Hikmah Pagi : 3 Hal untuk Merasakan Manisnya Iman

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Hajinews.id – Dalam hadits, iman digambarkan bisa dirasakan manisnya. Ada 3 hal untuk merasakan manisnya iman.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu suatu hari mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka.”

Hadits ini statusnya Shahih dan bisa diterima dan diamalkan isinya. Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ibnu Hibban.

Ibnu Bathal dalam “Syarah Shahih Al-Bukhari” (I: 66) menyebutkan bahwa makna manisnya iman adalah merasa nikmat ketika berbuat ketaatan serta menanggung berbagai kesusahan untuk menggapai rida Allah dan Rasul-nya. Ia lebih memilih keduanya daripada harta benda dunia karena menginginkan akhirat.

Ada tiga hal yang membuat orang bisa merasakan iman ketika ketiga hal ini berada dalam dirinya.

Pertama, menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya melebihi apapun. Cinta hamba kepada Allah adalah dengan komitmen untuk taat dan berhenti dari kemaksiatan. Dalam surah Ali Imran 31, disebutkan bahwa tanda cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti Rasul-Nya.

Sedangkan mencintai Rasulullah adalah dengan komitmen dengan syariat, mengikuti dan mentaatinya. Cinta Rasul adalah sebagian daripada iman.

Suatu hari, ada orang saleh ditanya, “Apa itu cinta?” Maka olehnya dijawab, “Kesesuaian (kecocokan) hati dengan kehendak (maksud) Allah Azza wa Jalla. Engkau mencintai apa yang dicintai-Nya dan membenci apa yang dibenci-Nya.”

Kedua, mencintai seseorang karena Allah. Misalnya sesama saudara mukmin itu adalah saudara. Salah satu orang yang akan mendapat naungan di hari kiamat nanti adalah yang saling mencintai karena Allah Ta’ala.

Jadi ketika mencintai orang, acuan utamanya karena Allah. Dengan demikian, dia tidak mudah terjerumus pada cinta semu sehingga membuatnya malah menjauh dari ketaatan.

Ketiga, benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka. Menurut Ibnu Bathal maknanya : orang yang merasakan manisnya iman dan rasa itu sudah bercampur dengan hatinya, ia tahu bahwa orang kafir pasti masuk neraka. Ia pun membenci kekafiran karena dia juga benci masuk neraka.

Orang kalau sudah merasakan manisnya iman, maka ketika benci pada segala kekufuran dan neraka, maka hidupnya akan diisi dengan keimanan dan ketakwaan. Orientasinya pun akhirat. Waktunya dimaksimalkan untuk menyiapkan bekal akhirat.

Jadi, 3 hal untuk merasakan manisnya iman: Pertama, menjadikan cinta Allah dan Rasul-Nya melebihi apapun. Kedua, mencintai karena Allah. Ketiga, benci pada kekufuran dan neraka.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *