Gus Baha: Nafsu itu Jangan Diingkari Tapi Harus Dikelola

Nafsu itu Jangan Diingkari Tapi Harus Dikelola
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Manusia diciptakan lengkap disertai akal dan nafsunya, maka nafsu itu jangan diingkari tapi harus dikelola.

Ketika nafsu itu mendorong manusia jadi ambisius untuk hal duniawi, maka seharusnya nafsu tersebut mesti dijaga untuk hal yang bersifat ukhrawi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam hal ini, Gus Baha menyebutkan bahwa kalau kita bisa ambisius untuk duniawi, nafsu seperti itu tidak usah dihilangkan melainkan ambisinya untuk urusan akhirat.

Berikut paparan tausiyah yang disampaikan oleh Gus Baha, sebagaimana dilihat dari vidio yang diunggah di kanal YouTube Ngatur Jiwo, tanggal 29 Oktober 2021.

Gus Baha menceritakan bahwa, apa yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz akhirnya jadi satu metode masyhur, yaitu metode bahwa nafsu jangan diingkari tapi dikelola.

Maka masyhur apa yang dikatakan orang tasawuf bahwa nafsuka mathiyatuka farfuq biha maknanya adalah nafsumu itu kendaraanmu menuju Allah.

“Jadi ambisius itu sah, kalau kita bisa ambisius untuk hal-hal duniawi, harusnya nafsu ambisius mesti kamu jaga untuk hal-hal yang bersifat ukhrowi”, kata Gus Baha.

“Kalau kita bisa ambisius untuk hal-hal duniawi harus berhasil, nafsu seperti itu tidak usah kamu hilangkan, cuma ambisinya untuk hal-hal akhirat”, lanjut Gus Baha.

“Maka kata Umar bin Abdul Aziz, jadi waktu saya suka dunia saya bersikeras, sekarang saya suka akhirat pun harus bersikeras, termasuk dengan cara zuhud meninggalkan fasilitas duniawi”, ungkapnya.

“Justru ketika beliau berstatus Amirul Mukminin itu luar biasa, akhirnya berhasil, dia membuat gerakkan pencatatan hadits secara masif, sedunia waktu itu digerakkan oleh Umar bin Abdul Aziz”, tambahnya.

“Umumnya khalifa itu menggalakan pajak dan pungli, tapi dia menggerakan penulisan hadits dengan status presiden”, tambahnya lagi.

“Jadi diumumkan, siapa yang punya riwayat hadits satu atau dua lapor saya, lapor dan dicatat Imam Zuhri”, kata Gus Baha.

“Sampai ada sahabat yang hanya punya kenangan dengan Nabi satu hadits, itu pun tercatat, karena lapor, saya pernah ketemu Nabi sekali tapi tercatat, padahal bertemu Nabi hanya sekali”, lanjutnya.

“Itu berkahnya Umar bin Abdul Aziz semua dicatat, seperti pendataan zaman sekarang, orang miskin daftar disini, didata untuk menerima bantuan bansos, lalu semua pun mendadak miskin”, ungkapnya.

“Nah itu zaman Umar bin Abdul Aziz begitu, siapa yang punya riwayat hadits, lapor lalu ditulis jadi gerakannya nasional”, pungkasnya. [sukabumi]

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *