Geram! Gubernur Kalbar Usir Wakil 20 Perusahaan Sawit karena Tak Bantu Banjir

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id — Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji telah memanggil 20 perusahaan sawit yang beroperasi di wilayahnya. Dia berharap perusahaan membantu warga yang terdampak banjir.

Namun, ke-20 perusahaan itu tak ada yang sudi memenuhi permintaan Sutarmidji dengan berbagai alasan. Sutarmidji pun geram dan mengusir mereka.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kemarin saya undang 20-an perusahaan perkebunan sawit untuk membantu saudara kita yang terdampak banjir, tapi mereka enak aja jawab; perusahaan mereka tidak di lokasi banjir, harus minta persetujuan atasan dan lain lain. Kesal saya, ya saya usir aja,” kata Sutarmidji dalam keterangan tertulis di Facebook pribadinya, Rabu (10/11).

Menurut Sutarmidji, puluhan perusahaan itu tidak mempunyai nurani dan tanggung jawab. Padahal, kata dia, bencana hidrologi yang terjadi di Kalbar kemungkinan disebabkan oleh aktivitas perkebunan sawit.

“Mereka ini tidak punya hati, sangat kurang peduli dengan masyarakat yang menderita mungkin akibat ulah mereka,” ujarnya.

Ia pun mengecam 20 perusahaan sawit yang menurutnya tak peduli. Ia berkata, pihaknya juga tak akan peduli jika perusahaan itu enyah dari Kalbar.

Ia berharap, perusahaan perusahaan sawit itu menyesal karena tidak mau bertanggung jawab. “Kalau mereka tidak peduli dengan masyarakat Kalbar, ya saya juga enggak peduli mereka ada atau tidak di Kalbar,” ujarnya.

“Semoga ketidakpedulian mereka akan membawa penyesalan yang panjang. Kita lihat aja. Insya Allah kita masih sanggup mengurus masyarakat kita,” imbuhnya.

CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi langsung Sutarmidji lewat pesan singkat dan telepon terkait kelanjutan pemanggilan 20 perusahaan sawit itu. Namun, sampai berita ini tayang, Sutarmidji belum juga merespons.

Sebelumnya, Sutarmidji menyebut penyebab banjir di Kalbar diakibatkan oleh deforestasi dan pertambangan. Ia juga mengakui bahwa lahan hutan di Kalbar sudah banyak beralih menjadi konsesi perusahaan.

Konsesi lahan itu kemudian banyak mengurangi lahan hutan. Ia menyebut akibat konsesi itu, resapan air pun turut berkurang. Imbasnya, ketika musim hujan tiba, air yang turun tidak dapat terserap sehingga mengakibatkan banjir.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *