Skenario Terburuk! BPK Ungkap Jika Pandemi Gagal Ditangani, Kemiskinan dan Utang Melambung

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Jakarta, Hajinews.id – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada lima tahun ke depan, yaitu pada 2021-2026, dalam empat skenario.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Skenario itu termuat dalam Buku Pendapat Strategic Foresight BPK yang diluncurkan pada hari ini, Kamis, 21 Oktober 2021. Foresight BPK disusun menggunakan metode scenario planning dan data yang bersumber dari hasil pemeriksaan BPK, tren dalam negeri, regional, dan global.

Ketua BPK Agung Firman Sampurna menjelaskan, skenario-skenario tersebut bukan prediksi tentang masa depan, tapi sarana untuk melihat kembali berbagai asumsi tentang masa depan.

“Agar kita tidak terlena dengan harapan-harapan dan agar kita mampu melihat lebih jernih kesiapan menghadapi masa depan,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 Oktober 2021.

Adapun skenario ketiga atau terburuk, dinamai skenario Tercerai-berai Terhempas Lautan. Skenario ini menggambarkan masa depan yang penuh risiko dan bahaya. Pada skenario ini, respon pemerintah terhadap krisis kurang efektif dan tingkat keparahan pandemi makin memburuk.

Pada skenario tersebut, program vaksinasi yang diselenggarakan secara besar-besaran oleh pemerintah dan swasta tidak mampu mengimbangi keganasan dan persebaran virus. Akibatnya, angka kematian akibat Covid-19 di semua usia meningkat tajam hingga mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selain itu, banyak rumah sakit di kota-kota menengah dan kecil tutup karena tak tersedia obat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Dokter dan perawat pun berguguran dalam menjalankan tugas melawan Covid-19.

“Penambahan pemakaman baru tidak mampu menampung tingkat kematian yang tinggi. Pengembangan vaksin Merah Putih menghadapi banyak masalah di bidang sumber daya manusia, pendanaan, dan peralatan,” seperti dikutip dari Buku Pendapat Strategic Foresight BPK.

BPK juga menuliskan, dalam skenario terburuk itu, dukungan finansial dan layanan dasar yang dicakup dalam skema jaminan kesehatan nasional terus menurun, dan menjadi salah satu sebab utama keruntuhan sistem kesehatan nasional.

Pasien yang memerlukan layanan cuci darah atau operasi jantung tak tertangani, meningkatkan kematian di kalangan warga yang tak terpapar Covid-19. Keluarga-keluarga yang memiliki anak kecil pun sulit mendapatkan layanan imunisasi dasar, seperti polio dan difteri.

Dalam situasi ini pula, terjadi kelangkaan tabung oksigen yang menimbulkan kepanikan di mana-mana. Akibatnya, suasana mencekam meluas di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Dari sisi ekonomi, kata BPK lewat skenario terburuknya itu, terlihat daya beli masyarakat menurun dan kemiskinan meningkat tajam. Penyaluran bantuan sosial bagi keluarga miskin dan masyarakat terdampak menghadapi persoalan serius karena masalah birokrasi, data, dan dana. PDB pun mengalami kontraksi.

Kondisi lainnya, kesinambungan fiskal tidak terjaga pada tahun 2026. Utang pemerintah meningkat, sehingga rasio utang terhadap PDB mendekati batas yang diperkenankan undang-undang. Peningkatan juga terjadi pada debt service ratio, sementara penerimaan negara anjlok.

“Peningkatan belanja meningkatkan risiko mandatory spending, di antaranya moral hazard dan kualitas belanja yang tidak dikelola dengan baik sehingga mempersempit ruang fiskal,” tulis BPK.

Dalam skenario terburuk ini, defisit APBN terhadap PDB melebihi batas yang diperkenankan Undang-undang. Non-performing loan (NPL) rate yang menggambarkan tingkat risiko gagal bayar terjadi di seluruh segmen, mulai dari korporasi hingga mikro.

Selain skenario ketiga atau terburuk, BPK juga mencatat tiga skenario lainnya. Pertama, skenario Berlayar Menaklukkan Samudera, yaitu ketika respons pemerintah terhadap krisis menjadi lebih efektif dan tingkat keparahan pandemi mereda.

Kedua, skenario Mengarung di Tengah Badai, di mana respons pemerintah terhadap krisis menjadi lebih efektif di tengah pandemi yang makin memburuk. Selain itu, BPK menyebut ada skenario keempat yaitu skenario Kandas Telantar Surutnya Pantai yang ditandai dengan meredanya pandemi namun respons pemerintah terhadap krisis kurang efektif.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *