5 Jenis Ujian yang Umum Dialami Pasangan Menikah, Buat Bekal Mental!

ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Hajinews.id – Saat melihat pasangan yang romantis di media sosial, tak pelak membuat anak muda berpikir untuk segera menikah. Rasanya, kok, indah sekali, ya, kehidupan pernikahan itu. Bisa selalu bersama dengan pasangan yang anda cintai. Betul?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ya, pernikahan memang indah. Tapi, banyak ujiannya juga. Maka dari itu, selain persiapan finansial, butuh persiapan mental juga. Karena ada beberapa jenis ujian yang umum dialami oleh pasangan menikah, yang bisa saja akan kamu temui juga nantinya.

Ingin tahu, ujian apa aja yang sering menanti pasangan menikah? Simak terus pembahasannya berikut ini, yuk!

1. Kondisi finansial

Ujian pertama yang kerap ditemui oleh pasangan menikah, adalah ujian finansial. Terutama bagi lelaki yang bertanggung jawab menjadi imam keluarga, kamu gak bisa menghabiskan uang seenaknya ketika sudah punya istri dan anak. Wajib beri nafkah ke mereka!

Sebagai wanita, juga gak bisa hanya bertopang dagu mengandalkan penghasilan dari suami semata. Kondisi keuangan keluarga jadi sangat berisiko. Maka dari itu, sekalipun kamu memutuskan menjadi ibu rumah tangga penuh, sebaiknya tetap cari sumber penghasilan, sebagai ban serep bila ada hal tak terduga pada sumber pendapatan utama.

Dengan kondisi keuangan yang aman, peluang cekcok di rumah tangga pun bisa ditekan. Pernikahan kalian jadi damai!

2. Mengasuh dan mendidik anak

Melihat bayi yang “unyu-unyu”, rasanya pengin juga segera punya momongan. Eits, jangan membuat keputusan tergesa-gesa dulu. Bayi memang lucu. Tapi, sebagai orangtua, anda punya tanggung jawab yang besar terhadap pengasuhan dan pendidikan buah hatimu nanti.

Bayi yang dulunya imut dan menggemaskan, akan jadi sumber stres apabila cara mengasuhnya kurang tepat. Ia akan tumbuh jadi anak keras kepala, manja, dan banyak permasalahan lain.

Makanya, jangan cuma lihat lucunya saja. Tapi pastikan pula anda sudah punya bekal atau ilmu memadai bagaimana mengasuhnya dengan baik ketika nanti dikaruniai buah hati. Agar ia tumbuh jadi anak yang bahagia dan gak jadi sumber makan hati.

3. Kekurangan diri dan pasangan

Saat pacaran, atau di awal-awal pernikahan, anda masih dalam euforia cinta, sehingga melihat pasangan seperti tidak punya salah. Namun, dengan semakin berjalannya waktu, kalian jadi lebih terbuka, sehingga baru ketahuan, berbagai kekurangan diri masing-masing.

Ini yang umum jadi sumber cekcok, apabila baik anda dan pasangan gak punya sifat legawa untuk berusaha menerima kekurangan pasangan, ataupun berusaha memperbaiki kekurangan diri. Karena itu, kalau kamu egonya masih tinggi, sulit untuk dibilangin dan keras kepala, jangan nekat nikah dulu. Perbaiki dulu sikapmu supaya bisa menoleransi kekurangan orang lain, dan gak gengsi untuk mengakui kekurangan diri, serta berusaha membenahinya jadi pribadi lebih baik.

4. Ujian keluarga

Saat pacaran, interaksi dengan orangtua masing-masing, ataupun keluarga yang lain, masih minimal. Berbeda ketika sudah menikah. Keluarga kalian jadi menyatu. Dan ini, yang kerap jadi sumber malapetaka, kalau hubunganmu dengan keluarga pasangan gak baik-baik saja.

Mertua yang terlalu ikut campur urusan keluarga, keluarga besar yang sering bikin rusuh, dan banyak permasalahan lain yang perlu kamu dan pasangan hadapi. Bila kalian gak cukup siap secara mental, permasalahan tersebut akan menyebabkan rumah tangga selalu diliputi ketegangan. Bahkan bukan tak mungkin, anda dan pasangan jadi sering bertengkar karena pihak ketiga, yakni keluarga sendiri.

5. Waktu luang

Sering kali konflik suami istri terjadi, akibat ada pihak yang masih berharap bisa tetap melakukan kebiasaan ketika ia lajang, padahal statusnya sudah berbeda sekarang. Yang mesti kamu garis bawahi, saat sudah menikah, waktumu jangan disamakan ketika masih sendiri atau waktu dulu pacaran.

Setelah berkeluarga, otomatis waktu luangmu akan berkurang. Dulu yang habis pulang kerja langsung main games, harus dikurangi. Ada keluarga yang mesti diperhatikan. Dulu yang pulang kantor seliweran nongkrong di kafe, gak bisa begitu lagi. Ada pasangan yang mesti dipenuhi kebutuhannya. Jadi, kudu pintar membagi waktu antara diri sendiri, keluarga, dan berbagai sektor kehidupan yang lain.

Mudah-mudahan dari uraian tadi bisa segera sadar, ya, kalau menikah itu bukan perkara sepele. Gak hanya siap finansial, tapi juga mental. Karena ada banyak ujian yang menanti. Gimana, anda sudah siap atau belum, nih, ke pelaminan?

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *