan berperadaban tinggi. Setelah itu, perjalanan Muhammadiyah terus melahirkan ikhtiar-ikhtiar untuk menyebarkan tradisi literasi melalui media cetak kemudian pada poin terkahir melalui media elektronik.

“Lebih khusus dengan kelahiran tvMu, televisi Muhammadiyah yang merupakan televisi resmi satu-satunya milik Muhammadiyah secara nasional dan global dibawah pimpinan pusat Muhammadiyah,” kata Haedar.

Implementasi Literasi, Bangun Keadaban dan Peradaban

Dengan tradisi literasi, Haedar berharap kepada masyarakat untuk menjadi insan yang cerdas. Dalam arti, orang yang senantiasa berfikir secara mendalam, mengolah secara pemikiran, hidup akal budinya, kritis dan membawa pada perubahan yang lebih baik.

“Kita berharap bahwa dengan gerakan literasi yang diusung oleh seluruh bagian yang ada diperserikatan seperti majelis, lembaga, amal usaha, organisasi otonom dan media-media diberbagai institusi perserikatan resmi Muhammadiyah untuk terus menggelorakan pikiran-pikiran Islam yang mengembangkan ijtihad sehingga melahirkan Islam berkemajuan yang membangun peradaban,”

Selanjutnya, gerakan literasi Muhammadiyah diharapkan mampu membawa dan menyebarluaskan semangat untuk berilmu pengetahuan. Kaum muslimin harus memiliki tradisi ilmu termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19, selain pendekatan ruhaniyah, spiritual tetapi tidak kalah pentingnya yaitu pendekatan nasional ilmiah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 36 yang berbunyi:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya,”

Menurut Haedar, tradisi literasi harus dikembangkan di dalam media cetak maupun elektronik agar pandai memilih berita dan segala hal. Sehingga masyarakat menjadi orang-orang yang melek terhadap literasi.

Terkhusus dengan kehadiran media sosial, lanjut Haedar, mengatakan bahwa media sosial adalah realitas baru yang masyarakat hadapi. Bahkan media sosial bukan hanya lagi menjadi realitas maya, tetapi juga menjadi realitas nyata.

“Sejak bangun sampai tidur kembali orang tidak lepas dari media sosial,” kata Haedar.

Menghindari Distraksi Media Sosial

Haedar menyebut dengan hadirnya media sosial masyarakat dapat berbagi informasi dengan cepat, berbagi ilmu, merujuk kepada berbagai sumber pengetahuan. Selain itu, dengan hadirnya media sosial juga kita dapat bersilaturahmi dan melakukan kegiatan muamalah duniawi.

Tetapi jika kita tidak pandai dan memiliki literasi yang mempuni, kita akan terjebak di dalam rendahnya literasi dan peradaban. Seperti hoaks, ujaran kebencian, provokasi dan lain sebagainya.

Media sosial juga akan membuat kita sia-sia dan tidak produktif. Melalui media sosial kita bisa merendahkan orang lain, kita bisa membicarakan keburukan-keburukan serta aib orang lain.

Maka dalam konteks ini gerakan literasi Muhammadiyah, Aisyah dan semua bagian yang ada diperserikatan perlu menyatukan langkah untuk menghidupkan gerakan literasi yang cerdas mencerahkan dan membangun peradaban.Gerakan literasi Muhammadiyah harus bisa memanfaatkan seluruh media baik media sosial, media cetak maupun elektronik untuk kepentingan dakwah dan tajdid.

“Karena kita memiliki tugas utama untuk menggerakkan media,” tegas Haedar.

Bermedsos dengan Akhlak dan Budi Pekerti

Lebih lanjut, Haedar menuturkan bahwa kehadiran media sosial dapat menumbuhsuburkan semangat untuk mencari ilmu, mengasah akal Budi, mencerdaskan kehidupan bangsa. Haedar berharap kepada masyarakat untuk menjadi pelaku yang cerdas berilmu dalam berliterasi. Sehingga dapat menjadi orang yang terdepan dalam literasi cerdas mencerahkan.

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق

“Jadikan media cetak, media elektronik, media sosial untuk membangun keadaban dan peradaban yang mulia,” urai Haedar.

Terakhir, Haedar berharap dengan gerakan literasi Muhammadiyah, pihaknya akan menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan yang mencerahkan semesta. Gerakan literasi Muhammadiyah harus mampu mencerdaskan umat, bangsa dan dunia.

Sumber: akurat

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *