Gus Ghofur mengaku dirinya sering mendapat keluhan dari jamaah dan santri jika Gus Baha sangat sulit ditemui.
Putra Mbah Maimoen Zubair atau Mbah Moen itu lantas berkelakar jika Gus Baha sulit ditemui karena dia memiliki tarekat.
Hal tersebut disampaikan Gus Ghofur dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @gayengco pada Senin, 1 November 2021.
Dalam video tersebut, Gus Ghofur menggojlok Ulil Abshar Abdalla yang merupakan menantu Gus Mus atau Gus Ulil dan Gus Baha.
“Tarekatnya kyai yang dididik di Sarang (Rembang) itu berbeda dengan tarekatnya wali,” ujar Gus Ghofur.
Menurut Gus Ghofur, tarekatnya kyai-kyai itu adalah mengajar. Karena itulah lanjut Gus Ghofur, di Sarang sangat fanatik terhadap mengajar.
“Mbah saya, Mbah Mad kalau ngaji itu jam 12 malam bangun dan mengajar kitab Ithaf Al-Saddah Al-Muttaqin,” lanjut Gus Ghofur.
“Gus Ulil kalau berani baca kitab Ithaf Al-Saddah Al-Muttaqin diajarkan jam 12 malam jadi wali Anda Gus Uli,” canda Gus Ghofur.
Gus Ghofur menjelaskan jika hal itu sudah menjadi tarekat, dan syaratnya menjadi tarekat jika hal tersebut sudah dilakukan dengan istiqomah.
“Jika sudah menjadi tarekat, tidak boleh ditinggalkan kecuali terpaksa,” terang Gus Ghofur.
Gus Ghofur kemudian menceritakan jika dirinya sering mendapat keluhan dari para santri dan jamaah soal Gus Baha.
Putra Mbah Moen itu mengatakan banyak jamaah dan santri yang mengeluh jika putra Kyai Nursalim Rembang itu sulit ditemui.
“Gus Baha kok sulit ditemui, kenapa? Oh itu dia punya tarekat,” kata Gus Ghofur sambil tertawa.
Seperti diketahui, tradisi gojlok-gojlokan di internal Nahdhatul Ulama merupakan hal lumrah dan sering terjadi dalam berbagai kesempatan.
Meski biasanya dilakukan oleh para santri untuk menempa mental, namun tak jarang hal itu juga dilakukan para kyai, terlebih kyai-kyai muda.
Tradisi gojlokan itu merupakan ekspresi rasa cinta dan kedekatan antar santri. Semakin akrab maka semakin liberal gojlokannya. [skbm]