Salah Kaprah Kata Hasad Menjadi Syirik

Salah Kaprah Kata Hasad Menjadi Syirik
Salah Kaprah Kata Hasad Menjadi Syirik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Achmad Basyuni Abas (Pembelajar)

Apa itu syirik?

Hajinews.id – Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat acapkali kita dengar pernyataan: ‘Syirik Lo! atau “Lo syirik amat sih!’. Sesungguhnya apa sih yang dimaksud dengan kata syirik? Kata ‘syirik’ (شِرْكٌ) berasal dari kata ‘syarika’ (شَرِكَ) yang berarti: berserikat, bersekutu, bersama atau berkongsi, bercampur. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan, atau satu orang mencampur dua atau lebih ke dalam satu urusan. Misalnya satu urusan sesembahan, disamping menyembah Allah juga menyembah makhluq.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam al-Quran, kata syirik dengan berbagai bentuknya disebutkan 227 kali dengan makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya, antara lain:

Persekutuan dalam pemilikan harta, seperti disebutkan dalam surat an-Nisa’: 12:

فَإِنْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَهُمْ شُرَكَاءُ فِي الثُّلُثِ …)

“Jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, …” (QS. an-Nisa’: 12)

Persekutuan dalam merasakan adzab di akhirat, seperti disebutkan dalam surat az-Zukhruf: 39:

وَلَنْ يَنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذْ ظَلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ.

“(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu.” (QS. az-Zukhruf: 39)

Persekutuan dalam kekuasaan atau penciptaan antara Allah dengan berhala-berhala atau makhluk lain ciptaan Allah, seperti disebutkan dalam surat Yusuf: 106 dan Ali ‘Imran: 36:

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلاَّ وَهُمْ مُشْرِكُونَ)

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 106)

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا …

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun …” (QS. an-Nisa: 36)

Pengertian ketiga inilah yang dimaksudkan dengan ‘syirik’, yaitu menyekutukan Allah dengan selain-Nya yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Menurut ar-Raghib al-Asfahaniy, syirik terbagi menjadi dua:

Asy-Syirk al-Akbar ( الشِّرْكُ اْلأَكْبَرُ), syirik besar, yaitu syirik dalam bidang keyakinan, yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaannya dalam hal ketuhanan.

Asy-Syirk al-Ashgar ( الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ), syirik kecil, yaitu menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk memperoleh pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal kebaikan itu seharusnya hanya untuk mencari keridlaan Allah subhanahu wa ta’ala. (al-Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369)

Kedua macam syirik tersebut hukumnya haram, dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuninya kecuali dengan bertaubat sebelum meninggal, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا. (النسآء، 4: 48)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48)

Apa itu Hasad?

Tidak sedikit di masyarakat sering terjadi salah kaprah dalam menggunakan kata, atau dalam kata lain tak sedikit di masyarakat acapkali orang meletakkan kata yang tidak tepat dengan kata yang berbeda artinya dengan maksudnya. Contohnya kata syirik untuk maksud dengki, padahal kata dengki dalam bahasa Arab adalah Hasad dan merupakan penyakit hati.

Rasulullah SAW bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh (manusia) terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Maka ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.

Hasad adalah dengki atau iri hati terhadap orang lain yang mendapat karunia dari Allah SWT. Hasad merupakan penyakit hati yang harus dihindari tiap Muslim agar selamat di dunia dan akhirat.

Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:

اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya. Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar”. (QS. An Nisa: 54).

Di dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, dijelaskan terdapat penyakit hati yang disebut ‘shuhun mutho’ (pelit yang diikuti). Manusia memang mempunyai karakter pelit, tetapi pelit yang tercela. Shuhun mutho’ adalah iri hati atau dengki atau bisa disebut SMS = (senang melihat orang lain susah dan atau susah melihat orang senang).

Penyakit ‘hasud’ adalah sebuah sikap tidak senang apabila orang lain mendapatkan nikmat. Penyakit ini jangan sampai kita pelihara, sebab disamping merugikan orang lain juga merugikan diri sendiri.

Rasulullah SAW pun mewanti-wanti umatnya untuk menjauhkan diri dari hasad sebagaimana dalam sabdanya.

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud)

Kesimpulan

Berangkat dari uraian di atas, maka:

  1. Penggunaan kata dalam kalimat : “Syirik Lo!” atau “Lo syirik amat sih?” Dengan maksud ‘iri hati’, kata syirik tersebut seharusnya adalah “Hasad” yang artinya memang ‘iri hati’.
  2. Perbuatan syirik adalah menyekutukan Tuhan Allah dengan sesuatu (makhluq), hukumnya ‘dosa besar’ yang tidak bisa diampuni jika mati belum sempat bertaubat. Sementara Hasad atau iri hati adalah penyakit hati yang akan merusak dalam pergaulan masyarakat serta merusak diri sendiri.

Rekomendasi

Mari kita semua buang jauh-jauh kedua penyakit non fisik (psychis) yakni Syirik dan Hasad agar kita menjadi sehat jasmani dan rohani sehingga pada gilirannya bahagia dunia dan akhirat, Amin ya mujibassailin…..

Wallahu a’lam bisshowab..
Moga bermanfaat…

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *